Rocky Gerung Retak dengan Prabowo, Mendadak Dilarang Seminar di Kampus IAIN Langsa Aceh

Editor: Mona Triana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rocky Gerung. (Twitter/@pppemudamuh)

TRIBUNPADANG.COM - Rocky Gerung dijegal masuk kampus IAIN Langsa, Rocky Gerung jauh hari sudah dijadwalkan mengisi Seminar Nasional di IAIN Langsa, yang seyogyanya berlangsung, Senin (14/10/2019) bersama anggota DPD Aceh Fakhrurrazi.

Rocky Gerung, sosok pengamat politik nyentrik yang dikenal dengan kritikan pedasnya terhadap isu-isu pemerintahan dijegal masuk kampus IAIN Langsa.

Seminar ini batal dilaksanakan oleh panitia Dewan Eksekutif (Dema) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa, bukan karena Rocky Gerung yang membatalkan datang ke acara seminar tersebut.

Poster seminar yang menghadirkan Rocky Gerung di Langsa. (Dok Panitia Seminar) ()

Masalah tiba-tiba datang tatkala panitia tidak mendapat izin pemakaian aula kampus untuk pelaksanaan Seminar Nasional tersebut dari pihak Rektorat IAIN Langsa.

Bahkan anehnya, semua aula kapasitas besar di Langsa seperti aula Cakdon Langsa, Covention Hall Vitra Tirta Raya, Harmoni Convention Center, juga tak memberikan izin sewa pakai aula.

Lantas mengapa pihak kampus menolak kedatangan pakar filsafat politik itu?

Mengapa pula polisi tak mengeluarkan izin keramaian untuk acara seminar nasional tersebut?

Rocky Gerung Pernah Jadi Dosen Pembimbing Dian Sastro Malahan Ogah Beri Nilai Sidang Skripsi

Tompi Jadi Saksi Sidang Ratna Sarumpaet, Hingga Akrab dengan Rocky Gerung

Ini 6 Fakta di balik keputusan kontroversial Rocky Gerung.

1. Izin Tempat Tiba-tiba Dibatalkan

Batalnya pelaksanaan seminar nasional bertema "Eksistensi dan Kontribusi Mahasiswa Dalam Membangun Negeri", tersebut karena panitia tidak mendapat izin tempat maupun pelaksanaan di aula kampus IAIN Langsa oleh pihak rektorat setmpat.

"Acara ini awalnya sudah kita sampaikan kepada pimpinan kampus, dan tidak ada persoalannya. Tapi seminggu menjelang acara, pihak rektorat membatalkan izin pemakaian aula, dan meminta seminar dilaksanakan di luar kampus," sebut Wakil Presiden Dewan Eksekutif Mahasiswa IAIN Langsa Ahmad Fikri atau Apit kepada Serambinews.com, Senin (14/10/2019).

2. Polisi Sebut Alasan tak Logis

Apit menyebutkan izin keramaian untuk pelaksanaan seminar nasional dari pihak kepolisian setempat juga tidak mereka dapatkan. Menurut mahasiswa alasan polisi tidak mengeluarkan izin keramaian tersebut dinilai tidak logis.

3. Semua Aula di Langsa tak Beri Izin

Menurut Apit, bahkan semua aula besar yang ada di Kota Langsa, juga tidak boleh disewa (dipakai) oleh pihak panitia penyelenggaran seminar nasional ini.

"Ada apa dengan ini," ujarnya miris.

Seperti aula Cakdon Langsa, tambah Apit, sebelumnya pihak panitia sudah mendapatkan izin sewa.

demo mahasiswa IAIN Langsa (SERAMBINEWS.COM/ZUBIR)
Tapi berapa hari lalu menjelang seminar, pihak pengelola aula milik pemerintah ini juga tiba-tiba membatalkannya.

Alasannya, karena aula Cakdon hari ini (Senin-red) dipakai lembaga lain untuk kegiatan.

Padahal jauh hari hari panitia telah membooking aula Cakdon itu, dan mereka mengizinkannya.

Rocky Gerung Jengkel Telah Dibohongi Ratna Sarumpaet, Pertanyakan Integritas Aktivis Demokrasi

Rocky Gerung di Padang, Akui Sering Dimarahi karena Dungu hingga Bahas Kasus Siswi Dianiaya

4. Panitia Minta Maaf kepada Peserta dan Kembalikan Biaya Tiket

Batalnya acara seminar nasional tersebut membuat pihak panitia memohon maaf kepada peserta dan masyarakat.

"Kepada peserta yang telah membeli tiket seminar nasional ini, kami memohon agar menghubungi panitia untuk dikembalikannya biaya tiket tersebut," ujar Apit.

5. Tidak Ada Kaitannya dengan Isu Politik

Mahasiswa IAIN Langsa ini mengaku cukup kecewa kepada semua pihak dengan berbagai dalih dan alasan, yang jelas-jelas menghalangi pelaksanaan seminar nasional tersebut.

Padahal seminar nasional yang hendak mereka adakan ini murni untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa, bukan politik dan tidak ada sedikit pun unsur politiknya.

Menurut mahasiswa ada tiga tujuan seminar nasional ini, yaitu memahami bagaimana eksistensi mahasiswa dalam membangun negeri.

Lalu, memahami kontribusi mahasiswa dalam membangun negeri, dan membangun rasa nasionalisme pada mahasiswa.

"Dalam TOR seminar nasional jelas tidak ada menyebutkan atau menyinggung sedikit pun tentang persoalan politik. Jadi mengapa mereka tidak setuju, apa alasannya," imbuh Apit, selaku penanggung jawab seminar.

6. Ditolak Kampus karena Sarat Prokontra dan Menghindari Hal Negatif

Rektor IAIN Langsa Dr H Basri MA kepada Serambinews.com, membenarkan jika pihaknya batal memberi izin pemakaian tempat.

Pembatalan izin pemakaian tempat dan pelaksanan seminar nasional yang sempat direncanakan di aula IAIN Langsa ini, menurut Rektor sesuai hasil rapat pimpinan kampus IAIN Langsa.

"Berdasarkan hasil rapat pimpinan kampus, memutuskan untuk pembatalan pemberian izin kepada panitia, jika kegiatan seminar nasional di kampus IAIN Langsa ini menghadirkan Rocky Gerung," jelasnya.

Alasan Rektor dikarenakan adanya pro dan kontra berbagai pihak dan kalangan kepada pihak kampus.

Ditambah lagi banyaknya masukan dari masyarakat, agar menolak kedatangan Rocky Gerung ke kampus IAIN Langsa.

"Banyaknya perbedaan pendapat, maupun untuk menghindari hal-hal negatif yang tidak diinginkan terjadi, pimpinan IAIN Langsa mengambil sikap menolak kehadiran Rocky Gerung mengisi seminar nasional di kampus kita ini," urainya.

Namun Rektor Dr H Basri MA, mengaku tidak mempersoalkan dan mempersilahkan jika pihak panitia mahasiswa IAIN Langsa ini ingin melaksanakan seminar nasional tersebut di luar kampus IAIN setempat.

Retak dengan Prabowo Subianto

Rocky Gerung; Nggak Butuh Tokoh Seperti Dia Nyampah-nyampahin Negeri Aja.

Sebelumnya, Akademisi Rocky Gerung dikabar kini tak lagi sejalan dengan Prabowo Subianto.

Hal itu terungkap usai bertemu dengan tokoh pers Ilham Bintang.

Berikut catatan Ilham Bintang yang dikutip Tribunnews:

Catatan Ilham Bintang

Rocky Gerung berpaling.

Rocky Gerung oposisi terhadap Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra.

Saat berkunjung ke Markas C&R kemarin, kemudian dilanjutkan dengan santap siang di rumah, kami terlibat diskusi panjang tentang kondisi bangsa pasca Pilpres.

Selesai bersantap gulai kepala ikan kakap “Medan Baru” yang disiapkan isteri, Ades Tamin, Roger membuat deklarasi.

Hari itu ia nyatakan beroposisi kepada Prabowo.

Rocky Gerung akan “road show” berkeliling Tanah Air untuk mengajak kampret beroposisi pada Ketua Umum Gerindra itu.

Alasannya, “ karena Prabowo sudah bergabung dalam kubu pemerintah!”

Rocky Gerung bersama dua tokoh pers, yaitu wartawan senior Marah Sakti Siregar dan Ketua Dewan Kehormatan PWI Ilham Bintang. (Ilham Bintang untuk Wartakotalive.com) ()

Rocky Gerung (Roger) mengingatkan komitmennya dulu, dua belas menit setelah pelantikan Presiden baru — siapa pun yang terpilih— maka saat itu dia akan beroposisi.

“Sekarang, Prabowo sudah bergabung dengan Jokowi sebelum pelantikan. Makanya, saya majukan deklarasi saya beroposisi, menjadi mulai hari ini, “ sambungnya.

Roger juga akan roadshow ke kubu Cebong supaya mengusir Prabowo dari kubu mereka. “ Nggak butuh tokoh seperti dia, nyampah-nyampahin negeri aja,” tandasnya.

Serius.

Rocky Gerung berada di Graha C&R sejak Sabtu (12/10) pagi hingga petang.

Menyusul kemudian “Manusia Merdeka” Said Didu.

Pagi itu ada taping program talkshow politik “ Sarita: Sarinya Berita” untuk RealitaTV di channel youtube.

Mereka berdua tampil dalam acara itu. Host program ini Rahma Sarita, mantan presenter TVOne.

Gerindra dan Demokrat Fiks Dapat Jatah Menteri Usai Prabowo dan SBY Bertemu Jokowi?

Gerindra dan Demokrat Fiks Dapat Jatah Menteri Usai Prabowo Subianto dan SBY Bertemu Jokowi?

Ini Sinyalnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi sinyal bergabungnya Partai Gerindra dan Demokrat usai bertemu dua pimpinan partai tersebut di Istana Merdeka.

Kamis (10/10/2019), Jokowi mengundang Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Pada hari berikutnya, Jumat (11/10/2019), giliran Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto diundang ke Istana.

Kedua tokoh tersebut sama-sama diterima Jokowi di Ruang Jepara, Istana Merdeka menjelang sore.

Pertemuan pun dilaksanakan secara tertutup dari awak media.

Tetapi topik pembicaraannya, sama-sama membahas kemungkinan kedua partai itu masuk ke dalam koalisi pemerintah.

"Kami bicara itu (gabungnya Demokrat) tapi belum sampai sebuah keputusan," ujar Jokowi usai bertemu SBY dikutip dari Tribunnews.com.

Diakui Jokowi, pembahasan potensi Demokrat merapat ke pemerintah, belum sampai ke tahap penyodoran nama untuk dijadikan menteri.

Namun banyak kalangan memprediksi, nama putra SBY, Agus Harimurti Yudhoyono dimajukan untuk membantu Jokowi di kabinet.

Hal ini diperkuat pernyataan Jokowi ketika ditanya awak media, apakah susunan kabinet periode dua akan berubah setelah bertemu SBY.

"Mungkin ada beberapa pertimbangan, masih bisa (berubah usai bertemu SBY)," ujar Jokowi usai bertemu anak-anak Papua yang diundang ke Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10/2019).

Pembicaraan potensi gabung ke koalisi, juga dibahas antara Jokowi dan Prabowo selama bertemu empat mata kurang lebih 45 menit sejak pukul 15.00 WIB.

Tetapi, soal merapatnya Gerindra ke pemerintah pada hari itu belum diputuskan secara bulat.

"Bicara yang berkaitan dengan masalah koalisi, tapi ini belum final. Kami sudah bicara banyak mengenai kemungkinan Partai Gerindra masuk koalisi kami (pemerintah)," ujar Jokowi usai bertemu Prabowo.

Meski sudah bicara potensi koalisi, Jokowi menyebut Prabowo sama seperti SBY.

Sama-sama belum sampai ke tahap memberikan nama kadernya untuk dijadikan menteri.

"Tadi saya sampaikan, masih belum final. Kalau nanti sudah final, baru nanti kami sampaikan," ucap Jokowi.

Berbalas dengan Jokowi, Prabowo memberi sinyal.

Menurut mantan Calon Presiden rival Jokowi tersebut Gerindra siap membantu pemerintah dalam memajukan Indonesia ke depan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dua digit.

"Kami ingin membantu, kami siap membantu bila diperlukan. Kalau umpamanya kami tidak masuk kabinet, kami tetap akan loyal, disebagai penyeimbang," tutur Prabowo.

Kesiapan Partai Gerindra

Jokowi bertemuPrabowoSubianto (KOMPAS.com/Ihsanuddin) ()

Ketua Fraksi MPR Partai Gerindra, Ahmad Riza Patria, menyebut Prabowo Subianto, dan Presiden Joko Widodo telah memiliki kesamaan pandangan membangun bangsa.

“Ada kesamaan pandangan Pak Jokowi dengan Prabowo, bagaimana ke depan kita harus bersatu untuk membangun bangsa,” ujar Riza Patria di D'consulate, Jakarta Pusat, Sabtu (12/10/2019).

Riza membeberkan bahwa pertemuan antara Jokowi dengan Prabowo lebih kepada membahas visi misi bangsa Indonesia ke depan.

Menurut Riza, kedua tokoh telah memiliki kesamaan pandangan dalam membangun bangsa dari beberapa aspek.

“Bagaimana bangsa ini menjadi kuat menjadi maju tantangan kedepan tidak mudah ekonomi, pertahanan keamanan dunia yang harus disikapi oleh Indonesia,” tutur Riza dikutip dari Tribunnews.com.

Meski demikian, kata Ahmad Riza Patria, partainya siap berada di luar atau dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di periode keduanya.

Menurut Riza, yang terpenting bagi partainya adalah kontribusi membangun Bangsa Indonesia ke depannya.

"Kami siap membantu pemerintah jika diperlukan, jika tidak juga kami akan tetap membantu pemerintah dengan jadi partai penyeimbang," ujar Riza.

Riza mengatakan jika nantinya kader Gerindra diminta masuk ke dalam kabinet Kerja Jokowi maka akan membantu pemerintahan secara total.

Jika tidak masuk ke dalam pemerintahan, Gerindra tidak akan menjadi partai yang terus menerus mengkritik kebijakan pemerintah. Namun juga memberikan solusi kepada pemerintah.

"Jangan sampai jika berada di dalam (koalisi) jadi masalah, korupsi, KKN dan sebagainya.

Dan jka di luar (koalisi) jangan hanya bisa mengkritisi, menggonggong tanpa memberi solusi, enggak baik juga," tutur Riza.

"Jadi apa yang baik, yang baik memberikan segala dengan kekuatan yang kami miliki, sama-sama berlomba, berkompetisi memberikan terbaik bagi kepentingan bangsa dan negara.

Itu yang jadi penting untuk Gerindra hari ini. Tidak mesti harus di dalam atau di luar (pemerintahan)," katanya.

Kesiapan Partai Demokrat

Presiden Jokowi bertemu SBY (Istimewa) ()

Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan menjelaskan mengenai pertemuan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pada Kamis (10/10/2019).

Hinca Panjaitan mengungkapkan dalam pertemuan tersebut keduanya mediskusikan perkembangan negara.

"Sebagai pemimpin mereka mendiskusikan perkembangan negara dan bagaimana lima tahun ke depan.

Sebagai yang pernah memimpin 10 tahun pak SBY tentu memberikan cerita pengalamanya yang bisa menjadi pertimbangan pak Jokowi menjalankan mandatnya lima tahun ke depan," kata Hinca Panjaitan, Jumat (11/10/2019).

Menurut Hinca Panjaitan, sejak Pilpres usai, SBY mengajak seluruh elemen masyarakat mendukung pemerintahan Jokowi.

Partai Demokrat bahkan telah memberikan 14 program prioritas kepada pemerintah, untuk menjadi masukan dalam menjalankan pemerintahan 5 tahun mendatang.

"Kami berharap program prioritas itu dapat menjadi masukan bagi Pemerintahan Jokowi ke depan," katanya dikutip dari Tribunnews.com.

Terkait pembentukan kabinet, Demokrat menurut Hinca menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Jokowi.

Demokrat mendukung penuh apapun yang menjadi keputusan Jokowi dalam membentuk kabinetnya.

"Jika presiden Jokowi meminta dan mengajak kader Demokrat, tentulah kami siap membantunya," ujar Hinca Panjaitan.

Sinyal Jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut susunan kabinet jilid II saat ini sudah rampung.

Susunan kabinet akan diumumkan segera setelah ia dan Ma'ruf Amin dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2019-2024.

Acara pelantikan akan digelar di Gedung MPR pada Minggu (20/10) pukul 14.00 WIB.

"Nanti mungkin bisa hari yang sama, mungkin sehari setelah pelantikan," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10/2019), seperti dikutip dari Kompas.com.

Kendati kabinet sudah selesai disusun, namun kata Jokowi, tidak menutup kemungkinan ada beberapa perubahan sampai hari pengumuman nanti.

"Mungkin ada beberapa pertimbangan masih bisa," kata dia.

Jokowi mengakui bahwa susunan kabinet itu bisa berubah tergantung dinamika politik terakhir.

Termasuk saat ia bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.

"Apakah perubahan itu juga setelah pertemuan dengan SBY kemarin, Pak?" tanya wartawan. "Ya," jawab Jokowi singkat.

Pembicaraan potensi gabung ke koalisi, juga dibahas antara Jokowi dan Prabowo selama bertemu empat mata kurang lebih 45 menit sejak pukul 15.00 WIB.

Tetapi, soal merapatnya Gerindra ke pemerintah pada hari itu belum diputuskan secara bulat.

"Bicara yang berkaitan dengan masalah koalisi, tapi ini belum final.

Kami sudah bicara banyak mengenai kemungkinan Partai Gerindra masuk koalisi kami (pemerintah)," ujar Jokowi usai bertemu Prabowo.

Meski sudah bicara potensi koalisi, Jokowi menyebut Prabowo sama seperti SBY.

Sama-sama belum sampai ke tahap memberikan nama kadernya untuk dijadikan menteri.

"Tadi saya sampaikan, masih belum final. Kalau nanti sudah final, baru nanti kami sampaikan," ucap Jokowi. (*)

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Retak dengan Prabowo, Rocky Gerung Mendadak Dilarang Seminar di Kampus IAIN Langsa Aceh, 

Berita Terkini