Keracunan MBG di Agam
Pakar Unand Bandingkan Pengelolaan MBG di Indonesia dan Jepang, Jelaskan Faktor Keracunan
Polemik keracunan makanan bergizi (MBG) di Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), dinilai perlu evaluasi total sistem pengelolaan makanan
Penulis: Fajar Alfaridho Herman | Editor: Rahmadi
“Pasien yang masih menjalani perawatan sampai pagi ini (Jumat), masih mengalami mual. Jadi belum kami izinkan pulang untuk proses observasi,” ujarnya.
Menurutnya nanti siang kondisi para pasien akan kembali dicek oleh petugas medis, hasilnya akan menjadi rujukan apakah pasien boleh pulang atau tidak.
Baca juga: Lahan Pertanian di Salimpek Solok Rusak Akibat Saluran Irigasi Meluap, Tanaman Kentang Mati Terendam

Ia berharap para pasien yang masih dirawat bisa pulang hari ini dan menjalani istirahat di rumah agar bisa kembali mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Arno merinci, sejak Rabu (1/10/2025) hingga Kamis (2/10/2025) total 47 pasien keracunan massal yang menjalani perawatan di RSUD Lubuk Basung.
Pasien terakhir yang ditangani pihaknya akibat masalah keracunan massal masuk pukul 11.00 WIB, Kamis (2/10/2025).
“Dari total 46 pasien sejak hari pertama, 26 pasien dinyatakan sehat. Sisa 20 pasien kemarin (kamis) 8 pasien juga sudah diizinkan pulang. Sisa 12 pasien lagi yang menjalani perawatan di ruang rawat inap,” ujarnya.(*)
LBH Padang Sebut Keracunan MBG di Agam Pelanggaran HAM, Penghentian Sementara Bukan Solusi |
![]() |
---|
Tragedi Nasi Goreng Program MBG di Kabupaten Agam, Menyingkap Rantai Keracunan Massal |
![]() |
---|
LBH Padang: Kasus Keracunan MBG di Agam Bukan yang Pertama, Sudah Terjadi di Berbagai Daerah |
![]() |
---|
LBH Padang Minta Program MBG Dievaluasi Usai Kasus Keracunan di Agam, Pelaksanan Dinilai Serampangan |
![]() |
---|
LBH Padang Sebut Korban Keracunan MBG di Agam Bisa Gugat Pemerintah, Singgung Pelanggaran HAM |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.