Semen Padang FC
Suporter Cantik Semen Padang FC Ini Tepis Stereotip Keberadaan Perempuan di Panggung Sepak Bola
Suporter Cantik Semen Padang FC Ini Tepis Stereotip Keberadaan Suporter Perempuan di Panggung Sepak Bol
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Saridal Maijar
"Bagi aku perempuan yang sibuk hanya soal dirinya sebagai perempuan, ya artinya dia akan sulit untuk memahami lelaki," ujarnya.
Jika tak sempat menonton pertandingan secara langsung, ia hanya menonton bola melalui layar kaca.
Biasanya hal tersebut ia lakukan ketika sedang menjalankan bisnisnya.
Rahayu Maurer mulai menyukai permainan sepak bola saat ia mengerti tentang dunia bola.
• Suporter Nyalakan Cerawat saat Kontra Persib Bandung, Semen Padang FC Didenda Rp100 Juta oleh PSSI
Sedangkan ia menyukai tim Semen Padang FC karena baginya tim mampu membawa nama daerah sehingga seluruh masyarakat mengenal kota tempat ia berdomisili, Padang.
Selain itu, ia menilai tim Semen Padang FC banyak mencetak pemain-pemain yang bagus.
Mulai dari yang tidak punya skill, hingga memiliki kemampuan yang luar biasa.
Rahayu Maurer ketika masih belia, usia sekitar 14 tahun pada 2007-2008 sudah mengenal sepak bola. Bahkan waktu SD sempat bermain bola.
"Tetapi handsball mulu, wasitnya gak benar. Waktu itu masih zamannya ada pemain Bambang Pamungkas.
Aku ingat teman sekelasku panjangin kumis supaya mirip dengan BP," kenang perempuan yang akrab dipanggil Ayu ini.
• JADWAL Lengkap Pekan Kelima Liga 1 2019, Jumat 21 Juni 2019 Semen Padang vs Perseru Badak Lampung
Ayu menuturkan usianya yang masih belia saat itu memang belum diperbolehkan menonton bola ke stadion. Situasi juga tidak kondusif saat itu.
Ayu baru mendapat izin nonton pertandingan bola saat ia duduk di bangku kuliah pada 2011 silam.
"Aku emang suka nonton sepak bola dari layar kaca. Senang aja kalau lihat pertandingan bola. Mulai dari Timnas, Klub daerah, hingga Klub Besar. Itu sesuatu yang membanggakan. Kebetulan juga ayah pas muda seorang pemain bola di Batusangka FC," kata anak ke empat dari lima bersaudara ini.
Sementara, menonton sepakbola ke stadion Ayu baru berani ketika diajak teman dekatnya.
Karena kalau ke stadion sendiri ia khawatir dengan jumlah laki-laki yang lebih banyak dibanding perempuannya.