AJO, Aplikasi Ojek Online Karya Anak Nagari, Ternyata Pendirinya Hanya Tamatan SMP
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Debi Gunawan
TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Antar Jemput Online (AJO) sebuah aplikasi ojek online karya anak nagari Minangkabau.
Roni Efendi (33) merupakan pendiri dari aplikasi tersebut.
Roni mulai menggagas AJO sejak awal 2018 lalu.
Awalnya dia terinspirasi dari aplikasi ojek online yang telah lebih dulu dikenal masyarakat Sumatera Barat (Sumbar).
"Kenapa tidak kita buat yang berbau lokal," ungkapnya, Rabu (21/8/2019).
Tak berbeda jauh dengan aplikasi serupa, pada aplikasi AJO juga menyediakan beberapa jelnis layanan.
Seperti ojek motor, mobil, jasa pengiriman barang, jasa antar jemput laundry, dan beberapa jenis lainnya yang sedang dikembangkan.
Aplikasi AJO mulai dilaunching pada Agustus 2018, dan baru efektif pelaksanaannya di Kota Padang dua bulan terakhir.
"Untuk Kota Padang, sudah sekitar 400 orang mitra kita,"ungkapnya.
Sedangkan untuk wilayah lain di Sumbar sedang dalam proses pembukaan.
"Seperti Bukittinggi, Payakumbuh, Tanah Datar dan daerah lainnya," jelas Roni.
Namun siapa sangka, Roni hanyalah tamatan SMP dan tidak pernah menempuh dunia perkuliahan.
Kegigihan Roni untuk terus mempelajari dunia multimedia dan ilmu teknologi mengantarkannya untuk dibutuhkan orang dimana-mana.
Ia telah menjadi narumber dan instruktur pelatihan-pelatihan di berbagai wilayah Indonesia.
Selain belajar otodidak, Ia juga pernah mendapatkan ilmu media saat bekerja di salah satu televisi lokal Sumbar.
"Intinya kita mencoba untuk mengikuti perkembangan zaman dan IT," jelasnya.
Untuk mengembangkan bisnisnya, AJO menggandeng Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag) untuk operasinya.
Sedangkan untuk bank mitra, mereka bekerjasama dengan Bank Nagari sebagai bank daerah Sumbar.
Untuk daerah Payakumbuh, Bukittinggi, Solok, Sawahlunto, dan Pariaman AJO sedang membuka lowongan untuk mitra yang ingin bergabung.
Informasi lebih jelasnya dapat dilihat di Instragram @ajoojek.
Kedepannya Roni, berharap bisnis AJO tidak menggunakan kemitraan lagi akan tetapi lebih memakai gaya koperasi.
"Itu semua untuk mengembalikan jiwa koperasi dan kearifan lokal Sumbar," jelas Roni.