Siswa SMPN 8 Solok Selatan Dikerahkan ke Posko Gempa, Bantu Masak untuk Puluhan Pengungsi
Siswa SMPN 8 Solok Selatan dikerahkan ke posko bencana gempa di Kecamatan Sangir Balai Janggo, Sabtu (2/3/2019).
Penulis: Rezi Azwar | Editor: Saridal Maijar
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rezi Azwar
TRIBUNPADANG.COM, PADANG – Siswa SMPN 8 Solok Selatan dikerahkan ke posko bencana gempa di Kecamatan Sangir Balai Janggo, Sabtu (2/3/2019).
Posko ini berada di Kantor Camat Sangir Balai Janggo.
Siswa yang dikerahkan adalah pengurus Osis SMPN 8 Solok.
Mereka yang menggunakan seragam Pramuka, ikut membantu TNI dan relawan lainnya di posko dapur umum.
Para siswa ini bertugas memasak untuk puluhan pengungsi yang masih bertahan di posko.
• LINK Live Streaming Indosiar Persib Bandung vs PS Tira Persikabo Sore Nanti
• Adzkia Swimming Pool, Kolam Renang Syariah di Padang, Laki-laki dan Perempuan Dipisah
"Kegiatan ini untuk membantu penanggulangan bencana di Kecamatan Sangir Balai Janggo," kata Kepala Tata Usaha (KTU) SMPN 8 Solok Selatan, Suti Efrida Yanti kepada TribunPadang.com, Sabtu (2/3/2019).
Ia mengatakan, siswanya masih tetap sekolah seperti hari biasanya. Namun bagian dari Osis diminta untuk datang menbantu pascabencana gempa.
"Diupayakan osis dapat membantu dapur umum," ujarnya.
Ia mengatakan, dari Osis SMPN 8 Solok Selatan yang datang membantu posko dapur sebanyak 15 orang. Itu dari kelas tujuh dan kelas delapan.
"Kegiatan untuk membantu di dapur umum ini akan berlangsung sampai jam makan siang," ujarnya.
Ia juga mengatakan, yang dilakukan siswa adalah membantu dalam kegiatan seperti mencuci piring, bantu masak, pembagian konsumsi.
Fajar Setiawan dan Rahmat Refanzah kelas delapan siswa SMPN 8 Solok Selatan kelas tujuh mengatakan, kegiatan yang dilakuannya semata-mata untuk membantu di bagian dapur.
"Saya membantu bagian dapur, dan di dalam ini sedang melipat kertas bungkus nasi,” kata Rahmat Refanzah.
• Ramalan Zodiak Sabtu 2 Maret 2019, Urusan Aries Lancar, Libra Akan Terima Kabar Baik
• VIDEO - Persib Bandung Harus Waspadai Mantan Penggawa Semen Padang FC Hadapi PS Tira Persikabo
Ia mengatakan, ia merasa senang dapat membantu langsung dalam kegiatan di Posko dapur umum, karena ia sendiri juga merasakan sendiri gempa yang menurutnya besar dan berdentum saat gempa terjadi.
Diketahui, hingga Jumat (1/3/2019), terdata sebanyak 61 orang warga mengalami luka-luka, 479 rumah rusak dan kerugian materil mencapai Rp25,6 miliar.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, Rumainur menjelaskan, gempa pada Kamis itu, berdampak di tujuh nagari atau desa.
“Tujuh desa tersebut berada di tiga kecamatan di Solok Selatan,” kata Rumainur kepada TribunPadang.com, Jumat.
Empat nagari di antaranya berada di Kecamatan Sangir Balai Janggo. Antara lain, Nagari Sungai Kunyit, Sungai Kunyit Barat, Talunan Maju, dan Talao.
• Prakiraan Cuaca Sumbar Sabtu (2/3/2019), BMKG: Waspada Cuaca Ektrem Siang hingga Malam di 5 Daerah
• Ini Sederetan Tim-tim Elit Benua Eropa yang Berpeluang Raih Treble Winners
“Di Kecamatan Sangir Balai Janggo, terdata sebanyak 48 warga mengalami luka,” jelasnya.
Selanjutnya, Nagari Ranah Pantai Cermin yang berada di Kecamatan Sangir Batang Hari.
“Di kecamatan ini, ada sebanyak 11 warga yang mengalami luka,” kata Rumainur.
Dua nagari lagi, yakni Nagari Lubuk Malako dan Bidar Alam berada di Kecamatan Sangir Jujuan. “Korban luka di kecamatan ini, terdata sebanyak dua orang,” jelasnya.
Kemudian, lanjut Rumainur, terdata sebanyak 479 rumah rusak dan total kerugian materil Rp25,6 miliar.
Berikut data kerugian per nagari:
1. Nagari Sungai Kunyit
Rumah rusak berat: 67 unit
Rumah rusak sedang: 65 unit
Rumah rusak ringan: 83 unit
Kerugian materil: Rp8,49 miliar
2. Nagari Sungai Kunyit Barat
Rumah rusak berat: 17 unit
Rumah rusak sedang: 15 unit
Rumah rusak ringan: 71 unit
Kerugian materil: Rp8,46 miliar
3. Nagari Talunan Maju
Rumah rusak berat: 21 unit
Rumah rusak sedang: 20 unit
Rumah rusak ringan: 12 unit
Kerugian materil: Rp2,67 miliar
4. Nagari Talao
Rumah rusak ringan: 6 unit
Kerugian materil: Rp115 juta
5. Ranah Pantai Cermin
Rumah rusak berat: 5 unit
Rumah rusak sedang: 27 unit
Rumah rusak ringan: 27 unit
Kerugian materil: Rp4,17 miliar
6. Nagari Lubuk Malako
Rumah rusak berat: 1 unit
Rumah rusak sedang: 7 unit
Rumah rusak ringan: 10 unit
Kerugian materil: Rp634 juta
7. Nagari Bidar Alam
Rumah rusak berat: 5 unit
Rumah rusak sedang: 18 unit
Rumah rusak ringan: 2 unit
Kerugian materil: Rp1,11 miliar
Rumainur menjelaskan, selain bangunan rumah masyarakat, terdata juga sebanyak 15 unit fasilitas umum yang rusak.
Antara lain, 7 unit sekolah, 3 rumah ibadah, 3 sarana kesehatan, 1 kantor dan 1 lagi bangunan kios.
Dalam hal pemulihan pascabencana ini, kata Rumainur, Pemerintah Kabupaten Solok Selatan sudah menetapkan status tanggap darurat di tiga kecamatan yang terdampak.
Siaga darurat dimulai sejak 28 Februari, dan berakhir hingga 14 Maret mendatang.
Dinding rumah warga di Solok Selatan roboh usai diguncang gempa berkekuatan 5,3 SR pada Kamis (28/2/2019) pagi. (BPBD Sumbar)
Diberitakan sebelumnya, pada Kamis (28/2/2019), Solok Selatan diguncang gempa sebanyak lima kali.
Gempa pertama terjadi pada pukul 01.55 WIB berkekuatan 4,2 SR.
Kedua pukul 02.44 WIB berkekuaran 4,3 SR.
Kemudian pukul 06.27 WIB berkekuatan 5,3 SR.
Gempa pada pukul 06.27 WIB ini, mengakibatkan banyak kerusakan bangunan dan korban luka di Solok Selatan.
Setelah gempa 5,3 SR, tercatat dua gempa susulan.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Padang Panjang, Irwan Slamet menjelaskan, gempa susulan pertama terjadi pada pukul 07.08 WIB.
“Gempa pukul 07.08 WIB tersebut berkekuatan 3,4 SR,” kata Irwan Slamet kepada TribunPadang.com, Kamis sore.
Lokasinya berada di 1,53 LS, 101,71 BT, 55 km tenggara Solok Selatan. Pusat gempa berada di kedalaman 27 km.
Gempa susulan kedua, lanjut Irwan Slamet, terjadi pada pukul 11.44 WIB.
Gempa tersebut berkekuatan 3,3 SR. Lokasinya 1,52 LS, 101,58 BT. Pusat gempa berada 38 km tenggara Solok Selatan, di kedalaman 5 km.
BMKG sempat mengklarifikasi terkait pusat dan kekuatan gempa yang terjadi di Sumbar pada Kamis (29/2/2019) pukul 06.27 WIB.
Warga mengungsi ke lapangan usai gempa guncang Solok Selatan, Kamis (28/2/2019) (Ist/HumaspemprovSumbar)
Sebelumnya BMKG menginformasikan bahwa pusat gempa berada di Kabupaten Pasaman dengan kekuatan 5,6 SR.
Kemudian dari hasil pemutakhiran, ternyata pusat gempa berada di Solok Selatan dengan kekuatan 5,3 SR.
Irwan Slamet mengatakan, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 1,4 LS dan 101,53 BT.
Lokasi tepatnya ada di darat pada jarak 36 km arah timur laut Padang Aro, Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumbar pada kedalaman 10 km.
“Koordinat epic sudah betul. Acuan kota ada kekeliruan, karena pemilihan daerah terdekat dilakukan komputer secara otomatis,” kata Irwan kepada TribunPadang.com.
Irwan Slamet juga menyebut, memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, merupakan jenis gempa bumi tektonik kerak dangkal.
Ini terjadi akibat aktivitas Zona Sesar Sumatera, tepatnya pada pertemuan segmen Suliti-Siulak.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis sesar mendatar.
Menurut informasi dirasakan dari masyarakat, dampak gempa dirasakan di daerah Solok Selatan IV MMI, Padang III-IV MMI, Painan dan Padang Panjang II-III MMI, Payakumbuh 50 Kota II MMI, Kepahyang I MMI.
Berdasarkan Skala MMI (Modified Mercalli Intensity), beginilah gambaran keadaan yang dirasakan seseorang terhadap guncangan gempa, dikutip dari situs BMKG:
I MMI
Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang
II MMI
Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
III MMI
Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
IV MMI
Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
V MMI
Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
VI MMI
Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.
VII MMI
Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.
VIII MMI
Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.
IX MMI
Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.
X MMI
Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
XI MMI
Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.
XII MMI
Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.(*)