Makanan dan minuman saat Lebaran Ini Patut Dicoba Jika Berkunjung Ke Tanah Datar
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Merinda Faradianti
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Jika Tribunners saat libur lebaran berkunjung ke Tanah Datar, patut mencoba beberapa makanan ini.
Berikut TribunPadang.com rangkum beberapa makanan yang patut dicoba jika berkunjung ke Tanah Datar :
A. Kawa Daun
Jika Tribunners pernah meminum teh atau kopi, itu sudah biasa. Bagaimana dengan meminum teh atau kopi tapi berasal dari daun kopi? Pernasaran kan ?
Kawa daun merupakan minuman unik di Batusangkar yang berasal dari daun kopi yang disangrai kemudian diseduh seperti teh.
Dari segi rasa, minuman ini memiliki perpaduan antara rasa teh dan kopi. Biasanya saat penyajiannya ditambah dengan gula atau susu.
Kawa daun ini dinikmati saat cuaca dingin ditambah dengan gorengan panas. Jika ingin menikmati minuman unik ini cukup mengeluarkan kocek sebesar Rp 5 ribu saja.
Minuman ini bisa dijumpai di Panorama Tabek Patah sekitar 18 KM dari Pasar Batusangkar. Perjalanan dari Pasar Batusangkar dapat ditempuh menggunakan angkutan kota warna biru, bus tujuan Bukittinggi, ataupun menggunakan mobil pribadi.
B. Lamang Tapai
Makanan manis dan gurih ini dibuat dari beras ketan dan santan yang dipanggang dengan bambu muda.
Lamang biasanya dimakan dengan tapai yang berasal dari beras ketan hitam yang difermentasi kemudian ditambah dengan gula.
Makanan ini dapat dijumpai di Pasar Batusangkar dengan harga mulai Rp 5 ribu. Tribunner juga bisa membeli lemang perbuluh, satu buluh biasanya dijual dengan harga Rp 50 ribu hingga Rp 60 ribu.
Bagi Tribunners yang suka dengan durian, lamang juga cocok dijadikan pendamping saat memakannya. Kemudian lamang juga bisa dimakan dengan sarikaya, dan juga pisang manis.
Lamang tapai tak hanya dijumpai di Pasar Batusangkar saja namun juga ada dibeberapa daerah. Tapi, setiap makanan memiliki rasa ciri khas masing-masing.
C. Dakak-dakak
Perjalanan dari Padang Panjang menuju Batusangkar, di daerah Simabua Tribunners dapat menjumpai penjual dakak-dakak di pinggir jalan.
Tak hanya sekedar menjual, namun di sana pengunjung juga bisa melihat secara langsung bagimana cara pembuatannya.
Dakak-dakak adalah makanan seperti mie yang dibulat-bulatkan, renyah terbuat dari beras ketan serta bumbu-bumbu untuk menambah cita rasanya.
Tak hanya itu, ada juga makanan renyah lainnya disebut dengan kue Bungo Durian. Hampir sama dengan dakak-dakak, kue Bungo Durian rasanya lebih gurih ditambah dengan daun bawang.
Dakak-dakak dan kue Bungo Durian ini biasanya dijual dengan harga berkisar antara Rp 10 ribu per 500 gram.
Tak hanya di Simabua, Tribunner yang ingin mencicipi makanan renyah nan gurih ini juga bisa menjumpainya di Pasar Batusangkar.
D. Pangek Bilih Singkarak
Ikan endemik danau terbesar kedua di Sumatra ini, Danau Singkarak, biasanya dimasak tidak hanya digoreng.
Ikan Bilih yang berukuran dua jari tangan orang dewasa ini bisa dibuat makanan pedas berkuah, seperti pangek.
Pangek atau semacam asam pedas ini biasanya tak hanya ikan Bilih tapi juga dicampur dengan nangka muda, ubi kayu, dan daun singkong.
Bumbu-bumbu pembuatan Pangek ini seperti cabe merah giling, bawang merah dan bawang putih, kemiri, santan, dan bumbu rempah lainnya.
Makanan dengan cita rasa gurih, pedas ini biasanya dapat dijumpai di Pasar Batusangkar atau Tribunners bisa langsung mendatangi objek wisata Singkarak.
E. Air Anau atau Enau
Jika berkunjung ke Batusangkar, Tribunner wajib mencoba minuman satu ini. Air Anau berasal dari tanaman Enau yang banyak tumbuh didaerah bersuhu dingin.
Puncak Pato banyak dijumpai minuman ini, biasanya air Anau diolah menjadi gula Enau. Tapi, masyarakat di sekitar saja juga biasa mengkonsumsinya secara langsung.
Minuman manis ini dijual dengan harga Rp 5 ribu pergelas kecil. Pada hari-hari tertentu ada yang menjajakannya dengan buluh bambu besar.
Perjalanan dari Batusangkar menuju Puncak Pato sekitar 30 menit. Bisa ditempuh menggunakan bus jurusan Lintau ataupun mobil pribadi.