Benteng Van der Capellen Batusangkar, Peninggalan Penjajah Belanda yang Pernah Dijadikan Markas BKR

Benteng Van der Capellen Batusangkar, Peninggalan Penjajah Belanda yang Pernah Dijadikan Markas BKR di Tanah Datar

Penulis: Merinda Faradianti | Editor: afrizal
TribunPadang.com/Merinda Faradianti
Benteng Van der Capellen Batusangkar, Saksi Bisu Pendudukan Belanda di Tanah Datar 

Benteng Van der Capellen Batusangkar, Peninggalan Penjajah Belanda yang Pernah Dijadikan Markas BKR di Tanah Datar 

Laporan Wartawan Tribunpadang.com, Merinda Faradianti

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Kota Batusangkar tak hanya terkenal dengan Istano Basa Pagaruyuang saja.

Batusangkar juga memiliki destinasi wisata sejarah yang wajib dikunjungi.

Di kota tersebut terdapat sebuat benteng yang masih berdiri kokoh.

Berlokasi di Baringin, Lima Kaum, Batusangkar, benteng tersebut adalah Benteng Van der Capellen.

Bangunan benteng masih kokoh dan kuat.

Benteng Van der Capellen Batusangkar, Saksi Bisu Pendudukan Belanda di Tanah Datar

Keunikan Pasar Kuliner Van der Capellen Batusangkar, Pengunjung Wajib Belanja Pakai Koin Capellen

Syahrul seorang juru pelihara benteng Van der Capellen mengatakan awal mulanya benteng hanya berupa bangunan dari kayu-kayu yang dimaksudkan untuk pertahanan.

"Kemudian tahun 1924 dipermanenkan menjadi bangunan tembok. Benteng Van der Capellen selain tempat pertahanan juga menjadi pusat administrasi pemerintahan kolonial," katanya, Senin (12/8/2019).

Benteng Van der Capellen Batusangkar, Saksi Bisu Pendudukan Belanda di Tanah Datar
Benteng Van der Capellen Batusangkar, Saksi Bisu Pendudukan Belanda di Tanah Datar (TribunPadang.com/Merinda Faradianti)

Bangunan benteng yang kokoh dilatarbelakangi untuk kepentingan pertahanan konflik yang sedang terjadi pada saat itu.

Syahrul bercerita, konflik antara kaum adat dan kaum paderi pada saat itu yang terpojok meminta bantuan pada Belanda sebagai kebutuhan sistem pertahanan.

"Nama Van der Capellen diambil dari nama gubernur jendral yang sedang menjabat saat itu," jelasnya.

Benteng yang namanya diambil dari gubernur jendral Godert Alexander Gerard Philip Baron Van der Capellen yang saat itu menjabat.

Surau Nagari Lubuk Bauk, Kisah Buya Hamka hingga Inspirasi Novel ‘Tenggelamnya Kapal Van der Wijck’

Museum Rumah Kelahiran Bagindo Aziz Chan Segera Dicanangkan Jadi Museum Nasional

Dalam perjalanannya tahun 1943-1945 digunakan sebagai markas Badan Keamanan Rakyat (BKR) untuk wilayah Tanah Datar.

Pada tahun 1947 berpindah menjadi markas Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Setelah Belanda meninggalkan Batusangkar, benteng tersebut dijadikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru yang menjadi awal mula IKIP Padang hingga tahun 1955.

"Pada saat terjadinya PRRI tahun 1957 benteng dijadikan markas Batalion 439 Diponegoro dan selanjutnya diserahkan ke POLRI tahun 1960 untuk dijadikan markas Kepolisian.

Benteng Van der Capellen dikosongkan tahun 2001 dan tahun 2008 dimanfaatkan sementara sebagai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab Tanah Datar," paparnya.

Mulai 17 Agustus 2019 Trans Padang Menggunakan Layanan E-Money, Pengguna Wajib Memiliki Brizzi BRI

LINK Download Logo HUT Kemerdekaan RI ke 74 dari Setneg.go.id, Tema HUT: Menuju Indonesia Unggul

Bangunan bergaya Belanda tersebut memiliki dua meriam yang berada di pintu masuk menuju benteng.

"Kemudian juga ada empat buah sel penjara berukuran kecil yang digunakan untuk memenjarakan tahanan yang melenceng dari pemerintahan pada saat itu," pungkasnya lagi.

Syahrul yang menjadi penjaga benteng mengatakan bahwa sel penjara tersebut dulunya diisi sekitar 15-20 orang.

"Sel ini dulu diisi 15-20 orang, sempit-sempit dulunya," ucapnya.

Kayu pada setiap bangunan benteng masih merupkan peninggalan kolonial Belanda.

Di lingkungan sekitar benteng terdapat radio Luhak Nan Tuo yang masih aktif.

"Radio itu baru beberapa tahun di sini. Sekarang benteng ini jadi kantor Dinas Pariwisata Tanah Datar," tambah pria 45 tahun itu.

Cara Mengolah Daging Sapi Jadi Rendang Khas Minangkabau, Resep Rendang Batusangkar dan 50 Kota

Di dalam benteng terdapat ruangan yang dulunya digunakan sebagai gudang pada saat kolonial.

Kemudian di belakang benteng juga terdapat tungku kayu bakar yang digunakan untuk memasak pada saat itu.

"Saya berharap benteng ini tetap sama-sama kita jaga. Ini juga bukti sejarah yang penting bagi Batusangkar," tutupnya.

Pasar Kuliner Van der Capellen

Bila Anda ke Batusangkar jangan lupa singgah ke Pasar Van der Capellen.

Pasar Van der Capellen memiliki tema jajanan jaman dulu khas Minang dan menarik perhatian pengunjung yang ada di Batusangkar.

Pasar kuliner Van der Capellen hadir setiap Minggu dan sudah ada sejak tahun 2018.

Lokasinya berada di Benteng Van der Capellen Batusangkar

Selain jajanan lama khas Minang, baju yang dikenakan penjual berupa "baju kuruang basibah" lengkap dengan peralatan makan jaman dulu.

Koin Capellen menjadi alat transaksi bila berkunjung ke pasar kuliner Van der Capellen Batusangkar. Pasar kuliner ini banyak dikunjungi karena unik dan punya spot foto menarik
Koin Capellen menjadi alat transaksi bila berkunjung ke pasar kuliner Van der Capellen Batusangkar. Pasar kuliner ini banyak dikunjungi karena unik dan punya spot foto menarik (Instagram/pasarvandercapellen)

Selain kuliner, pasar Van der Capellen juga menjadi spot foto yang instagrammable.

Banyak pengunjung yang berfoto bersama untuk mengabadikan momen tersebut.

Pengunjung tak hanya dari Batusangkar saja namun ada juga dari luar Batusangkar.

Seperti Rini yang berasal dari Pekanbaru, mengunjungi pasar Van den Capellen karena melihat postingan teman-temannya di Facebook.

"Saya juga ingin melihat langsung bagaimana makanan di sini. Pasar ini unik sekali, saya banyak melihat teman-teman posting di FB," ujarnya.

Di sana juga terdapat live musik khas Minang seperti talempong, gendang, saluang, dan banyak lainnya.

Untuk berbelanja ada koin khusus yaitu koin Capellen.

Koin yang bisa ditukarkan di meja panitia dengan nominal Rp 2.5.

Kuliner yang ditawarkan beragam.

Mulai dari katupek gulai paku yang sarat dengan bumbu dan pedas, ada juga lamang tapai yang bisa ditukarkan dengan 2 koin Capellen.

Ada juga nasi padeh yang diracik dengan banyak bumbu dan tentunya pedas.

Pasar kuliner unik gaya lama ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat sekitar Batusangkar. (*)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved