Baca tanpa iklan
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Sidang terkait perselisihan hasil pemilihan umum atau PHPU Pilpres 2019 telah rampung di Mahkamah Konstitusi (MK).
Hal itu menandakan tahapan Pilpres sudah berakhir seiring pembacaan putusan oleh Hakim Konstitusi.
Ketua DPD Gerindra Sumbar Nasrul Abit mengajak masyarakat Sumbar kembali bersatu pascaputusan Mahkamah Konsitusi (MK) tanpa adanya istilah kubu 01 atau 02.
“Mari hormati dan junjung tinggi keputusan MK. Kini saatnya kita bersatu dan tidak lagi menyebut 01 dan 02,” kata Nasrul Abit, Sabtu (29/6/2019).
Nasrul Abit mengatakan perolehan suara untuk Calon Presiden Prabowo Subianto dominan di Sumbar saat Pilpres 2014 dan 2019.
• Nasrul Abit Menggantungkan Harapan Ini terhadap Presiden Terpilih Nantinya
Dikatakannya lagi, pada Pilpres 2019 rekapitulasi KPU pun menyatakan Prabowo memeroleh suara 85,95 persen dan Joko Widodo 14,05 persen.
Ia menilai angka yang diperoleh merupakan hasil keinginan masyarakat Sumbar melalui proses demokrasi.
Sebagai tanda orang Minangkabau menghargai proses demokrasi, Nasrul Abit menyebut ungkapan Biduak Lalu Kiambang Batauik.
"Proses politik sudah berakhir. Saatnya kembali bersatu setelah semua proses selesai.
Kalau ada hal–hal yang kurang berkenan selama ini mari saling memaafkan," ajak Nasrul Abit.
• Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit Harapkan Presiden Terpilih Paham Kondisi Masyarakat Indonesia
Ia juga meminta masyarakat bersatu padu membangun Sumbar.
"Basamo Mangko Manjadi (bersama akan berhasil),” tambah orang nomor dua di Sumbar tersebut.
Selain itu, Nasrul Abit juga mengapresiasi kinerja pengurus DPD, DPC PAC, ranting, seluruh simpatisan dan kader Partai Gerindra.
Kemudian juga Badan Pemenangan Provinsi, Badan Pemenangan Kabupaten dan Kota serta partai koalisi adil makmur dan para relawan beserta semua jajaran yang telah mensukseskan Pemilu serentak 2019.
“Terimakasih atas kerja keras angku- angku, niniak mamak, alim ulama, cadiak pandai, bundo kanduang, dan tokoh masyarakat yang ada di rantau maupun di kampung," kata Nasrul Abit. (*)