Karhutla di Lima Puluh Kota
Polisi Dalami Motif di Balik Karhutla Limapuluh Kota: Demi Gambir atau Perkebunan Lain?
Polisi mendalami dua aktivitas yang diduga menjadi pemicu kebakaran hutan dan lahan di Limapuluh Kota, Sumatera Barat (Sumbar).
Penulis: Muhammad Afdal Afrianto | Editor: Rahmadi
“Rekomendasi utama kami yaitu agar Pemprov Sumbar segera membentuk Satgas Penanganan Karhutla. Satgas ini harus bekerja komprehensif, dari pencegahan hingga pascapenanganan,” ujar Irjen Pol K Rahmadi kepada TribunPadang.com.
Baca juga: Inovasi SERUNI IKAN KAKAP di Dharmasraya Tingkatkan Imunisasi Dasar Lengkap Balita
Pembentukan Satgas dianggap penting agar penanganan kebakaran bisa dilakukan secara terstruktur, berbasis data, dan lebih cepat.
“Strateginya perlu didukung personel terlatih, manajemen peralatan yang memadai, dan pendanaan yang mencukupi. Kalau ini terpenuhi, maka penanganan karhutla bisa lebih efisien dan tepat sasaran,” jelasnya.
Rahmadi juga menekankan perlunya pelatihan bagi petugas Satgas, pengecekan rutin terhadap kesiapan peralatan, serta pemetaan kekuatan personel di lapangan.
Terkait anggaran, menurut Rahmadi, pemerintah daerah perlu mengalokasikan dana dalam APBD khusus untuk penanganan karhutla. Bila tidak cukup, bisa menggunakan dana bagi hasil dari Kementerian Kehutanan.
“Pemda punya opsi pembiayaan. Bisa dari APBD, atau dari dana bagi hasil kehutanan yang bisa digunakan untuk mendukung penanganan karhutla ini,” tambahnya.
Baca juga: Antisipasi Karhutla di Sumbar, BPBD Minta Warga Tak Buka Lahan dengan Cara Dibakar
Meski saat ini karhutla terjadi di dua daerah tersebut, Rahmadi menegaskan bahwa Satgas harus dibentuk untuk seluruh kabupaten dan kota di Sumbar.
“Satgas provinsi artinya punya tanggung jawab terhadap semua daerah. Tidak hanya Solok dan Limapuluh Kota. Mereka harus siap melakukan backup ke semua wilayah bila sewaktu-waktu terjadi kebakaran seperti Karhutla ini,” katanya.
Rahmadi menyebut, hasil rapat evaluasi dan rekomendasi yang dirumuskan akan segera disampaikan kepada Gubernur Sumbar.
“Sudah kami sampaikan juga ke kepala dinas kehutanan tadi. Selanjutnya akan diformulasikan dalam bentuk struktur Satgas, pelaksanaan FGD, pelatihan, pengecekan peralatan dan kesiapan personel,” ujarnya.
Dengan strategi yang lebih terarah dan lintas sektoral, Rahmadi berharap Sumbar dapat menghadapi musim kemarau dan ancaman karhutla secara lebih tangguh ke depan.(*)
| Karhutla di Sumbar Teratasi dan Tak Ada Lagi Laporan Titik Api, Modifikasi Cuaca Dinilai Efektif |
|
|---|
| Hari Pertama Pelaksanaan Hujan Buatan di Sumbar, 3 Ton Garam Disemai Pakai Pesawat |
|
|---|
| Pesawat yang Dioperasikan untuk Menciptakan Hujan Buatan Mampu Mengangkut 1 Ton Garam |
|
|---|
| Hari Ini, BPBD Sumbar Gelar Modifikasi Cuaca dalam Penanganan Karhutla di Lima Puluh Kota dan Solok |
|
|---|
| BPBD Ungkap Daun Gambir Dibakar untuk Pupuk Alami, Picu Karhutla di Limapuluh Kota |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/padang/foto/bank/originals/ASAP-KEBAKARAN-Asap-tebal-akibat-kebakaran-lahan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.