Haji 2019
20 Tahun Kumpulkan Upah Jadi Sopir di Pasaman Sumbar, Waldi dan Istri Akhirnya Bisa Naik Haji
Setelah 20 tahun menabung, akhirnya sopir kanvas di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, bisa berangkat haji bertama istri tahun ini.
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Saridal Maijar
Upah yang tak menentu tak jadi soal. Yang penting mimpi berhaji menurutnya bisa terkabul.
"Sejak lajang saya sudah bekerja. Sekitar tahun 1995 lah. Upah yang didapatkan tergantung. Namanya juga jalan-jalan ngisi warung.
Kalau ada jual beli, tentu banyak untung. Kalau jual beli sedikit, tentu sedikit juga untungnya," ungkap Waldi Idrus.
Berkat usaha dan kerja kerasnya selama 20 tahun, Waldi Idrus mampu menyisihkan uangnya untuk dapat mewujudkan keinginannya.
• Pertama Kali Jadi Pemandu Haji dari Padang, Syamsidir: Tugasku dan Ibadahku
"Ya menabung mulai dari sedikit-sedikit. Kata orang lama kan jadi bukit," ucapnya tersenyum.
Ia sudah berkeinginan berangkat ke Tanah Suci sejak masih lajang.
Waldi Idrus mengatakan, agar bisa mendaftar haji, ia harus mengumpulkan uang sebesar Rp 25 juta.
“Awal mendaftar harus mampu mengumpulkan uang sebesar Rp 25 juta untuk mendapatkan nomor porsi.
Nomor porsi ini adalah semacam nomor antrian untuk berangkat haji," jelas Waldi Idrus.
Setelah itu, ia semakin giat melunasi ongkos haji dalam 8 tahun belakangan.
• INILAH Jenis Kurma yang Laris Manis untuk Buah Tangan Sepulang Ibadah Haji dan Umrah
Akhirnya, ia mendapat nomor porsi pada tahun 2011 dan kemudian ia bisa mendaftar haji.
Memiliki lima anak yang masih sekolah, tak menyurutkan niat hati Waldi Idrus menyisihkan uangnya untuk berhaji.
Waldi Idrus mengaku ia mendapat pesan dari neneknya untuk bisa melaksanakan ibadah haji.
"Cita-cita naik haji sejak turun temurun. Nenek saya pernah bilang, kalau ada rezeki, silakan pergi haji.
Begitupun dengan ibu saya. Kalau ada rezeki, nak, berangkatlah haji," ujar Waldi menirukan pesan nenek dan ibunya.
• [Populer Padang] Tank Operasi Trikora di Pantai Padang|Kisah Yeffirman Pemandu Haji|Pengaduan PPDB