MotoGP 2025
Marco Bezzecchi 'Hoki' Setelah Hijrah dari Ducati Ke Aprilia Racing, Raih Sukses Musim Pertama
Pembalap MotoGP Marco Bezzecchi dapat dikatakan hoki menyusul pindah tim balap sekaligus bisa meraih sukses pada musim pertama.
PEMBALAP Marco Bezzecchi dapat dikatakan hoki menyusul pindah tim balap sekaligus bisa meraih sukses pada musim pertama.
Hal itu terjadi setelah dirinya berganti motor pada MotoGP 2025 seusai hijrah dari motor Ducati lalu kemudian beralih bersama Aprilia Racing pada musim ini.
Marco Bezzecchi memang tak butuh waktu lama dalam menemukan kepercayaan diri dengan motor baru.
Terbukti pembalap asal Rimini, Italia itu mencapai sukses untuk naik podium pada seri balapan ketujuh MotoGP 2025.
Podium pertama Marco Bezzecchi bersama Aprilia bahkan langsung di posisi teratas usai memenangkan balapan MotoGP Inggris.
Setelah itu, Marco Bezzecchi mulai sering terlihat di podium dengan tiga kali podium pada balapan panjang dan dua kali podium Sprint.
Dia menjelaskan bahwa ia telah mengubah gaya berkendara dibanding musim lalu saat menggunakan motor Desmosedici GP23.
"Pindah dari Ducati ke Aprilia, saya harus mengubah gaya berkendara saya," kata Marco Bezzecchi di media Scrum setelah balapan MotoGP Austria, dilansir BolaSport.com dari Corsedimoto.
"Saya berusaha menyesuaikan gaya saya dengan karakteristik motor baru," ujar Marco Bezzecchi.
Walaupun memang masih belum bisa menang atas rider Ducati Lenovo, Marc Marquez.
Namun begitu, Marco Bezzecchi mampu menunjukkan hasil kerjanya dengan motor baru.

• Marc Marquez Dianggap Makin Bijak dan Sulit Dikalahkan Jelang MotoGP Hungaria 2025
Ucapan Marco Bezzecchi memberikan pesan tersirat bahwa untuk meraih podium atau kemenangan, berpikir tidak bisa satu arah.
Adaptasi cukup bagus dari Marco Bezzecchi dengan motor Aprlia RS-GP25 seakan menjadi tamparan bagi rekan di Akademi VR46 yakni Francesco Bagnaia.
Marco Bezzecchi secara tak langsung menyiratkan pesan bahwa untuk meraih hasil bagus dibutuhkan peran pembalap itu sendiri untuk mengatasi masalah.
Nyatanya, masalah Francesco Bagnaia dan Desmosedici GP25 tidak ditemukan solusinya sampai sekarang ketika balapan menyisakan sembilan seri lagi.
Manajer Ducati Lenovo, Davide Tardozzi, menyebut masalah Bagnaia bahkan bukan perkara masalah teknis saja, melainkan juga psikologis.
Francesco Bagnaia mengaku kesabarannya sudah habis mengenai masalah motor yang tak kunjung selesai pada musim ini.
"Sangat bisa dimengerti apa yang dia katakan, tetapi dengan pikiran yang tenang dia akan menyadari bahwa tidak ada seorang pun di tim yang tidak peduli dengan situasinya," ucap Tardozzi kepada GPOne.
"Dari Claudio Domenicali (CEO Ducati) hingga ke bawah, kami semua ingin melihatnya di posisi 3 teratas," ujarnya.
"Pecco tidak menyerah, kami yakin akan hal itu. Ada rasa saling percaya dan kami akan memastikan untuk menempatkannya pada posisi yang kompetitif lagi."
"Jelas bahwa dia harus menempatkan kami pada posisi untuk membantunya. Bersatu kita akan berhasil."
Ekspresi Bagnaia yang berapi-api di depan media juga membuktikan bahwa masalahnya bukan perkara motor saja.
"Menurut saya, sisi psikologis itu penting. Dia harus kembali memiliki tekad seperti pada hari Jumat yang luar biasa, seperti yang diakuinya sendiri," kata Tardozzi.
"Sisi teknis akan bergantung kepada kami, tetapi pada hari Jumat dia membuktikan bahwa motor dan dia ada di sana," ujarnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.