Mengenal Nasi Sek, Menu Makanan Khas Tepi Pantai Pariaman yang Banyak Diburu Wisatawan 

Penulis: Rizka Desri Yusfita
Editor: afrizal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nasi sek dihidangkan lengkap dengan lauknya.

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Jalan-jalan ke Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) belumlah lengkap bila tak menikmati nasi sek.

Apa yang kamu bayangkan saat mendengar nasi sek?

Sebagian dari kamu pasti membelalakkan mata saat pertama kali mendengarnya?

Ya, bisa jadi kamu berpikir macam-macam, karena kalimatnya cukup tabu diucapkan.

Nasi sek merupakan kepanjangan dari 'saratuih kanyang' atau seratus kenyang.

Nasi sek atau nasi seratus kenyang dibungkus daun pisang (TribunPadang.com/RizkaDesriYusfita)

Konon saat awal kehadiran nasi sek ini, sebungkus nasi hanya dibanderol seratus rupiah saja.

"Kalau Jakarta dan sekitarnya disebut nasi kucing, karena ukurannya sama sama kecil."

"Tapi di Pariaman, tampak beda pada nama dan lauk yang disajikan," kata seorang penjual nasi sek, Zahrina.

Sekepal nasi panas dibungkus daun pisang dan lauknya sala ikan.

Sementara menu pelengkap dalam piring lainnya juga ada ikan bakar dan gulai kepala ikan kakap.

Kemudian gulai udang, ditambah gulai jengkol, atau sambal goreng petai dan teri yang membangkitkan selera.

Untuk minuman ada kelapa muda dan berbagai jus buah.

Makan siang seporsi nasi sek dipatok dengan harga Rp 17.000.

Zahrina menuturkan, di awal tahun 1980-an hidup serba susah.

Dia mencoba membuat ubi kayu yang dibungkus daun, kemudian kelapa parut dikasih gula.

"Seiring berjalannya waktu, terbesit ide membuat nasi sek. Nasi yang dibungkus daun. Nasi sek seratus kenyang," ungkap Zahrina.

Menurut Zahrina, nasi sek dijual khusus untuk nelayan yang pergi melaut.

Namun kini siapa saja boleh menikmatinya.

"Dulu tepi Pantai Gondariah banyak bagan. Ada puluhan bagan. Dari situ, sedikit demi sedikit dapat keuntungan dan terus berkembang hingga kini," jelas Zahrina.

Di Pantai Gondariah terdapat puluhan pondok-pondok lesehan tempat makan nasi sek.

Pondok lesehan ini terletak di bawah rindangnya pohon cemara dan menghadap ke laut.

Makan nasi sek di tempat ini terasa sangat nikmat karena laut menghamparkan pemandangan yang indah, ditambah dengan semilir angin yang sepoi.

Bila sampai di Kota Pariaman, tidak sulit menemukan Pantai Gondariah karena terletak di bagian barat kota di dekat stasiun kereta api.

Dari Padang ke Pariaman bisa ditempuh dengan bus dan kereta api dengan waktu perjalanan satu jam-an.

Jika menggunakan sepeda motor, menghabiskan waktu selama 1,5 jam.

Karyawan nasi sek Chandra (30) mengaku sejak pandemi corona, tak banyak lagi warga maupun wisatawan yang mencicipi nasi sek.

Sebelum corona, penjualan per hari tergolong tinggi, namun kini hanya 20 persen saja.

Karyawan, kata dia, biasanya tidak bisa duduk karena sibuk melayani pengunjung.

"Sekarang tidur saja bisa karena sepi. Pendapatan turun drastis, modal pun tak kembali. Hanya satu satu orang saja, itupun warga setempat," ucap Chandra.

Ia berharap, saat new normal akhir bulan ini, aktivitas kembali normal termasuk obyek wisata kembali ramai.

Dengan demikian, harapan usahanya kembali normal.

"Saya berharap pandemi ini segera berakhir biar nasi sek laris lagi," tutur Chandra. (*)

(TribunPadang.com/Rizka Desri Yusfita)

Berita Terkini