Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rima Kurniati
TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Fenomena gerhana matahari cincin bisa disaksikan di sejumlah wilayah Indonesia, siang ini Minggu (21/6/2020), termasuk di Sumatera Barat.
Namun, penampakan gerhana matahari cincin ini diprediksi tidak akan tampak secara maksimal.
Pengamat astronomi asal Padang Aldino Adry Baskoro mengatakan gerhana matahari cincin sebagian di Padang hanya tampak dua persen.
• Jadwal Gerhana Matahari dan Bulan Sepanjang Tahun 2020, Bisa Diamati di Sumatera hingga Jawa
• Gerhana Matahari Cincin Minggu 21 Juni 2020 Siang Hari, Bisa Disaksikan di Sumatera Barat
Fenomena gerhana matahari cincin ini bergerak dari Afrika menuju Cina, India kemudian Indonesia.
"Di Padang ada gerhana matahari cicin sebagian, cuma dua persen, walupun sedikit tapi ini bisa diamati, semacam biskiut kecil yang dimakan raksasa" kata Aldino Adry Baskoro, saat dihubungi Minggu (21/6/2020).
Menurutnya, gerhana matahari cincin sebagian di Padang terjadi sekitar 45 menit saja.
Mulai pukul 14.15 WIB lalu fase maksimum pada pukul 14.54 WIB dan berakhir pada pukul 15. 31 WIB.
"Sekitar 45 menit saja, di kota Padang fasenya dua persen," ujarnya.
Ia menjelaskan, cara mengamatinya gerhana matahari cincin dapat dengan menggunakan menggunakan Kaca Matahari atau Solar Viewer.
Aldino Adry Baskoro mengatakan kaca matahari ini dilengkapi dengan filter matahari disebut Neutral Density 5 ND5.
Dengan ada filter tersebut cahaya matahari difiltrasi atau dilemahkan menjadi seratus seribu kali, sehingga cahaya matahari aman bagi mata ketika melihat gerhana matahari.
"Dengan filter ND5 ini ada sepuluh pangkat limanya sehingga matahari yang kita lihat itu dikurangkan atau dikecilkan sebanyak seratus atau seribu kali," ungkapnya.
Ia mengatakan untuk membuatnya cukup susah dikarenakan filter jarang ditemukan di Kota Padang.
Selain Solar Viewer, gerhana matahari cincin juga bisa dilihat dengan pinhole kamera.
Proyeksi kamera ini terbuat dari kardus yang diberi lobang pada ujungnya.
"Ada kardus kosong lalu kita lobangi pada bagian ujungnya dengan jarum pentul atau paku," kata Aldino.
Kemudian di bawah kardus diberi kertas putih sebagai dasarnya.
"Lalu lobang di samping agak diujung, kita buat lubang sedikit untuk melihat layarnya," tambahnya. (*)