Nasional

Badan Gizi Nasional Inginkan Pendidikan Gizi Terintegrasi dengan Kurikulum Sekolah

BADAN Gizi Nasional (BGN) ingin pendidikan gizi bisa menjadi bagian dari kurikulum sekolah. Wacana itu sudah BGN sampaikan ke Kementeria

Editor: Emil Mahmud
TribunPadang.com/Arif Ramanda Kurnia
DAPUR MBG SIJUNJUNG - Proses pembangunan dapur umum untuk program MBG di Sijunjung oleh yayasan Mursil Sinergi Kehidupan, Jumat (11/4/2025). Pembangunan dapur umum merupakan hasil kemitraan Yayasan Mursil Sinergi Kehidupan dengan Badan Gizi Nasional (BGN) RI. 

BADAN Gizi Nasional (BGN) ingin pendidikan gizi bisa menjadi bagian dari kurikulum sekolah. Wacana itu sudah BGN sampaikan ke Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia atau Kemendikdasmen RI.

Tujuan utama dari langkah ini adalah menciptakan generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan berdaya saing.

Dewan Pakar Bidang Gizi BGN, Ikeu Tanziha, menyatakan bahwa edukasi gizi yang terstruktur dan terintegrasi di lingkungan sekolah sangat penting dalam membentuk pemahaman komprehensif tentang nutrisi sejak usia dini.

“Gizi bukan hanya soal makanan, tapi tentang masa depan. Anak yang memahami gizi akan tumbuh sehat, berpikir tajam, dan mampu berkontribusi bagi bangsa,” kata Ikeu, Sabtu (19/7/2025).

Baca juga: Dewan Pakar Bidang Gizi BGN Ikeu Tanziha Sebut, MBG untuk Membentuk Budaya Makan Sehat

Menurut Ikeu, sekolah merupakan ruang edukatif yang ideal untuk mentransfer pengetahuan gizi secara sistematis. Pendidikan gizi sejak dini membantu siswa memahami keterkaitan antara makanan, kesehatan, dan kesejahteraan, sekaligus mendorong mereka untuk membuat pilihan hidup yang lebih sehat.

Melalui kurikulum, siswa akan diajarkan berbagai topik penting seperti: konsep dasar gizi, kelompok makanan dan porsi yang tepat, peran zat gizi bagi tubuh, dan dampak negatif dari kebiasaan makan yang buruk

Lebih lanjut, pendidikan gizi juga meningkatkan pemahaman siswa tentang pentingnya gizi seimbang, serta membantu mereka mengambil keputusan yang lebih baik terkait asupan makanan. Hal ini juga berperan dalam pencegahan penyakit akibat pola makan buruk seperti obesitas dan diabetes.

“Siswa juga memperoleh keterampilan praktis seperti memasak dan berkebun yang bisa langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” tambah Ikeu.

Integrasi pendidikan gizi dalam kurikulum diyakini akan menciptakan sinergi positif antara sekolah, keluarga, dan komunitas, serta memperkuat pesan pentingnya gizi seimbang di berbagai lapisan masyarakat.

Baca juga: Program Makan Bergizi Gratis di Dharmasraya Belum Dimulai, Tunggu Juknis dari BGN

PERCEPATAN PROGRAM MBG - Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) bersama Badan Gizi Nasional (BGN) menggelar sosialisasi daring bertajuk; Percepatan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten pada Rabu (30/4/2025) di Jakarta. Kegiatan ini menjadi langkah strategis untuk memastikan implementasi program prioritas Presiden Prabowo Subianto berjalan optimal di tingkat daerah.
PERCEPATAN PROGRAM MBG - Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) bersama Badan Gizi Nasional (BGN) menggelar sosialisasi daring bertajuk; Percepatan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten pada Rabu (30/4/2025) di Jakarta. Kegiatan ini menjadi langkah strategis untuk memastikan implementasi program prioritas Presiden Prabowo Subianto berjalan optimal di tingkat daerah. (DOK/HUMAS APKASI)

Baca juga: Apkasi dan BGN Sosialisasi Percepatan Program Makan Bergizi Gratis di Kabupaten Se-Indonesia

Hal yang terpenting, Ikeu menegaskan, pendidikan gizi dapat membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan untuk hidup sehat, mendukung upaya pencegahan penyakit, serta meningkatkan kualitas hidup di masa depan.

Sebagai lembaga yang bertugas dalam program pemenuhan gizi nasional, BGN telah melakukan berbagai upaya edukasi gizi, antara lain melalui: sosialisasi di media sosial seperti YouTube dalam bentuk podcast, promosi melalui video edukasi yang mengambil latar di dapur, sekolah, pasar, dan lokasi lain yang relevan dengan Program MBG

BGN juga mengajak seluruh pihak—pemerintah, sekolah, orang tua, media, dan masyarakat—untuk bersama-sama mendukung integrasi pendidikan gizi dalam kurikulum sekolah, sebagai bagian dari gerakan nasional menuju Generasi Emas Indonesia 2045.

“Program Makan Bergizi Gratis akan optimal jika dibersamai dengan edukasi gizi yang menyeluruh dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat,” tutup Ikeu Tanziha.(rel/pco)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved