Hasil Pertemuan Rektor dan Mahasiswa Universitas Bung Hatta Padang Seusai Aksi Demo, Dikaji Sepekan
Menanggapi tuntutan mahasiswa, Rektor UBH mendatangi dan mengajak bicara mahasiswa bersama-sama di depan gedung Rektorat Universitas Bung Hatta.
Karena ketika masa studi habis, maka akan keluar dengan sendirinya dari Ristekdikti.
"Itu tidak hanya terjadi di Universitas Bung Hatta saja. Tapi juga di kampus dan universitas lain," ujarnya.
• Gara-gara Cinta Segi Tiga, Pria di Batam Tewas Dikeroyok, Mayatnya Dibuang ke Semak-semak
• Lagu Minang Terbaru 2019 Cinto Ndak Basayok Andra Respati dan Eno Viola, Lirik Youtube Lagu Padang
• Gusti Randa Segera Menyandang Status Plt Ketum PSSI
Ia mengatakan, jadi mahasiswa harus hati-hati dengan masa studi, jangan sampai lewat waktunya.
Sebab kalau lewat, itu otomatis ijazah tidak sah lagi, dan data mahasiswa tidak ada lagi.
"Soal pembayaran uang kuliah tunggal yang diminta oleh mahasiswa itu adalah sistim lama.
Dan mahasiswa merasa keberatan, karena merasa ada ketidakadilan, dan ini sifatnya wajar," sebutnya.
Ia mengatakan, semua ini belum diputuskan, karena akan dikaji dalam waktu seminggu ini untuk dibahas.
Kertas tuntutan yang diberikan kepadanya, telah ditandatanganinya dengan catatan, karena masih perlu dibahas selama seminggu ini.

Diberitakan sebelumnya, seribuan mahasiswa UBH melakukan aksi demo di Kampus Proklamator I Ulak Karang, Padang, Selasa (19/3/2019).
Aksi tersebut dipimpin oleh Ketua BEM Universitas Bung Hatta Fajri Indra Pratama, yang sekaligus koordinator umum aksi demo.
Pantauan TribunPadang.com, aksi tersebut berlangsung dari pukul 09.30 hingga pukul 12.20 WIB.
Mahasiswa juga sempat melakukan aksi bakar ban, dan membawa spanduk yang berisikan tuntutan dari mahasiswa.
• Ratusan Juta Uang Disita dari Ruang Menteri Agama, Istana: Enggak Usah Tanya Itu, Itu Teknikal!
• Inilah Persyaratan Paket Umrah Rp 23,5 Juta dari Padang-Jeddah Bersama PT Patra Jaya Humaira
Para pendemo meneriakkan agar Rektor diturunkan.
Mahasiswa juga menolak sistem uang kuliah paket yang diterapkan oleh kampus.
"Uang kuliah paket ini merugikan mahasiswa, dan ini adalah suatu ketidakadilan,” ujarnya.