Jembatan Rusak di Padang Pariaman

Jembatan Rusak di Padang Pariaman Sumbar, Kendaraan Roda Empat Tak Bisa Lewat, 2000 KK Terdampak

Penulis: Panji Rahmat
Editor: Rahmadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jembatan penghubung antara Nagari Cimpago Barat dengan Nagari Pilubang, V Koto Kampung Dalam, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat mengalami kerusakan akibat luapan air Sungai Paku, Rabu (20/11/2024).

TRIBUNPADANG.COM, PADANG PARIAMAN – Jembatan penghubung antara Nagari Cimpago Barat dan Nagari Pilubang di V Koto Kampung Dalam, Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) rusak akibat banjir luapan Sungai Paku. 

Kerusakan ini mengganggu aktivitas sekitar 2000 kepala keluarga di wilayah tersebut.

Kerusakan pada jembatan ini bermula saat kondisi cuaca hujan lebat yang menyebabkan air Sungai Paku yang mengaliri jembatan tersebut meluap.

Wali Korong Sawah Rawang, Nagari Cimpago Baruah, Arianto mengatakan, kerusakan pada jembatan ini terjadi karena luapan air tersebut, menyeret kaki jembatan.

Akibatnya kondisi jembatan di bagian pangkalnya amblas dan bagian tengah jembatan menjadi miring.

Baca juga: Buruh Bangunan di Pasaman Barat Sumbar Diringkus Polisi Diduga Edarkan Sabu

"Padahal jembatan ini merupakan akses utama bagi masyarakat kedua nagari untuk berjualan maupun pergi bekerja," ujar Arianto, Rabu (20/11/2024).

Ia menyebut akibat kerusakan yang melanda jembatan ini, kendaraan roda empat tidak bisa lagi melintas.

Sedangkan kendaraan roda dua bisa melintas dengan cara bergantian, karena kondisi kaki jembatan yang sudah tidak ada.

"Lebih kurang ada 2000 kepala keluarga yang terdampak oleh kerusakan jembatan ini," ujarnya.

Hal ini mengingat banyak masyarakat nagari yang biasa mengakses jembatan tersebut, melintas untuk membawa barang dagangannya ke pasar.

Baca juga: BREAKING NEWS: Purnawirawan Polri Rusak APK di Padang Pariaman Dihukum Denda Rp1 Juta

Selain pedagang, masyarakat yang memiliki mata pencarian bertani juga terganggu oleh rusaknya akses jalan ini.

"Tentu untuk membawa hasil panen harus melalui jalan berputar yang tentunya menambah biaya produksi petani, sebelum padi terjual," ujarnya.

Arianto berharap jembatan ini bisa segera diperbaiki agar kondisi ekonomi dan aktifitas masyarakat kedua nagari bisa berjalan normal.

Ari menyebut selain jembatan ini memang ada jalur alternatif lain bagi masyarakat tapi lokasinya memutar dan jauh.

Selain itu, jika terjadi hujan lebat, tempat yang menjadi alternatif tersebut sering pula terendam oleh banjir.(*)

Berita Terkini