Kisah Mahasiswi Papua di Universitas Negeri Padang, Ingin Mengabdi untuk Kampung dan Lanjutkan S2

Yulia Indri Bonai, adalah seorang mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Padang (UNP).

Penulis: Merinda Faradianti | Editor: Saridal Maijar
Dok Pribadi Yulia Indri Bonai
Yulia Indri Bonai, adalah seorang mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Padang (UNP). 

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Merinda Faradianti

TRIBUNPADANG.COM, PADANG – Yulia Indri Bonai, adalah seorang mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Padang (UNP).

Yulia bukanlah mahasiswi yang berasal dari sekitaran Sumatera Barat, melainkan berasal dari wilayah paling timur Indonesia.

Ya, Yulia Indri Bonai adalah mahasiswi yang berasal dari Provinsi Papua.

Yulia Indri Bonai mulai kuliah di UNP sejak 2016. Dia lahir dan besar di Tanah Papua.

Lahir pada 19 Juli 1998 di Distrik Menawi Kabupaten Yapen, Provinsi Papua, ia mengikuti program beasiswa dari Dikti untuk kuliah di UNP.

Ikut Kurban Bersama PKPU Human Initiative Sumbar, Dapat Diskon Umrah Rp 1 Juta

"Saya dulu sekolah di SD Inpres 1 Menawi kemudian SMP 3 Menawi, dan SMA Khatolik Pendowo Magelang.

Untuk SMA dulu saya mengikuti program beasiswa ADAM kemudian ada program lanjutan ADIK namanya," katanya kepada wartawan, Selasa (30/7/2019) siang.

Katanya, program beasiswa ADIK memiliki dua jalur yaitu lanjutan dari beasiswa ADAM dan jalur kedua beasiswa yang langsung dari Provinsi Papua.

Untuk dapat mengikuti program lanjutan beasiswa Yulia harus mengikuti beberapa rangkaian tes hingga dinyatakan lulus.

Yulia Indri Bonai, mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Padang (UNP) bersama keluarga.
Yulia Indri Bonai, mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Padang (UNP) bersama keluarga. (Dok Pribadi Yulia Indri Bonai)

Sastrawan Darman Moenir Tutup Usia, Wakil Ketua DPRD Sumbar hingga Wartawan Senior Ucapkan Duka

"Ada beberapa tes setelah itu, mereka suruh kita daftar ke kampus dan jurusan yang kita mau.

Setelah itu kita dipulangkan dulu ke Papua menunggu selama 2 bulan. Baru dapat informasi kelulusan.

Rata-rata semuanya lulus, tapi ada beberapa periode yang lalu menggunakan sistem gugur," jelas gadis yang juga merupakan sepupu dari pesepak bola asal Papua Titus Bonai.

Yulia terlahir sebagai anak kedua dari seorang ayah yang sudah meninggal dunia dan ibunya bekerja sebagai pedagang kue khas Papua.

"Bapak sudah meninggal, ibu jual kue khas Papua. Abang saya baru lulus kuliah, dia kuliah di Papua saja.

Dulu awalnya untuk sekolah di luar Tanah Papua dilarang orangtua, tapi sekarang sudah mendukung penuh keputusan saya.

Sastrawan Darman Moenir Tutup Usia, Wakil Ketua DPRD Sumbar hingga Wartawan Senior Ucapkan Duka

Mungkin orangtua saya sekarang berpikir daripada di kampung, cari ilmu dulu yang banyak di luar sana kemudian baru mengabdi ke kampung," ujar mahasiswa semester 7 tersebut.

Menurut Yulia, orang tuanya waktu pertama ia dinyatakan lulus kuliah di UNP khawatir terhadap keadaan dirinya yang jauh dari kota kelahirannya.

"Orang tua pasti khawatir, mungkin karena kurang melihat suasana di luar jadi takut terlantar.

Kami dari beasiswa ini dapat uang saku persemester sebanyak Rp 6 juta," ungkapnya.

Waktu pertama menginjakkan kaki di Kota Padang, Yulia merasa canggung dengan cara bergaul masyarakatnya serta makanan yang kurang cocok di lidahnya.

Aksi Begal di Kota Padang, Libatkan Oknum Mahasiswa dan Adapula Mahasiswi yang Jadi Korban

"Kalau pergaulan dari awal kebanyakan memandang kami sebelah mata sehingga kami merasa terintimidasi.

Ada sebagain yang pada pulang dan tidak balik. Kemudian makanan kalau di sini banyak santan dan lumayan pedas juga.

Kalau untuk kampus dan jurusan ditetapkan pemerintah. Jarak dari Papua ke Padang seharian lebih kurang 12 jam," tukas perempuan berkacamata itu.

Teman dan sahabat Yulia pun awalnya merasa janggal dengan kehadiran seorang anak Papua yang kuliah di Universitas Negeri Padang tersebut.

"Mereka kaget ngapain jauh-jauh kuliah ke sini kan ada kampus di Papua. Saya hanya tertawa saja mendengar hal tersebut.

Setelah 7 semester baru sekali pulang kampung. Kalau Natal tidak pulang, kadang rindu juga suasana di kampung," pungkasnya.

Kebakaran Hanguskan 3 Toko di Mata Air Padang, 7 Mobil Pemadam Kebakaran Diturunkan

Yulia Indri Bonai bercerita tentang banyak pemuda-pemudi Papua yang hanya bersekolah hanya sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) saja.

“Kebanyakan hanya tamat SMA langsung bekerja. Karena biaya tidak ada juga menjadi faktor.

Kalau saya rencananya setelah wisuda nanti mau bekerja dulu setahun di Papua kemudian baru melanjutkan S2 dari beasiswa ini.

Ia berharap agar masyarakat Kota Padang dan teman-teman kampus yang lainnya tidak memandang dirinya berbeda dari yang lain.

"Kami ini sama dengan yang lainnya, janganlah memandang sebelah mata kami. Kami juga mau berteman dengan kalian.

Kami jauh dari keluarga sama seperti kalian yang sebagaian merantau juga ke Padang," harapnya.(*)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved