Gerakan ‘Kembali ke Meja Makan’ Dinilai Mampu Meminimalisir Dampak Negatif Revolusi Industri 4.0
BKKBN menilai, gerakan ‘Kembali ke Meja Makan’ mampu meminimalisir dampak negative revolusi industry 4.0.
Penulis: Metria Indeswara | Editor: Saridal Maijar
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Metria Indeswara
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) M Yani mengatakan, gerakan ‘Kembali ke Meja Makan’ mampu meminimalisir dampak negative revolusi industry 4.0.
M Yani menjelaskan, sumber daya manusia yang berkualitas menjadi kunci keberhasilan revolusi industri 4.0.
Oleh karena itu, BKKBN selaku lembaga negara yang melayani hajat hidup keluarga Indonesia sekaligus menciptakan regenerasi SDM berkualitas, perlu berkontribusi menyukseskan Making Indonesia 4.0.
Laju Industri 4.0, kata dia, secara langsung maupun tidak langsung akan memiliki kontribusi pada pembentukan peranan dan relasi.
• BKKBN Kampanyekan Gerakan Kembali ke Meja Makan, Ajak Keluarga Berkumpul dan Saling Berinteraksi
• Kapal Pembawa Logistik Pemilu 2019 Kandas di Bintan, Proses Pemindahan Dikawal Ketat Polisi
"Baik itu antara suami dengan istri, orang tua dengan anak, lansia dengan cucu, keluarga inti dengan keluarga besar, dan setiap anggota keluarga dengan peranan sosialnya," katanya.
Berbagai dampak dari industri 4.0 terhadap keluarga akan mempengaruhi pembangunan kualitas SDM.
Karena bagi keluarga yang tidak siap menghadapi fenomena tersebut, cenderung tidak optimal dalam menjalankan delapan fungsi keluarga.
"Program pembangunan nasional akan bermuara pada penguatan pembangunan keluarga," ujarnya.
Bisa dikatakan, jika pembangunan keluarga tidak mampu menjawab berbagai peluang dan tantangan industri 4.0, dapat membuat pembangunan nasional menuju 10 besar ekonomi dunia pada tahun 2030 akan terhambat.
• Gowes Nusantara 2019 di Kota Padang, Kemenpora Galakkan Kembali Bersepeda ke Sekolah
• Gowes Nusantara 2019, Ribuan Pesepeda Kelilingi Kota Padang, Kampanyekan Ayo Olahraga
Perkembangan teknologi internet, kata M Yani, membawa tantangan tersendiri pada masyarakat di lingkup luas hingga keluarga di lingkup kecil.
"Di lingkungan keluarga, internet khususnya media sosial membuat interaksi langsung sesama anggota keluarga berkurang karena padatnya aktivitas mereka, internet mengubah pola asuh orang tua kepada anaknya," katanya.
Sosok orang tua kini tidak lagi menjadi referensi tunggal bagi anak karena banyaknya informasi yang tersebar di dunia digital.
"Maka, diperlukannya strategi keluarga dalam menghadapi industri 4.0," tuturnya.(*)