Suka Duka Guru Ngaji Anak Berkebutuhan Khusus di Padang, Ada Murid yang Belajar Sambil Berlarian
Suka Duka Guru Ngaji Anak Berkebutuhan Khusus di Padang, Ada Murid yang Senang Belajar Sambil Berlarian
Penulis: Nadia Nazar | Editor: Saridal Maijar
Suka Duka Guru Ngaji Anak Berkebutuhan Khusus di Padang, Ada Murid yang Senang Belajar Sambil Berlarian
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Nadia Nazar
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Tempat bimbingan belajar (bimbel) mata pelajaran sekolah, termasuk bimbel bahasa asing tentu sudah menjamur di kalangan masyarakat.
Namun, tidak banyak tempat mengaji yang menyediakan fasilitas yang sama dengan seperti itu.
Dari sanalah konsep awal Afdhal Amran untuk mendirikan Surau Quran Center yang beralamat di Jalan Padang Pasir No 7, yang dikatakan oleh Staff Desain Surau Quran Center, Mairianto.
Surau Quran Center merupakan bimbel khusus untuk mengaji dan ilmu agama lainnya.
• Beraksi di Jalanan Padang, Hape Wanita Remaja Dijambret, Dua Pria Dihadang Warga
Bimbel ini menyediakan fasilitas yang nyaman serta lengkap layaknya fasilitas bimbel mata pelajaran umum lainnya.
Selain itu, Surau Quran Center juga menyediakan para pengajar berkualitas dan handal dalam menangani anak didiknya.
Dila Yusnia (25), seorang pengajar privat Surau Quran Center mengaku senang bisa terlibat dalam proses belajar-mengajar anak didiknya ini dalam belajar Alquran.
Perempuan yang akrab disapa Nia ini bahkan mendapati satu anak didiknya yang berkebutuhan khusus yang berusia kisaran enam tahun.
Berbagai upaya yang dilakukannya hanya untuk menarik perhatian muridnya itu.

• Semen Padang vs Persib Bandung Liga 1 2019, Mampukah Maung Bandung Pertahankan Tanpa Kebobolan?
"Kendalanya ya harus berusaha menarik perhatiannya, misalnya menggunakan media pembelajaran, kalau murid saya sukanya dinosaurus, nah dari situ saya ngambil perhatiannya," kata Nia.
Menurutnya, anak berkebutuhan khusus tersebut susah fokus untuk membaca Iqra karena sibuk dengan dunianya sendiri.
"Karena itu saya menarik perhatian sedikit demi sedikit dari kesenangannya dinosaurus, untuk sesekali melihat iqra," ceritanya.
Namun, semua jerih payah itu terbayar saat melihat anak didiknya ini sudah mengalami berbagai kemajuan.
Menurutnya kini muridnya itu sudah bisa melaksanakan gerakan salat.
"Waktu awal susah berdiri, sekarang sudah bisa gerakan salat meskipun baru satu rakaat," ujarnya.
• Menjamu Persib Bandung, Pelatih Semen Padang Waspadai Tiga Pemain yang Dianggap Berbahaya
Bacaan salatnya pun, katanya, sudah mulai lancar.
Tak hanya itu, tiga surat pendek (An-Nas, Al-Falaq dan Al-Ikhlas) sudah bisa dilafazkan oleh muridnya ini.
"Sudah mulai lancar tiga surat pendek, meskipun harus tetap dibimbing karena dia masih gamau baca sendiri, jadi bacanya bareng," tuturnya.
Menurutnya, mengajar anak-anak harus mempunya kesabaran yang ekstra, apalagi anak berkebutuhan khusus.

"Saya pribadi tamatan bidang ekonomi, ternyata ngajarin anak-anak itu butuh kesabaran luar biasa," ucapnya sambil tersenyum.
Dari pengalaman belajarnya ini menjadikan dirinya juga belajar, begitulah seorang orang tua nantinya yang harus memiliki bahasa seorang ibu.
• Jelang Lebaran BPOM Kota Padang Temukan Pangan Kedaluwarsa di 11 Kabupaten/Kota Sumatera Barat
"Jadi mengerti sulitnya orangtua mengerti mau anaknya, gimana susahnya membimbing anak, gimanapun harus tetap sabar tentunya," pungkas Nia.
Ia memaklumi sikap anak di bawah umur masih sulit untuk diatur dan masih senang bermain.
Dari ceritanya, bahkan ada yang senangnya belajar sambil berlarian.
Baginya, dari kesenangan dan keributannya itulah waktu yang tepat untuk masuk mengajarinya.
"Selain belajar, fungsi guru di sini juga sekaligus menjadi teman, sahabat, kakak, orangtua, hingga anak tidak merasa diajari dan diperintah, tapi malah dalam proses belajar ini kita sama-sama belajar," tutupnya.(*)