Mekkah

BREAKING NEWS - Tiga Jamaah Calon Haji Asal Sumatera Barat Dikabarkan Wafat di Tanah Suci

Kabar duka menyelimuti jamaah calon haji Embarkasi Padang asal Sumatera Barat (Sumbar). Kabar duka kali ini menyusul tiga jamaah calon haji

Penulis: Emil Mahmud | Editor: Emil Mahmud
Tribunnews/Husein Sanusi
Ilustrasi: Para jamaah bersiap memakamkan jenazah almarhum KH Maimoen Zubaer di Makkah, Selasa (6/8/2019). KH Maimoen Zubaer yang meninggal saat beribadah Haji lalu dimakamkan di pemakaman Ma'la, Makkah, Arab Saudi. 

Kabar Duka, Tiga Jamaah Calon Haji Indonesia Asal Sumbar Wafat di Tanah Suci

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Kabar duka menyelimuti jamaah calon haji Embarkasi Padang asal Sumatera Barat (Sumbar).

Kabar duka kali ini menyusul tiga jamaah calon haji asal Sumbar, Indonesia yang dikabarkan meninggal dunia dan dimakamkan di tanah suci.

Informasi yang diterima TribunPadang.com, Sabtu (10/8/2019), ketiga jamaah haji itu yakni Suhari Abu Subari, Layong Kara Ayub, dan Zaini Sirin Hamid.

Suhari Abu Subari merupakan jamaah Embarkasi Kota Padang kloter 14. Ia berasal dari Jorong Koto Bakti Kurnia Selatan, Kecamatan Sungai Rumbai, Kabupaten Dharmasraya.

Laki-laki berusia 88 tahun tersebut wafat pada 22 Juli 2019 pada pukul 17.05 WAS di Rumah Sakit (RS) Madinah dengan diagnosa Respiratory Diseases atau penyakit yang menyerang sistem organ pernapasan.

Jenazahnya dimakamkan di Jannatul Baqi, Madinah.

Lalu, Layong Kara Ayub. Ia merupakan jamaah haji dari kloter 16 yang berasal dari Sungai Durian, Kecamatan VII Koto, Kabupaten Padang Pariaman.

Ia wafat pada 29 Juli 2019 pukul 14.00 WAS di Rumah Sakit Makkah dengan diagnosa gangguan pernapasan.

Almarhum wafat pada usia 72 tahun dan dimakamkan di Sharaya, kota Makkah.

Kemudian, jamaah bernama Zaini Sirin Hamid. Almarhum merupakan jamaah kloter 18 yang berasal dari Rawang Ketaping No 5 RT 003 RW 005, Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang.

Ia wafat saat pemondokkan di kota Makkah pada pukul 04.00 WAS dengan diagnosa cardiovascular diseases (penyakit yang berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah).

Jenazah dikebumikan di Sharaya, Makkah.

"Hingga hari ini, tiga orang jemaah haji yang meninggal. Sementara, jamaah haji yang lain melaksanakan puncak haji dengan wukuf di Arafah.

Lalu, berlanjut bergerak ke Muzadlifah dan Mina, serta kembali lagi ke Mekah," kata Kasi Pembinaan Haji dan Umrah Kemenag Sumbar, Efrizal.

Amanah Jadi Petugas Haji dan Tamu Allah

Asrul, seorang petugas kloter dari Pasaman, Sumatera Barat (Sumbar) bersyukur mendapat amanah dari negara untuk bisa melayani tamu Allah.

Di samping melayani tamu Allah, ia juga mendapatkan bonus untuk menunaikan rukun Islam kelima.

"Rasa syukur yang luar biasa. Tidak lebih dari itu. Kalau bicara bonus, tentu ada bonusnya.

Sembari melayani jamaah, kita juga bisa melakukan ibadah haji," kata Asrul, Rabu (10/7/2019) saat ditemui di Embarkasi Haji Padang.

Menurut Asrul, rezeki yang diberikan Allah kepadanya patut disyukuri.

Bagi Asrul makna haji itu adalah bagaimana kita sebagai manusia bisa mengkaji jati diri.

"Haji adalah hijrah dan kembali kepada jati diri sebenarnya.

Arafah itu kan pengakuan yang tulus atas dosa dan khilaf yang diperbuat.

Oleh karena itu, kita harus mampu mengenal siapa kita dan kita akan kemana," jelas Asrul.

Menuju Arafah, semua jemaah akan mengenakan kain ihram.

Di sana akan terasa, kalau manusia tidak ada apa-apanya di hadapan Allah.

"Jabatan apapun yang kita miliki, kekayaan apapun, terakhir itu memang kain putih yang akan kita bawa menghadap Allah," tambah Asrul.

Sebagai ketua kloter, Asrul bertugas memandu dan memfasilitasi semua pelayanan umum dan juga akan membantu ibadah jemaah.

"Dengan catatan orientasinya bagaimana kita membuat jemaah bisa melaksanakan ibadah sesempurna mungkin," kata Asrul.

Setiap jamaah yang berangkat haji, kata dia, pasti ingin mendapat haji yang mabrur.

Haji mabrur tidak ada balasannya selain surga.

Asrul baru pertama kali berangkat haji.

Namun yang paling esensi, sebagai petugas ia ingin diberikan kesehatan oleh Allah untuk melaksanakan tugas semaksimal mungkin.

Ia mengaku mendapat dukungan penuh dari keluarga.

Sesuai tujuannya, ia ingin membawa tamu Allah mewujudkan cita cita menjadi haji mabrur.

Di dalam menjalani kehidupan, tentu setiap orang memiliki tantangan hidup yang berbeda-beda.

Asrul, petugas kloter dari Pasaman, Sumatera Barat.
Asrul, petugas kloter dari Pasaman, Sumatera Barat. (TRIBUNPADANG.COM/RIZKA DESRI YUSFITA)

Bagi Asrul, tantangan yang akan dihadapi di tanah suci ialah bagaimana menyesuaikan diri dengan cuaca.

"Cuaca diperkirakan 52 derajat Celsius. Jemaah saya imbau taat dan patuh untuk selalu membawa alat pelindung diri. Jamaah juga harus mengurangi aktivitas di luar," pesan Asrul.

Selain itu, ia juga melihat ratusan jamaah berbeda karakter dan pola pikir.

Ia mengatakan akan selalu bersikap sabar dalam menghadapi jamaah.

"Kami akan mencoba melakukan pendekatan dengan jamaah. Kami harus bersikap sabar," tuturnya.(*)

Tulisan ini diulas dari beberapa artikel yang telah tayang di Tribunpadang.com dengan judul Asrul Bersyukur Jadi Petugas Kloter dari Pasaman : Sambil Melayani Jamaah, Bisa Tunaikan Ibadah Haji dan artikel lainnya berjudul: BREAKING NEWS - Tiga Jamaah Haji dari Dhamasraya, Padang Pariaman dan Padang Wafat di Tanah Suci.

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved