Serak Gulo 2025

Tradisi Serak Gulo, Penawar Rindu Keturunan India di Kota Padang 

ejauh ini memang belum ada penawar rindu terbaik selain pertemuan, melalui tradisi serak gulo

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rahmadi
TribunPadang.com/Panji Rahmat
SERAK GULO PADANG - Warga saat persiapan tradisi serak gulo di Pasa Batipuh, Pasa Gadang, Padang Selatan, Kota Padang, Jumat (14/11/2025). Tradisi serak gulo ini menurut sejumlah sumber sudah berlangsung sejak ratusan tahun silam, bermula di perkampungan kecil Nagore, Naggapattinam daerah Tamil Nadhu India Selatan, 450 tahun silam. 

“Nanti ada saudara yang memesan bahwa ingin ikut serta dengan jumlah beragam, mulai dari satu kilo hingga satu karung,” ujarnya.

Baca juga: Damkar Padang Bantu Buka Mobil Terkunci di Parupuk Tabing, Kunci Tertinggal dalam Kendaraan

Pesanan itu nantinya akan diakomodir oleh keluarga Faradillah yang berada di Kota Padang, dengan menyiapkan kain perca warna-warni dan membungkus gula tersebut.

Kegiatan itu akan dijalankan Faradillah secara perlahan memanfaatkan waktu senggang di sela aktivitas harian.

Setelah penjajakan komunikasi tahap awal itu, setiap pesanan yang telah selesai dibungkusnya, akan diinformasikan oleh Faradillah pada para keluarga yang berada di luar Kota Padang.

“Setidaknya rasa kekeluargaan kembali terjalin, silaturahmi terus terjaga. Serta mampu mengakomodir rasa rindu yang sudah tertahan,” ujarnya.

Pada tradisi serak gulo ini juga, Faradillah mengaku sejumlah kerabat biasanya memutuskan untuk pulang kampung.

Baca juga: KemenHAM Sumbar Ajak Ratusan Siswa SMP 12 Padang Berani Tolak Segala Bentuk Kekerasan

Demi menyambut para saudara biasanya, Faradillah dan keluarganya akan membersihkan rumah menyiapkan tempat menginap hingga membuat kue, layaknya lebaran Idul Fitri.

Paling pasti, mereka akan menyiapkan air asam dan emping (sejenis toping untuk minuman cendol), menu itu akan mereka santap setelah tradisi puncak serak gulo selesai.

“Nanti kalau sudah selesai (acara puncak) kami bersantai sambil menikmati kue dan makanan yang ada. Sembari bercerita melepas rindu, menbahas kejadian saat acara puncak,” ujarnya.

Ia menilai tradisi serak gulo ini secara tidak langsung sudah menjadi penawar rindu bagi keluarganya dengan dibalut akulturasi budaya dan tradisi keturunan india.

“Penawar rindulah bagi kami, serta juga untuk menyemarakkan penyanbutan bulan ramadhan yang sisa beberapa bulan saja,” ujarnya.(*)

 

Sumber: Tribun Padang
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved