Penelitian dan Pengabdian

UNP Berdayakan Petani Tebu Nagari Talang Babungo Lewat Inovasi Pengolahan Pasca Panen

Universitas Negeri Padang (UNP) terus memperlihatkan komitmennya dalam mendukung kesejahteraan masyarakat melalui program pengabdian

|
Editor: Emil Mahmud
FOTO DOK.UNP
PENELITIAN DAN PENGABDIAN :Tim dosen Universitas Negeri Padang berfoto bersama dengan petani peserta pelatihan pengolahan pasca panen tebu di Nagari Talang Babungo, Kabupaten Solok, Jumat (23/8/2025). Ketua Tim Pengabdian, Dr. Vauzia, M.Si, menegaskan, program ini bukan sekadar pelatihan, tetapi juga bagian dari strategi jangka panjang untuk memperbaiki rantai nilai produk tebu di daerah. (foto/UNP). 

TRIBUNPADANG.COM, SOLOK – Universitas Negeri Padang (UNP) terus memperlihatkan komitmennya dalam mendukung kesejahteraan masyarakat melalui program pengabdian kepada masyarakat.

Salah satu kegiatan terbaru dilakukan di Nagari Talang Babungo, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat atau Sumbar pada  Jumat (23/8/2025), dengan menyasar petani tebu setempat.

Tim pengabdian UNP menggelar pelatihan intensif pengolahan pasca panen dan pengemasan tebu, yang diikuti oleh 25 petani dari Kelompok Tani Lestari.

Fotografer Unik
PENELITIAN DAN PENGABDIAN - Tim dosen UNP mendampingi peserta pelatihan saat melakukan penggilingan tebu sebagai bagian dari inovasi pengolahan pasca panen. Tim pengabdian UNP yang terdiri dari Dr. Vauzia, M.Si, Roni Jarlis, S.Si., M.Pd, Dr. Sri Mutiar, S.Pt, M.Pi, serta mahasiswa Arif Fatihatul Rahman dan Quratul Aini, telah merancang program pendampingan intensif selama 8 bulan. (foto/UNP).

Kegiatan ini resmi dibuka oleh Wali Nagari Talang Babungo, Hafizur Rahman, yang menyampaikan apresiasi terhadap dukungan nyata dari kalangan akademisi.

Ketua Tim Pengabdian, Dr. Vauzia, M.Si, menjelaskan bahwa kondisi ekonomi petani tebu di Talang Babungo masih cukup memprihatinkan.

“Pendapatan rata-rata petani di sini hanya sekitar Rp1,5–2,5 juta per bulan, masih jauh di bawah UMR Sumbar. Karena itu, kami tidak hanya bicara soal peningkatan produksi, tapi juga transformasi cara pandang petani agar tebu bisa menjadi sumber ekonomi berkelanjutan,” ungkapnya kepada TribunPadang.com.

Dr. Vauzia menegaskan, program ini bukan sekadar pelatihan, tetapi juga bagian dari strategi jangka panjang untuk memperbaiki rantai nilai produk tebu di daerah.

Buah Salek
PENELITIAN DAN PENGABDIAN: Hasil olahan gula aren karya peserta pelatihan ditampilkan sebagai bukti peningkatan keterampilan petani dalam mengolah tebu menjadi produk bernilai jual. Ketua Tim Pengabdian, Dr. Vauzia, M.Si, menjelaskan bahwa kondisi ekonomi petani tebu di Talang Babungo masih cukup memprihatinkan. (foto/UNP).

Dalam kegiatan ini, UNP menghadirkan Dr. Sri Mutiar, S.Pt, M.Pi, pakar Teknologi Industri Pertanian, yang menjadi narasumber utama.

Ia memaparkan teknik-teknik baru dalam pengolahan tebu, mulai dari pasca panen hingga cara pengemasan modern.

Menurutnya, Talang Babungo memiliki potensi geografis luar biasa untuk menghasilkan tebu berkualitas tinggi.

“Daerah ini berada di ketinggian 900–1.200 meter dari permukaan laut dengan curah hujan rata-rata 2.100 mm per tahun. Kondisi ini sangat ideal untuk budidaya tebu premium. Namun sayangnya, potensi ini belum dimanfaatkan maksimal karena keterbatasan pengetahuan dalam pengolahan pasca panen,” jelasnya.

Salah satu inovasi penting dari program ini adalah konsep zero waste, yaitu pemanfaatan seluruh bagian tebu agar tidak ada yang terbuang.

Dari batang hingga ampas, semua bisa dijadikan produk bernilai ekonomi.

Petani diajarkan memproduksi berbagai olahan, seperti gula cetak tradisional, gula semut organik yang diminati pasar premium, sirup tebu komersial, hingga kemasan ramah lingkungan dari ampas tebu.

Kembar Lagi
PENELITIAN DAN PENGABDIAN:Narasumber pelatihan, Dr. Sri Mutiar, S.Pt, M.Pi, memaparkan teknik pengolahan modern tebu kepada peserta pelatihan di Talang Babungo. Ia memaparkan teknik-teknik baru dalam pengolahan tebu, mulai dari pasca panen hingga cara pengemasan modern. (foto/UNP).

Selain itu, tim pengabdian juga memperkenalkan mesin Continuous Band Sealer FRD-1000LW, alat penyegel kemasan otomatis dengan sistem konveyor berkelanjutan. Mesin ini dinilai mampu meningkatkan efisiensi sekaligus menjaga standar higienitas produk petani.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved