Keunikan Pasar Kuliner Van der Capellen Batusangkar, Pengunjung Wajib Belanja Pakai Koin Capellen
Pasar Kuliner Van der Capellen Batusangkar punya keunikan, pengunjung berbelanja pakai Koin Capellen. Pasar kuliner ini juga jadi spot foto
Penulis: Merinda Faradianti | Editor: afrizal
Mulai dari katupek gulai paku yang sarat dengan bumbu dan pedas, ada juga lamang tapai yang bisa ditukarkan dengan 2 koin Capellen.

Ada juga nasi padeh yang diracik dengan banyak bumbu dan tentunya pedas.
Pasar kuliner unik gaya lama ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat sekitar Batusangkar.
• Jelajah Kota Padang Pakai Becak Motor Wisata, Jemput Wisatawan hingga Keliling Jembatan Siti Nurbaya
• Festival of Light Hadir di Padang, Tampilkan Air Mancur Setinggi 25 Meter di GOR Agus Salim
Wisata Benteng Van der Capellen
Benteng Van der Capellen Batusangkar yang terletak di Baringin, Lima Kaum, Batusangkar menjadi saksi peninggalan Belanda di sana.
Benteng di Batusangkar ini namanya diambil dari Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip Baron Van der Capellen yang saat itu menjabat.
Benteng Van der Capellen di Batusangkar memiliki bentuk khas gaya Belanda dengan dua meriam yang berada di pintu masuk menuju benteng.
Di bangunan ini terdapat banyak peninggalan Belanda.
Seperti empat buah sel penjara berukuran kecil yang digunakan untuk memenjarakan tahanan yang melenceng dari pemerintahan pada saat itu.
Syahrul yang menjadi penjaga benteng Van der Capellen mengatakan bahwa sel penjara tersebut dulunya diisi sekitar 15-20 orang.
"Sel ini dulu diisi 15-20 orang, sempit-sempit dulunya," ucapnya saat ditemui Tribunpadang.com, Selasa (19/2/2019).
Lingkungan sekitar benteng juga luas dan terdapat radio Luhak Nan Tuo.
• Arkeolog Australia Temukan Ukiran Grafiti Peninggalan Pemburu Ikan Paus Kuno
• 4 Cara Menggunakan Yogurt untuk Pertumbuhan Rambut yang Lebih Cepat
"Radio itu baru beberapa tahun di sini. Sekarang benteng ini jadi kantor Dinas Pariwisata Tanah Datar," tambah pria 45 tahun itu.
Di dalam benteng Van der Capellen terdapat ruangan yang dulunya digunakan sebagai gudang pada masa kolonial.
Kemudian di belakang benteng juga terdapat tungku kayu bakar yang digunakan untuk memasak pada saat itu.