Lirik dan Terjemahan

Arti Lagu Sang Guru Panji Sakti, Lirik: Bolehkah Aku Berteduh di Bawah Pohon Jiwamu

Penulis: Nika Afrilia
Editor: Nika Afrilia
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Arti lagu Sang Guru Panji Sakti tentang kecintaan penyair pada gurunya, cinta karena Sang Guru memiliki pengetahuan tentang bagaimana mengenali diri yang Tuhan berada dalam setiap detailnya.

TRIBUNPADANG.COM - Berikut arti lagu Sang Guru Panji Sakti, bolehkah aku berteduh di bawah pohon jiwamu.

Lagu Sang Guru merupakan sebuah musikalisasi puisi bertema sufistik karya Puji Jagad yang dipersembahkan untuk gurunya.

Arti lagu Sang Guru Panji Sakti tentang kecintaan penyair pada gurunya, cinta karena Sang Guru memiliki pengetahuan tentang bagaimana mengenali diri yang Tuhan berada dalam setiap detailnya.

Sang Guru adalah pernyataan bahwa penyair atau murid telah siap menerima wejangan dari Sang Guru.

Baca juga: Lirik Lagu Kepada Noor - Panji Sakti, Rindu adalah Perjalanan Mengurai Waktu

Baca juga: Arti Lagu Minang Ulah Batuan Ka Cinto Fuzana, Dimalam Buto Denai Bamanuang Surang

Ini dia lirik lagu Sang Guru Panji Sakti.

Bolehkah aku berteduh
Di bawah pohon jiwamu
Menikmati semilir hakikat
Di bawah rindangnya zikir
Menikmati buah-buahmu
Yang segar ranum dan memabukkan

Bolehkah aku menetap
Di balik pejaman matamu
Menikmati dinginnya mata airmu
Yang tak pernah berhenti jatuh
Kubawa pulang dan kusimpan
Di kemaraunya mataku

Bolehkah aku berteduh
Di bawah pohon jiwamu
Menikmati semilir hakikat
Di bawah rindangnya zikir
Menikmati buah-buahmu
Yang segar ranum dan memabukkan

Bolehkah aku menetap
Di balik pejaman matamu
Menikmati dinginnya mata airmu
Yang tak pernah berhenti jatuh
Kubawa pulang dan kusimpan
Di kemaraunya mataku

Bolehkah aku menetap
Di balik pejaman matamu
Menikmati dinginnya mata airmu
Yang tak pernah berhenti jatuh
Kubawa pulang dan kusimpan
Di kemaraunya mataku

Bolehkah aku menetap
Di balik pejaman matamu
Menikmati dinginnya mata airmu
Yang tak pernah berhenti jatuh
Kubawa pulang dan kusimpan
Di kemaraunya mataku
Di kemaraunya mataku
Yeye

(*)

Berita Terkini