Penemuan Mayat di Batang Anai

4 Bagian Tubuh Korban Mutilasi Padang Pariaman Tak Ditemukan, 6 Potongan Diserahkan Lagi ke Keluarga

Bagian tubuh tersebut terdiri dari kepala, badan, dua kaki, satu tangan dan paha, sedangkan sisanya tidak lagi ditemukan sampai saat ini.

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Rezi Azwar
TribunPadang.com/Panji Rahmat
KONFERENSI PERS- Kapolda Sumbar Irjen Pol Gatot Suryanta, saat memegang sekop sambil menunjukkan sejumlah barang bukti dalam kasus pembunuhan dan mutilasi dalam kegiatan konferensi pers yang digelar di halaman Mako Polda Sumbar, Kota Padang, Sumatera Barat, Selasa (26/8/2025). 

Jarak lokasi penemuan kaki dengan badan kemarin kurang lebih 3 kilometer.

Kapolsek melihat potongan kaki yang ditemukan pagi ini, masih ada hubungan dengan penemuan badan kemarin.

“Kalau mengacu penemuan badan kemarin, ada indikasi ini bagian organ yang hilang dari penemuan kemarin,” ujarnya.

Masih di hari yang sama, giliran warga yang sedang menambang pasir di TPI Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat yang dibuat kaget. 

Mereka menemukan kepala dan tangan manusia, tanpa badan. 

Penambang pasir menemukan kepala manusia tersapu ombak di dekat kawasan bibir pantai.

Pantauan TribunPadang.com terlihat bagian kepala ini sudah dievakuasi oleh masyarakat.

Kepala dievakuasi dan dibawa ke lapak tempat penjualan ikan milik masyarakat.

Potongan kepala manusia ini terbungkus kain sarung kotak-kotak berwarna coklat.

Salah satu warga, Leni, mengatakan bahwa potongan tubuh manusia berupa kepala ditemukan sekitar pukul 07.00 WIB.

"Ditemukan sekitar pukul 07.00 WIB di dekat kawasan bibir pantai. Tersapu ombak," kata Leni.

Baca juga: Kebakaran Hebat Landa Pasar Payakumbuh, Wako Zulmaeta Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

10 Fakta Kasus Mutilasi dan Pembunuhan Berantai di Padang Pariaman

Sungai Batang Anai yang selama ini menjadi denyut kehidupan masyarakat Nagari Ketaping, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat mendadak berubah menjadi tempat teror yang membekas dalam ingatan.

Sejak Selasa, 17 Juni 2025, aliran airnya menjadi saksi bisu sebuah tragedi yang mengoyak ketenangan warga, penemuan potongan tubuh manusia mengapung, busuk.

Peristiwa ini bukan sekadar berita kriminal biasa tetapi merupakan pembunuhan berantai.

Baca juga: Pemkab Sijunjung Usulkan 2 Lokasi Lahan Menjadi Dapur MBG, Yulizar: 4 SPPG Sudah Beroperasi

Sumber: Tribun Padang
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved