TRIBUNPADANG.CON, PADANG - Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumatera Barat (Sumbar) Fauzi Bahar berharap Presiden Republik Indonesia 2024-2029 Prabowo Subianto betul-betul menjalankan amanah dan merealisasikan program yang dijanjikan sebelumnya.
Ia mengapreasi keinginan Prabowo mengajak seluruh elemen untuk membangun Indonesia seperti yang berkali-kali disampaikannya.
Fauzi Bahar bilang, poin-poin yang disampaikan Prabowo dalam pidato politiknya usai dilantik cukup baik. Namun, yang terpenting dari semua itu ialah bagaimana merealisasikannya.
Perihal korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), sebagaimana yang disampaikan Prabowo, ikan busuk mulai dari kepala. "Omongan saja tentu tak cukup, tapi perlu bukti, para pejabat, menteri, yang terbukti korupsi harus diamputasi," kata Fauzi Bahar.
Menarik menurutnya soal janji Prabowo menjadikan Indonesia negara yang berswasembada pangan. Hal itu, menurut Fauzi harus diwujudkan.
"Itu harus (swasembada pangan). Kenapa beras tinggi harganya? Pupuk disubsidi, yang dapat pupuk subdisi itu pekebun besar, ndak sampai ke rakyat, saya sarankan tidak perlu disubsidi, tapi beli gabah rakyat ini dengan harga tinggi, jual lagi dengan harga murah atau disubsidi," katanya.
Apalagi, lanjut mantan Wali Kota Padang ini, 60 persen masyarakat Indonesia ialah petani.
Baca juga: Prabowo Relatif Dapat Dukungan Penuh Saat Dilantik, Tak Ada Lagi Keterbelahan Seperti Pilpres 2019
"Gabah harus dibeli negara, diolah, dijual dengan harga rendah. Pasti rakyat merasakan," katanya.
"Kalau tekad beliau (Prabowo) untuk menyejahterakan rakyat, kalau swasembada pangan terlaksana, makmur kita ini," tambah Fauzi Bahar.
Di sisi lain, Fauzi Bahar ingin Prabowo membenahi sektor pendidikan. Ia melihat kurikulum merdeka tidak tepat diaplikasikan dalam sistem pendidikan. Dirinya tak setuju dengan ditiadakannya ujian pada siswa.
"Saya tidak setuju pendidikan dengan kurikulum merdeka, tak ada ujian untuk naik kelas. Belajar itu harus ada ujian. Kapan siswa belajar? Kalau semuanya ada di internet, sehingga tak ada yang tinggal di kepalanya," kata dia.
Ia mendorong sistem pendidikan di Indonesia diperbaiki, yakni pendidikan yang berkebudayaan dengan harapan melahirkan generasi yang baik pendidikan dan akhlaknya.
"Jangan bangga saja kepada rakyat yang pintar, menguasai teknologi, tapi tidak tahu budaya, tidak mau, dan tidak mengerti. Saya tak pernah bangga anak saya bersekolah tinggi, tapi saya bangga anak saya beradab, beribadah, beragama, berkebudayaan, menghormati orang tua," lanjutnya.
Ia bilang, pemerintah harus bersepakat untuk menegakkan kembali adat, budaya, bahasa, agama dan pendidikan.
Kata Fauzi Bahar, 20 persen dari APBN untuk pendidikan harus digunakan sebaik-baiknya. "Jangan Mendikbud acak-acak pendidikan, ini fundamental. Pancasila harus tahu siswa, jangan teknologi semua, tapi tak tahu dasar," pungkasnya.