TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Gunung Marapi di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) naik status dari waspada menjadi siaga sejak Selasa (9/1/2024) pukul 18.00 WIB.
Berkenaan dengan itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, Fajar Sukma mengatakan, 33 tempat disiapkan jadi titik pengungsian.
Puluhan titik itu tersebar di tiga kabupaten/kota disekitaran Gunung Marapi, yakni Padang Panjang, Tanah Datar dan Agam.
Kata dia, data rencana titik pengungsian tersebut dihimpun dari BPBD masing-masing kabupaten/kota.
Fajar menjabarkan, di Padang Panjang ada 17 titik pengungsian, yaitu Masjid Raya Jihad, SD Komplek Teladan, Komplek Pasar Inpres, Pasar Pusat, Masjid Taqwa, Masjid Mardiyah, Masjid Zuama Jembes, dan SMP 5.
Lalu, SMP 1 Ekor Lubuk, SMP 3 Padang Panjang, SD 9 PPT, Masjid Nurul Islam Ekor Lubuk, Masjid Baiturrahman Simpang 8, SD 13 Tanah Hitam, MTsN Ngalau, Masjid Nurul Furqan Tanah Pak Lambiak, dan SD 03 Tanah Pak Lambiak.
Kemudian, di Tanah Datar ada enam titik pengungsian, yakni Gedung LKAAM Pariangan, Halaman Mako Polsek Pariangan, dan Lapangan Bola Sitangko Simabur.
Baca juga: Gunung Marapi Masih Siaga, Masyarakat Dilarang Mendekat Radius 4,5 km ke Kawah
Selanjutnya, halaman Kantor Camat Pariangan, halaman Koramil 03 Pariangan dan halaman Masjid Makmur Simabur.
Adapun di Agam terdapat 10 titik pengungsian yang direncanakan, yakni di SD 08 Talao Nagari Padang Laweh Sungai Pua, SD 17 Batu Gadang Nagari Padang Laweh Sungai Pua, Pondok Pesantren Ainul Yaqin Nagari Batagak Sungai Pua.
Lalu, di SD 08 Kubang Duo Koto Panjang Batagak, Gedung Serba guna Kubu APA, Masjid Mantuang Batabuah Koto Baru, lapangan SMA 1 Canduang, Lapangan Bola Sitapuang, Pasar Agro Koto Ilalang Ampek Angkek dan UIN Syekh M Djamil Djambek Kubang Putiah.
Fajar Sukma menuturkan, sesuai imbauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masyarakat diminta tak beraktivitas pada radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi (kawah Verbeek) berkenaan dengan Gunung Marapi yang berstatus siaga.
Fajar mengatakan, ada delapan kecamatan yang termasuk dalam radius 4,5 kilometer itu, yakni Kecamatan Sungai Pua, Canduang, dan Baso di Kabupaten Agam, Salimpauang, Sungai Tarab, Pariangan, Batipuah, X Koto di Kabupaten Tanah Datar.
"Daerah-daerah itu yang berpotensi terdampak. Makanya di daerah tersebut yang disiapkan tempat-tempat evakuasi," kata Fajar yang ditemui TribunPadang.com di Kantor BPBD Sumbar, Rabu (10/1/2024) siang.
Ia menjelaskan, Gunung Marapi yang berstatus siaga itu dalam status Kawasan Rawan Bencana (KRB) II, yakni daerah dengan radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi.
"Kalau KRB I itu radius 7 kilometer, kalau sudah masuk status awas, 7-10 kilometer yang harus dievakuasi," imbuh Fajar.
Ia mengatakan, potensi lahar dingin bisa saja terjadi berkenaan dengan aktivitas Gunung Marapi apalagi bila daerah sekitar diguyur hujan. Bisa jadi, katanya, air di permukaan kawah naik, dan membawa material debu vulkanik.
"Kalau 400 ribu kubik lahar dingin yang dikeluarkan dampaknya bisa sampai ke KRB III, kalau 500 ribu kubik landaannya itu bisa KRB II, kalau dia sampai kepada 700 ribu kubik bisa sampai ke KRB I," tuturnya.
Ia menjabarkan, daerah berpotensi terdampak lahar dingin itu ialah yang berlokasi di sekitar sungai-sungai yang berhulu di kawah Gunung Marapi, terutama di Agam, Tanah Datar dan Padang Panjang.
"Makanya, kita imbau dalam status siaga itu, masyarakat di sekitar daerah aliran sungai (DAS) yang dalam KRB III dan II itu bisa mewaspadai kondisi itu, terutama ketika curah hujan tinggi, sesuai simulasi PVMBG itu ada kemungkinan terdampak ke pemukiman masyarakat, itu yang perlu kita antisipasi," pungkas dia.
Diketahui, Gunung Marapi pertama kami erupsi sebelum rentetannya hingga saat ini terjadi pada Minggu (3/12/2023).
Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi ketika itu mencatat semburan abu vulkanik mencapai tiga kilometer dari puncak gunung.
Baca juga: Gunung Marapi Naik Level, Kini Berstatus Siaga, PVMBG Beri Imbauan untuk Warga di Radius 4,5 Km
Sebanyak 24 orang meninggal dunia dalam inseden ini. Mereka semua adalah pendaki gunung yang saat itu tengah beraktivitas di kawasan Gunung Marapi saat erupsi terjadi.
BKSDA Sumbar ketika itu mencatat 75 pendaki yang naik gunung. Dari total 24 pendaki meninggal itu, 23 orang ditemukan di puncak gunung dan satu orang meninggal di rumah sakit. Sementara 51 orang selamat.
________________
Baca berita TribunPadang.com terbaru di Google News