Kabar Hoax Ani Yudhoyono Wafat Beredar, Wasekjen Demokrat Rachland Nashidik Ungkap Kondisi Terkini
Selain menyatakan Ani Yudhoyono wafat adalah hoax, Rachland Nashidik mengatakan Ani Yudhoyono saat ini masih terus berjuang melawan kanker darah.
Beredar kabar hoax Ani Yudhoyono meninggal dunia, Wakil Sekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik menjelaskan kondisi terkini
TRIBUNPADANG.COM- Wakil Sekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik menjelaskan kondisi terkini Ani Yudhoyono yang dirawat di Singapura.
Sempat beredar kabar Ani Yudhoyono meninggal dunia dan langsung dibantah sebagai kabar hoax oleh Rachland Nashidik.
Bantahan Ani Yudhoyono wafat ini disampaikan Rachland Nashidik di akun twitternya.
Ada 4 poin yang disampaikan Rachland Nashidik seputar kondisi terkini Ani Yudhoyono.
Selain menyatakan Ani Yudhoyono wafat adalah hoax, Ani Yudhoyono saat ini masih terus berjuang melawan kanker darah.
• Nyaris Tak Pernah Ditinggalkan SBY, Begini Kondisi Ani Yudhoyono di RS Singapura, Bergantian Jaga
• Kondisi Terkini Ani Yudhoyono yang Memburuk, Dirawat di ICU hingga Tagar #DoaUntukBuAni
Keluarga saat ini bersatu mendampingi perjuangan Ani Yudhoyono dalam ikhtiar dan doa.
Rachland Nashidik juga meminta agar Ani Yudhoyono didoakan.
Kondisi kesehatan Ani Yudhoyono dikabarkan terus memburuk dalam perawatan di ICU.
Kondisi terkini kesehatan Ani Yudhoyono yang tengah dirawat di Singapura dikabarkan terus menurun.
Ani Yudhoyono sejak beberapa hari dirawat di ruangan khusus ICU (Intensive Care Unit) Rumah Sakit Universitas Nasional Singapura atau National University Hospital (NUH) Singapura.
Kondisi itu memunculkan berbagai informasi, termasuk beredar kabar Ani Yudhoyono meninggal dunia.
Tetapi, para pengurus Partai Demokrat kemudian memberikan klarifikasi atau penjelasan kabar terkini Ani Yudhoyono.
• Kenali Beda Childrens Day yang Jadi Google Doodle Hari Ini dengan Worlds Children Day
• Download 10 Lagu Minang Duet Kintani & Ipank, MP3 Lagu Padang Cocok untuk Teman Mudik di Jalan
Bantahan juga disampaikan Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat Imelda Sari.
Seperti diberitakan WartaKotaLive.com, Imelda Sari bantah Ani Yudhoyono meninggal dunia.
Kabar istri Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), meninggal dunia disebut Imelda Sari, hoaks.
"Terkait informasi yang beredar dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Tidak benar kalau Ibu Ani sudah wafat saat ini. Itu Hoaks. Ibu Ani masih terus berjuang melawan kanker darah di ruang perawatan ICU," papar Imelda dalam keterangan tertulis, Jumat (31/5/2019) seperti ditulis Kompas.com.
Imelda Sari menambahkan, saat ini seluruh keluarga bersatu mendampingi perjuangan Ani Yudhoyono dengan berikhtiar dan berdoa.
"Mohon doa yang tulus untuk Ibu Ani. Terima kasih atas doa dan atensi seluruh masyarakat Indonesia," lanjut dia. Kondisi terakhir kesehatan Ani Yudhoyono mengalami penurunan.
• Trailer dan Sinopsis Film Men in Black: International, Tayang 12 Juni di Bioskop Indonesia
• Kisah Masjid Raya Sumbar Tanpa Kubah, Jadi Perdebatan Alot hingga Campur Tangan Ridwan Kamil
Maka dari itu, istri dari Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut harus dirawat di ruang Intensive Care Unit ( ICU) National University Hospital (NUH) Singapura.
Seluruh anggota keluarga besar SBY pun sudah berkumpul di Singapura.
"Pada hari Rabu (29/05/2019), Ibu Ani Yudhoyono harus dirawat secara intensif di ruang Intensive Care Unit (ICU), di NUH Singapura. Tindakan itu diambil sebagai respons cepat terhadap kondisi penurunan kesehatan Ibu Ani yang masih belum stabil," ujar Agus Harimurti Yudhoyono, putra pertama SBY dalam pernyataan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (30/5/2019).
Agus menuturkan sang ibunda memerlukan penanganan ekstra.
Saat ini keluarga besar Yudhoyono sedang berkonsentrasi pada upaya pemulihan kembali kondisi kesehatan Ani Yudhoyono.
"Selain Bapak SBY, saat ini saya, Annisa, Ibas, Aliya dan cucu-cucu juga berada di Singapura, mendampingi Ibu Ani dalam proses penyembuhan ini," ucap Komandan Satuan Tugas Bersama Demokrat itu.
Selama tiga bulan terakhir, Ani Yudhoyono harus jalani perawatan di ruang karantina khusus untuk menghindari terjadinya infeksi virus dan bakteri yang berpotensi mengganggu proses pengobatan yang sedang dilakukan.
Ani diketahui divonis mengidap kanker darah.
Kanker darah merupakan jenis kanker yang memengaruhi produksi dan fungsi sel darah.
Artinya, jika seseorang mengidap penyakit ini, produksi atau fungsi sel darah pada tubuhnya tidak normal.
Kondisi Terkini Ani Yudhoyono
Wakil Sekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik menginformasikan kondisi terkini Ani Yudhoyono.
Melalui akun twitternya, Rachland Nashidik menyebut kesehatan Ani Yudhoyono makin menurun.
"Indonesia, kami mohon doa. Keadaan Ibu Ani Yudhoyono kembali memburuk," ujar Rachland Nashidik.
Kesehatan Ani Yudhoyono Memburuk, Ini Fase Leukimia
Ani Yudhoyono sudah 4 bulan ini dirawat di National University Hospital (NUH) Singapura karena leukemia turunan dari kanker darah.
Sejak pertengahan Mei lalu, Ani Yudhoyono sempat dikabarkan membaik karena sudah diizinkan keluar dari kamar di Rumah Sakit.
Namun, saat ini kondisi Ani Yudhoyono mengalami penurunan.
Istri dari mantan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut bahkan dikabarkan sudah tak sadarkan diri sejak Jumat (31/5/2019) pagi.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean.
"Pagi tadi pukul 08.00 drop lagi dan pukul 09.00 tidak sadarkan diri," kata Ferdinand, seperti dikutip dari Tribunnews.com.
Ani Yudhoyono sendiri belakangan diketahui sedang menjalani perawatan di Singapura untuk mengobati sakit kanker darah yang dialaminya.
Kondisi yang dialami oleh Ani Yudhoyono ini mempertegas kondisi bahwa, penyakit leukemia memiliki beberapa fase.
Dari mulai kondisi awal hingga tahapan kritis yang dialami oleh penderita leukimia.
Seperti dikutip Wartakotalive.com dari Intisari.Grid, berikut ini beberapa tahapan penderita leukimia.
1. Stadium A
Pada tahap ini terjadi pembersaran kelenjar getah bening, (limafedenopati) yang mana kurang dari tiga kelompok sel darah putih yang tinggi.
2. Stadium B
Pembesaran kelenjar getah bening pada lebih dari tiga kelompok/lokasi dalam jumlah sel darah putih tinggi.
3. Stadium C
Pada fase ini terjadi pembesaran pada kelompok kelenjar getah bening atau limpa di suatu bagian tubuh, jumlah sel darah putih tinggi dan jumlah sel darah merah trombosit rendah.
Pada setiap fase, kelompok kelenjar getah bening diartikan sebagi kelenjar getah bening di suatu area tertentu seperti di leher, ketiak, atau pangkal paha.
Setiap daerah dihitung sebagai kelompok, bahkan jika kelenjar getah bening di kedua sisi tubuh membengkak, pasa setiap tahap, leukimia memiliki gejalanya sendiri.
Kemudian, setiap tahap dirasakan sebagai berikut ini :
Tahap A : satu-satunya gejala yang mungkin Anda miliki adalah pembesaran kelenjar getah bening, dan biasanya belum dirasakan oleh Anda.
Tahap B : Anda mungkin akan merasa lelah dan belum memiliki gejala.
Tahap C : Anda akan mengalami anemia dan cepat merasa lelah, pada tahap ini Anda akan memiliki tanda-tanda pembekuan darah abnormal, seperti mimisan atau memar.
Anda akan mengalami infeksi berulang seperti misal penurunan berat badan serta mudah berkeringat pada malam hari.
Apa saja gejala kanker darah?
Gejala kanker darah berbeda-beda tergantung jenisnya.
Seperti dialami Ani Yudhoyono termasuk pada leukimia memiliki ciri-ciri khas
Meski begitu, leukimia memiliki banyak gejala yang dapat membantu mendeteksi penyakit ini ini, seperti Anemia
darah sukar membeku, sering mengalami perdarahan seperti mimisan, gusi berdarah, atau memar
Rentan terkena infeksi, nyeri pada persendiannya atau di bagian tulang belakang, sakit kepala yang intens, nafsu makan menurun, mengalami penurunan berat badan secara drastis, muncul keringat berlebih di malam hari.
Apa yang penyebab kanker darah?
Penyebab kanker darah adalah pertumbuhan yang tidak terkendali dari sel-sel darah.
Normalnya, sel-sel darah di dalam tubuh mengikuti jalur pertumbuhan teratur, pembelahan, dan kematian tapi sel-sel kanker darah tidak. Sel-sel penyebab kanker darah tidak mati secara otomatis.
Selain itu, sel-sel kanker darah yang tidak normal dapat menyebar ke daerah lain, menekan sel darah normal dan menghambat fungsinya.
Secara umum para ilmuan masih belum mengetahui secara pasti apa penyebab kanker darah.
Namun, para ahli menduga bahwa perubahan dalam DNA bisa membuat sel-sel darah yang sehat menjadi kanker.
Kanker ini juga memiliki kecenderungan genetik. Jadi, jika keluarga terdekat Anda seperti orangtua, saudara kandung, kakek, ataupun nenek memiliki riwayat penyakit ini, maka Anda pun berisiko memilikinya juga.
Selain itu, ada juga faktor-faktor lain yang bisa jadi penyebab kanker darah. Di antaranya paparan bahan kimia berbahaya, paparan radiasi, serta infeksi virus tertentu.
Apa yang meningkatkan risiko terkena kanker darah?
Tergantung pada jenis kanker darah, faktor risiko juga bervariasi pada masing-masing jenis.
Memahami faktor risiko dapat membantu Anda menemukan solusi terbaik untuk mencegah penyakit ini berkembang.
Faktor risiko kanker darah leukemia meliputi: adanya penyakit keturunan gangguan pada imun tubuh.
Memiliki seorang saudara kandung atau kembaran dengan leukemia.
Riwayat paparan radiasi, kemoterapi, benzena dengan takaran yang tinggi.
Riwayat pada sistem imun seperti transplantasi organ.
Bagaimana mengobati kanker darah?
Pengobatan untuk kanker darah tergantung pada jenis kanker, penyebaran kanker, usia dan kesehatan pasien secara keseluruhan, serta resepon pasien terhadap pengobatan.
Beberapa pengobatan kanker darah yang umum termasuk:
1. Kemoterapi.
Kemoterapi adalah penggunaan obat antikanker yang dirancang untuk mengganggu dan menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker dalam tubuh.
Kemoterapi untuk kanker darah kadang-kadang terdiri dari pemberian beberapa obat bersama dalam satu set pengobatan ainnya.
Selain itu, kemoterapi juga dapat diberikan sebelum transplantasi sel punca.
2. Terapi radiasi.
Prosedur ini dapat digunakan untuk menghancurkan sel-sel kanker atau untuk mengurangi rasa nyeri atau tidak nyaman saat gejala kanker darah muncul.
Dengan menggunakan gelombang energi tinggi seperti, sinar x, gama, proton, dan elektron untuk membunuh sel kanker.
Walaupun terapi radiasi paling sering digunakan sebagai obat kanker, tetapi terkadang terapi ini juga dipakai untuk mengobati pasien yang tidak terkena penyakit ini, seperti tumor dan gangguan pada kelenjar tiroid.
3. Terapi target.
Terapi yang menggunakan obat-obatan atau bahan kimia lain untuk mengidentifikasi dan menyerang sel kanker secara spesifik tanpa membunuh sel-sel normal.
4. Transplantasi stem cell.
Transplantasi stem cell akan menanamkan stem cell pembentuk darah yang sehat ke dalam tubuh. Stem cell dapat dikumpulkan dari sumsum tulang, darah perifer, dan darah tali pusat.
Secara umum, pengobatan yang digunakan untuk kanker darah dapat berupa kombinasi dari beberapa terapi. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk pilihan terapi dan obat kanker yang tepat untuk Anda.
Setiap pengobatan penyakit ini memiliki efek samping yang berbeda-beda. Pertimbangkan risiko pengonsumsian obat kanker dengan kondisi Anda.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul BEREDAR HOAX Ibu Ani Yudhoyono Meninggal Dunia Wakil Sekjen Demokrat Beri Penjelasan Kondisi Terkini