Sumbar
Anjing Kampung Garut yang Diminati di Sumbar, Bisnis Menggiurkan, Harga Per Ekor Mencapai Rp 1 Juta
Anjing Kampung Garut yang Diminati di Sumbar, Bisnis yang Menggiurkan, Harga Per Ekor Mencapai Rp 1 Juta
“Kalau beli dari sini Rp 500.000, kita bisa jual Rp 1 juta, bisa lebih, kalau laku Rp 1 juta, buat ongkos Rp 300.000, makan Rp 100.000, kita dapat sisa Rp 100.000,” katanya.
Menurut Malik, di daerahnya berburu babi menjadi satu kebiasaan masyarakat, makanya setiap rumah yang ada di daerahnya, terutama yang ada di daerah pinggiran hutan dan perkebunan, pasti memiliki anjing peliharaan yang bisa diajak berburu.
“Di daerah perkotaan sama juga, hanya berburunya berbeda, tidak sering-sering, tapi banyak juga yang pelihara anjing,” ujarnya.
• Jadwal Acara TV Sabtu 20 Juli 2019 Net TV Trans 7 ANTV MNC TV Metro TV, Film Terowongan Rumah Sakit
Sementara, menurut Erwin, soal harga anjing, bisa dibagi dalam dua jenis anjing yaitu anjing lokal atau anjing kampung, harganya paling rendah Rp 30.000 hingga Rp 500.000, sementara anjing ras, harganya mulai dari Rp 500.000 hingga Rp 5 juta, bahkan bisa lebih.
“Yang itu, sudah ditawar Rp 15 juta,” jelas Erwin sambil menunjuk anjing ras terrier berwarna putih dengan totol hitam besar yang ada di salahsatu kandang di rumah Didin.
Menurut Erwin, anjing-anjing kampung yang dijual ke Sumatera Barat sendiri, didapat pengepul dari para petani yang ada di wilayah Kabupaten Garut.
Biasanya, anjing-anjing tersebut sudah terbiasa dibawa berburu. Namun, para pengepul pun biasanya melatih kembali anjing agar dapat dibawa berburu.
• JADWAL Lengkap Semifinal Indonesia Open 2019, Akankah Derbi Merah Putih di Babak Final?
Kepala Seksi Kesehatan Hewan Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet pada Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut, Tin Tin Ajeng Kartini yang ditemui diruang kerjanya Kamis (18/07/2019) mengakui, memang tidak ada peternakan anjing khusus di Garut, apalagi dalam skala besar.
Anjing-anjing yang dikirim ke Sumatera, biasanya didapat pengepul dari petani-petani yang memelihara anjing.
“Ada delapan pengepul binaan dinas yang aktif, jadi tidak ada peternakan, pengepul ngambil dari pemelihara yang biasanya petani di kampung-kampung,” katanya.
Vaksinasi ketat untuk cegah rabies
Dinas Peternakan sendiri, menurut Tin Tin hanya melakukan pengawasan berupa pemberian SKKH dan kartu vaksin pada anjing-anjing yang akan dikirim ke Sumatera.
SKKH dan kartu vaksin dikeluarkan setelah anjing yang akan dikirim di vaksin dan diperiksa uji labolatorium untuk memeriksa teeter hasil vaksin.
Tin Tin menyampaikan, Dinas Peternakan sendiri, membatasi pengiriman anjing yang akan dikirim ke Garut tiap tahunnya agar tidak lebih dari 4.000 ekor.
Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan seperti penyebaran rabies meski sudah di vaksin.
“Kalau vaksin kita sediakan banyak, gratis, dibatasi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, kita juga lebih mudah mengawasinya,” katanya.
Meski punya potensi ekonomi dari penjualan anjing ke sumatera, menurut Tin Tin, di Garut tidak ada peternakan anjing.
Anjing biasanya melahirkan di pemelihara. Pemerintah daerah pun, tidak mendapatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari jual beli anjing-anjing tersebut.
“Vaksin kan gratis, jadi tidak ada PAD, kita hanya memastikan saja, anjing dari Garut tidak jadi penyebar rabies di sana,” jelasnya.
Bupati Garut Rudy Gunawan, ketika dimintai komentarnya soal potensi jual beli anjing yang besar dari Garut ke Sumatera Barat mengakui, dirinya baru mengetahui hal tersebut saat diadakan acara vaksinasi gratis.
Namun, dirinya juga tidak akan membuat peternakan anjing secara khusus.
“Kita fasilitasi saja untuk vaksinasinya, agar tidak jadi penyebar rabies,” katanya saat ditemui Rabu (17/07/2019).
Penulis: Ari Maulana Karang
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bisnis Menggiurkan Anjing Kampung Garut, Diminati di Sumbar, Harganya Mencapai Rp 1 Juta Per Ekor"