TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI - Objek wisata baru Tapian Tabiang Barasok yang berada di kawasan Lapau Batu, Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguak Panjang, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat mempunyai kisah unik di balik namanya.
Menurut salah seorang masyarakat yang dituakan, Inyiak Datuak Sampono Batuah (72), menyebutkan nama Tabiang Barasok tercetus dari salah satu bagian dari tebing Ngarai Sianok yang dulunya mengeluarkan asap.
"Zaman dahulu, ada di bagian tebing ngarai itu yang mengeluarkan asap yang cukup tebal. Asap tersebut keluar karena adanya belerang yang terbakar dari dalam tebing ngarai, jadi karena itu dinamakan Tabiang Barasok. Bukan karena awan dan embun yang kadang-kadang menyerupai asap," jelasnya, Rabu (18/12/2024).
Ia juga mengatakan tebing tersebut dulunya juga menjadi tempat masyarakat turun ke aliran sungai yang berada di bawah ngarai untuk mandi dan mencuci baju.
"Biasanya masyarakat kalau turun ke sungai lewat sini, yang laki-laki biasanya membawa rokok ke bawah, tapi membakarnya dari bara api yang keluar dari tebing ngarai itu," katanya.
Baca juga: Tapian Tabiang Barasok, Destinasi Baru Menikmati Landscape Ngarai Sianok dari Bukittinggi Sumbar
Namun, kata Dt Sampono Batuah, gempa besar yang mengguncang Sumatera Barat pada tahun 2009 lalu menyebabkan dinding ngarai runtuh dan menutupi tempat keluar asap, sehingga menyebabkan tidak ada lagi asap yang keluar dari tebing ngarai.
"Ketika tahun 2000-an asapnya itu masih ada, namun gempa besar pada tahun 2009 lalu menyebabkan longsor sehingga tempat keluar asap itu tertutup hingga sekarang," katanya.
Sementara itu, pantauan TribunPadang.com dilokasi, di titik tempat keluar asap hanya menyisakan bekas-bekas pembakaran. Rumput-rumput dan tanah di sekitar titik keluar asap tampak hitam karena hangus terbakar.
"Rencananya kami juga akan membuat jalur ke titik asap tersebut, jadi bisa juga nantinya menjadi edukasi bagi wisatawan yang datang ke objek wisata ini," ungkapnya.
Selain itu, menurut Dt Sampono Batuah lokasi Tabiang Barasok ini dulunya juga menjadi jalur perlintasan ketika zaman penjajahan.
"Saat tentara dari wilayah lain ingin menyerang tentara kita, maka tentara kita itu turun melewati tebing ini kemudian menyeberangi sungai ke seberang sana (Wilayah Kabupaten Agam). Jadi tentara kita bersembunyi terlebih dahulu di seberang. Nanti jika sudah aman, maka tentara kita kembali lagi kesini," jelasnya.
"Jadi disini bisa juga dibilang sebagai tempat persembunyian dan pemantauan musuh oleh tentara-tentara kita sebelumnya," sambungnya.
Ia berharap wisata Tabiang Barasok bukan hanya menjadi wisata alam bagi masyarakat yang berkunjung, tapi juga bisa menjadi wisata edukasi bagi wisatawan.
_____
Baca berita terbaru di Saluran TribunPadang.com dan Google News