TRIBUNPADANG.COM -Kisah Sura dan Buaya sering dikaitkan dengan asal usul kota. . .
Jawaban:
Kisah Sura dan Buaya sering dikaitkan dengan asal usul Kota Surabaya.
Pembahasan mengenai hal tersebut akan diulas lebih lanjut pada kunci jawaban kelas 2 tema 7 halaman 170-171.
Siswa diminta membaca teks dongeng "Asal Usul Kota Surabaya" kemudian menjawab pertanyaan yang tersedia.
Baca juga: Jawaban Soal Kelas 2 Tema 7: Mengapa Buaya Sangat Marah kepada Sura Setelah Perjanjian Mereka?
Baca juga: JAWABAN Tematik: Kisah Sura dan Buaya Sering Dikaitkan dengan Asal Usul Kota. . .
Baca juga: Mengapa Sura dan Buaya Selalu Bertengkar? JAWABAN Kelas 2 SD Tema 7 Halaman 170
Simak selengkapnya alternatif Kunci Jawaban Kelas 2 Tema 7 Halaman 170-171
Ayo Membaca (Halaman 170)
Ayo membaca teks dongeng "Asal Usul Kota Surabaya" di atas!
Ayo Berlatih (Halaman 170-171)
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah!
1. Mengapa Sura dan Buaya selalu bertengkar?
Jawaban: Sura dan Buaya selalu bertengkar karena mereka berebut mangsa dan tidak ada yang menang atau kalah.
2. Bagaimana cara mereka menyelesaikan perselisihan mereka?
Jawaban:
Sura dan Buaya membagi daerah kekuasaan menjadi dua.
Sura berkuasa sepenuhnya di dalam air dan harus mencari mangsa di dalam air.
Sementara Buaya barkuasa di daratan dan harus mencari mangsa yang berada di daratan.
3. Mengapa Buaya sangat marah kepada Sura setelah perjanjian mereka?
Jawaban:
Buaya sangat marah kepada Sura karena melanggar perjanjian di antara mereka.
Diam-diam, Sura mencari mangsa di sungai.
4. Kisah Sura dan Buaya sering dikaitkan dengan asal usul kota. . .
Jawaban:
Kisah Sura dan Buaya sering dikaitkan dengan asal usul Kota Surabaya.
5. Bagaimana pendapatmu agar kita bisa hidup bersama?
Jawaban: Agar bisa hidup bersama, kita harus rukun dengan sesama, tidak berbohong, dan menghargai teman.
*)Disclaimer: Artikel ini hanya ditujukan kepada orang tua untuk memandu proses belajar anak.
Soal di atas sebagian besar berupa pertanyaan terbuka. Artinya, ada beberapa jawaban alternatif lainnya yang tidak terpaku seperti di atas.