Nenek Ini Hidup di Gubuk Mungil Tepi Batang Arau Kota Padang. Bang Ben Merawatnya Penuh Kasih Sayang

Tiap hari nenek Suryanah dibawa anak bungsu ke tepian Batang Arau. Saat sore dan anaknya selesai bekerja di sana, si nenek pun diajak pulang

Editor: afrizal
TribunPadang.com/Krisna Sumargo
Nenek Ini Hidup di Gubuk Mungil Tepi Batang Arau Kota Padang. Bang Ben Merawatnya Penuh Kasih Sayang 

Sesudah itu Bang Ben meninggalkannya untuk bekerja serabutan di kapal-kapal yang sandar di tepi sungai besar, bekas bandar kuno ramai Kota Padang di masa lalu.

Nenek Ini Hidup di Gubuk Mungil Tepi Batang Arau Kota Padang. Bang Ben Merawatnya Penuh Kasih Sayang
Nenek Ini Hidup di Gubuk Mungil Tepi Batang Arau Kota Padang. Bang Ben Merawatnya Penuh Kasih Sayang (TribunPadang.com/KrisnaSumargo)

“Kadang bersihin kapal, nurunin ikan hasil melaut, atau kerja apa saja yang penting menghasilkan,” jelas Jon Sonir yang mengaku tahu persis keseharian Suryanah dan anak bungsunya.

“Hasilnya yang kadang tidak seberapa, mungkin hanya bisa buat hidup sehari-hari saja,” imbuhnya.

Selain tergantung pada anaknya, warga sekitar dan orang yang lewat depan gubuknya kerap peduli pada Suryanah.

Kadang ada yang memberi makanan, beras, uang, atau apa saja sebagai ungkapan simpati.

Pendaftaran SNMPTN Sampai Sabtu ini Pukul 22.00 WIB

Festival of Light Hadir di Padang, Tampilkan Air Mancur Setinggi 25 Meter di GOR Agus Salim

Bang Ben sore itu muncul ketika TribunPadang.com sedang mengobrol bersama Jon Sonir dan sejumlah warga lain yang berdatangan.

Tak banyak kata-kata, Bang Ben sigap menghampiri gubuk ibunya, memberitahu sudah waktunya pulang.

Ia mengemasi barang-barang di gubuk, membuka plastik yang menutupi kursi roda di depan gubuk.

“Kita akan pulang Mak,” kata Bang Ben yang berasal dari Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar.

Suryanah bergumam tidak jelas.

Sembari berkemas-kemas, Bang Ben mengatakan ibunya sudah beberapa waktu tidak bisa bergerak.

“Jatuh di perjalanan dari Jakarta sewaktu pulang ke Padang,” kata Bang Ben yang mengaku pernah di Jakarta, jadi sopir mikrolet M11 trayek Tanah-Abang-Kebon Jeruk.

“Lama saya Bang di Jakarta. Saya akhirnya tak balik ketika ibu saya akhirnya lumpuh setelah jatuh itu,” lanjut Bang Ben.

Ia akhirnya hidup dan sepenuh waktu merawat ibunya di Kampung Baru, Seberang Penggalangan, Kota Padang, sembari bekerja apa saja asal untuk bertahan hidup.

Ban Ben sebenarnya memiliki sejumlah saudara, namun menurut Jon Sonir, semua secara ekonomi hidup dalam keterbatasan.

“Dia (Bang Ben) tidak berkeluarga, dan sepenuhnya merawat ibunya sembari kerja serabutan itu di sekitar sini,” imbuh Jon Sonir.

Sore itu, Bang Ben bergegas mendorong kursi roda, membawa ibu kandungnya pulang ke rumah kontrakan.

Mendung gelap menaungi langit Kota Padang.

Gerimis berjatuhan.(TribunPadang.com/KrisnaSumargo)

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved