Gempa 6,0 SR Guncang Bali, 6 Gempa Susulan Sejak Pagi Berpusat di Jembrana dan Barat Daya Nusa Dua
Data gempa susulan pasca yang terjadi pagi tadi sekitar pukul 08.18 wita, ternyata berkelanjutan ke daerah lainnya.
Masih mengutip dari sumber yang sama, gempa tidak berpotensi tsunami.
#Gempa Mag:6.0, 16-Jul-19 07:18:36 WIB, Lok:9.11 LS,114.54 BT (83 km BaratDaya NUSADUA-BALI), Kedlmn:68 Km, tdk berpotensi tsunami #BMKG
Sejarah Kelam Gempa di Bali
Bali pernah beberapa kali diguncang gempa bumi.
Berikut Tribun Bali mengutip dari BMKG wilayah Denpasar dan Wikipedia mengenai sejarah kelam gempa bumi di Bali.
1. 'Gejer' Bali,
'Gejer' bali merupakan gempabumi besar yang pernah melanda Bali.
Tepatnya 22 November 1816, terjadi gempa bumi Bali yang berpusat di Buleleng, Selatan, Kerajaan Buleleng.
Gempa bumi itu menelan 10.252 korban jiwa.
Dalam wawancara tribun-bali.com denganI Made Kris Adi Astra dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bali dalam diskusi 200 Tahun ‘Gejer Bali’, akhir 2015 lalu di Puri Kanginan Singaraja, dia mengatakan, gempa Bali itu masih berkaitan dengan letusan Gunung Tambora tujuh bulan sebelumnya.
“Efek letusan Tambora menyebabkan perubahan iklim yang sangat drastis, tidak ada panas, hujan terus menerus, saat gempa bumi terjadi, tanah menjadi rapuh dan diikuti air bah, ini juga diceritakan dalam Babad Buleleng dan Babad Panji Sakti,” ungkapnya kala itu.
Dikatakan, pegunungan-pegunungan ketika itu rapuh dan menjadi longsor.
Menurutnya pegunungan di Bali menjadi satu kesatuan sampai pegunungan di Alor.
“Di Bali ini dikelilingi pegunungan purba yang menjadi satu kesatuan dan sudah rapuh. Ada pegunungan purba di Pulaki, ada Batukaru, Buyan, Beratan, Tamblingan, Batur, Rinjani, Tambora, jadi satu jalur ini mereka,” katanya.
Jalur-jalur pegunungan ini menurutnya adalah pembangkit gempa bumi yang akan tetap hidup dan menghasilkan gempa bumi.