Dinas Kesehatan Kota Pariaman Menilai Antisipasi Dini KLB DBD Lebih Efektif dari Fogging

Penulis: Panji Rahmat
Editor: Mona Triana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang petugas sedang menghidupkan mesin sebelum melaksanakan Fogging di ruang tahanan polres Pariaman, Rabu (10/8/2022)

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rahmat Panji

TRIBUNPADANG.COM,PARIAMAN - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Kabid P2P Dinkes) Kota Pariaman, menilai antisipasi dini lebih efektif dari Fogging saat Kota Pariaman berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue (DBD).

Saat ini angka DBD Kota Pariaman hingga Jumat (19/8/2022) berjumlah 103 kasus, sehingga ada peningkatan hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya yang berjumlah 69 kasus.

Peningkatan sebanyak hampir dua kali lipat ini yang membuat Kota Pariaman berstatus KLB DBD.

Baca juga: Kota Pariaman Berstatus Kejadian Luar Biasa DBD, 103 Kasus Terekap Sejak Januari- Agustus 2022

Kabid P2P Dinkes Pariaman Rio Arisandi menilai kondisi serupa ini bisa segara membaik jika ada pencegahan secara bersama.

"Pencegahan dini itu lebih efektif dari pada Fogging," katanya, Jumat (19/8/2022).

Melalui pencegahan dini dari rumah, kantor, sekolah dan tempat lainnya bisa mengantisipasi masyarakat terkena DBD.

Baca juga: POPULER SUMBAR: Pawai Alegoris Pariaman Berakhir di Pantai Gandoriah, Festival Pamalayu 2022

Masyarakat katanya bisa melakukan gotong royong Pemberantasan sarang nyamuk dengan 3 M (Menutup, Menguras dan Mendaur ulang) pada media tumbuh kembang nyamuk Aedes Aegypti (penyebab DBD).

Baginya Fogging adalah jalan terakhir ketika sudah ditemukan kasus DBD di lingkungan masyarakat, atau ada permintaan masyarakat.

Namun dalam pelaksanaannya Fogging ini tidak terlalu efektif karena pelaksanaannya bisa terganggu oleh angin serta tidak bersedianya tetangga sekitar, tempat kasus DBD ditemukan.

Seorang petugas sedang melaksanakan Fogging di ruang tahanan polres Pariaman beberapa waktu lalu, Rabu (10/8/2022) (TribunPadang.com/Panji Rahmat)

"Maka perlu sekali kepedulian warga untuk mencegah kasus DBD terus bertambah," ujarnya.

Serta ia berharap masyarakat yang merasakan gejala DBD bisa segera melapor ke Rumah Sakit atau Puskesmas terdekat.

Gejala yang harus diketahui masyarakat diantaranya adalah demam tinggi mendadak dengan suhu bisa mencapai 40 derajat Celcius.

Kata Rio, demam mungkin sering terjadi pada banyak penyakit.

Namun, demam DBD bisa terjadi selama dua sampai tujuh hari.

Baca juga: Bupati Suhatri Bur Berharap Kawula Muda Padang Pariaman, Dapat Ikuti Karakter Para Pejuang Bangsa

Halaman
12

Berita Terkini