LIVE STREAMING Kampung Kesetiakawanan Sosial Saiyo Sakato Padang, Latih Pengemis Menjahit
Pendamping warga binaan desaku menanti, Nurmajayanti mengatakan ada 40 kartu keluarga yang ada disini.
Penulis: Rima Kurniati | Editor: afrizal
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rima Kurniati
TRIBUNPADANG.COM - Hingga saat ini ada kampung pengemis dan gelandangan di Kota Padang yang bernama Kampung Kesetiakawanan Sosial "Saiyo Sakato".
Kampung ini beralamat di Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang serta sudah ada ada semenjak 2017.
Pendamping warga binaan desaku menanti, Nurmajayanti mengatakan ada 40 kartu keluarga yang ada disini.
"104 orang lelaki dan 83 orang perempuan, jumlahnya semua 187 orang," kata Nurmajayanti pada TribunPadang.com pada Selasa (27/8/2019)
Nurmajayanti sudah mendampingi warga binaan ini sejak setahun yang lalu mengatakan setiap hari warga binaan tersebut diabsensi.
• LIVE STREAMING Museum Rumah Kelahiran Bagindo Aziz Chan Pahlawan Nasional Asal Padang
• Paha Kanan Afrirona Korban Insiden Sound System Kemah Budaya Nasional Padang Panjang Dipasang Pen
• OST Sinetron Anak Langit Tayang di SCTV,100% Rock n Roll dari Powerslaves,Lihat Lirik Lagunya
"Mereka diabsensi, jam berapa pulangnya.
Selain itu, setiap tahun mereka diberi pelatihan seperti menjahit, merangkai bunga," jelasnya.
Warga binaan ini diberi rumah gratis dan air dari pamsimas.
"Untuk listrik mereka bayar sendiri dengan token," tambah Nurmajayanti.
Warga binaan ada yang bekerja sebagai peternak, betani, berdagang di pasar.
"Mereka ada yang beternak, berjualan di pasar seperti berjualan minuman, kebutuhan sehari," jelas Nurmajayanti.
Senada, Kepala Dinas Sosil Padang, Afriadi mengatakan kampung ini merupakan program Desaku Menanti dari Kementerian Sosial.
• Lihat Harga Terbaru HP Samsung di Bulan Agustus 2019, Galaxy A20 Harganya di bawah Rp 3 Juta
• TRIBUNWIKI: 4 Tempat Wisata Gratis,Tanpa Pungutan Biaya Masuk di Kota Padang,Lihat Alamat Lengkapnya
"Saat ini ada 40 Kartu Keluarga di sana. Mereka kita beri pelatihan keterampilan.
Jika suka menjahit, kita berikan pelatihan menjahit, merangkai bunga," Jelas Afriadi Senin (26/8/2019).
Afriadi menjelaskan di kampung ini pengemis dan gelandang diberi pelatihan menjahit, merangkai bunga dan lainnya.
Selanjutnya, bagi mereka yang telah bisa mandiri, maka diganti dengan yang lainnya.
"Setelah empat tahun mereka diberi pelatihan, kita evaluasi. Jika sudah mandiri, maka digantikan dengan pengemis atau gelandangan lainnya," jelas Afriadi.(*)