Pelatih PSS Sleman Seto Nurdiyantoro Ungkap Alasan Datangkan Rudi Widodo dari Persija Jakarta
Rudi Widodo bermain bersama Persija Jakarta musim 2017 dan 2018 silam serta akan berlabuh di PSS Sleman untuk musim 2019 ini.
Rudi Widodo bermain bersama Persija Jakarta musim 2017 dan 2018 silam serta akan berlabuh di PSS Sleman untuk musim 2019 ini.
TRIBUNPADANG.COM - Pelatih Kepala PSS Sleman Seto Nurdiyantoro mengungkapkan alasan mendatangkan Rudi Widodo dari Persija Jakarta.
Rudi Widodo bermain bersama Persija Jakarta musim 2017 dan 2018 silam serta akan berlabuh di PSS Sleman untuk musim 2019 ini.
Saat di Persija Jakara, Rudi Widodo mencatatkan 32 kali penampilan dengan 5 gol.
Melansir pss-sleman.co.id, Seto Nurdiyantoro menuturkan pengalaman dan senioritas Rudi Widodo menjadi salah satu hal yang dicari dari mantan pemain Persija Jakarta itu.
Senioritas Rudi Widodo dibutuhkan.
• PSS Sleman Sang Pendobrak, Datangkan Pemain Sepakbola Asal Spanyol Main di Liga 1 2019
• Rudi Widodo Resmi Berlabuh ke PSS Sleman, Ini Pesannya untuk Persija Jakarta
• PSS Sleman Bidik Pemain yang Pernah Satu Tim dengan Neymar
Namun, Seto tetap akan mencari kompetitor lain untuk mengisi posisi di lini depan.
"Senioritasnya kita butuhkan. Kita tetap mencari kompetitornya," jelas Seto seperti TribunPadang.com kutip dari pss-sleman.co.id.
Rudi Widodo memang sudah dipastikan merumput bersama PSS Sleman di musim 2019 ini.
Rudi Widodo akan menjadi juru gedor di lini depan PSS Sleman.
Saat ini posisi tersebut baru diisi Kushedya Hari Yudo.
Sebelum tanda tangan kontrak, Rudi juga telah menjalani rangkaian tes medis sebagai syarat sebelum dikontrak.
Akhir Maret lalu bahkan sudah mengikuti sesi latihan reguler tim.

• Cristian Gonzales Setelah Terdepak dari PSS Sleman, Kini Resmi Berseragam Bogor FC
• Persija Jakarta Vs PSS Sleman, Pecahkan Rekor Jumlah Penonton
Dobrakan PSS Sleman
PSS Sleman tidak saja mendatangkan Rudi Widodo yang awalnya bermain di Persija Jakarta.
PSS Sleman juga mendobrak tradisi klub Indonesia dalam mendatangkan pemain asing.
Bila umumnya banyak pemain daratan Amerika Latin, Afrika, atau Eropa Timur, PSS Sleman justru gaet pemain Spanyol
Nama Alfonso de la Cruz Calero dipastikan akan merumput di kancah sepakbola nasional 2019 ini bersama PSS Sleman.
Pemain asing yang sebelumnya merumput di Malaysia ini pun memiliki asal yang cukup berbeda dibandingkan kebanyakan pemain asing yang main di Indonesia
Dunia sepakbola Indonesia bisa dibilang tak cukup familiar bagi pemain-pemain asal Spanyol.
• 10 Fakta Menarik Karakteristik Orang yang Lahir di Bulan April, Suka Usil Hingga Romantis
• Hari Terakhir Promo Tiket Pesawat Hingga Rp 750 Ribu,Pesan Lewat Traveloka,Baca Syarat&Ketentuannya;
Selama ini, ekspatriat dari daratan Amerika Latin, Afrika, atau Eropa Timur, lebih sering mengisi slot-slot pemain asing di kesebelasan kasta tertinggi tanah air.
Akan tetapi, klub promosi Liga 1 2019, PSS Sleman, tampil sebagai satu di antara pendobrak, kala menggaet Alfonso de la Cruz Calero.

Ya, pemain berposisi center back tersebut, berasal dari negeri peraih gelar juara World Cup satu kali, pada periode 2010 silam.
Memang, musim lalu ada nama Fernando Rodriguez, yang tergolong cukup sukses bersama Mitra Kukar, dengan torehan 15 gol di Liga 1 2018.
Akan tetapi, setelah gagal menyelamatkan klubnya dari jerat degradasi, ia memilih hengkang menuju Kedah FA.
"Saya mengenal Rodriguez, dia pemain bagus. Saya tidak heran, dia bisa sukses di Indonesia. Sayang, dia tidak lama bermain di sini. Dia sekarang bermain di Malaysia ya," cetus Alfonso pada Tribunjogja.com.
• Omzet Pedagang Bunga di Jalan Khatib Sulaiman Kota Padang, Capai Jutaan Rupiah dalam Sehari
Alfonso yang musim lalu memperkuat klub Liga Super Malaysia, Selangor FA pun tidak menampik, banyak pertimbangan sebelum menerima tawaran dari PSS Sleman.
Terutama terkait iklim tropis tanah air, yang praktis berbanding terbalik, dengan negara asalnya.
"Mungkin itu yang menyebabkan sedikit saja pemain asal Spanyol yang main di sini, mereka mungkin tidak sesuai dengan cuaca Indonesia yang memang lebih panas," terangnya.
Tidak berhenti sampai di situ, masalah makanan juga turut menjadi persoalan bagi pemain-pemain Spanyol di Indonesia.
Pasalnya, pria kelahiran 32 tahun silam itu menilai, santapan masyarakat di dua negara lain benua ini, memilki tipikal jauh berbeda.
"Kami biasa makan makanan yang terasa manis. Tetapi di sini, makanannya pedas. Seperti terlalu banyak cabai, yang jadi persoalan adalah perut," ucapnya, sembari diikuti gelak tawa.
"Nah, itu yang sering dihadapi pemain Eropa seperti kami. Tapi, lama-lama juga terbiasa dengan makanan pedas. Padahal, dulu ya, perut saya tidak kuat," imbuh mantan penggawa Lorca Atletico tersebut. (*)