Japan Open 2025
Ratu Bulu Tangkis An Se-young Bertekad Juara China Open 2025, Padahal Japan Open 2025 Masih Berjalan
RATU Bulu tangkis An Se-young telah menegaskan bahwa tujuannya adalah kembali menang. Bahkan bukan hanya di Jepang, pekan depan dia juga
RATU Bulu tangkis An Se-young telah menegaskan bahwa tujuannya adalah kembali menang. Bahkan bukan hanya di Jepang, pekan depan dia juga bertekad menjuarai China Open 2025.
Apabila ambisinya terwujud, maka An Se-young benar-benar menjadi Ratu Bulu Tangkis sempurna tahun ini karena telah memenangi seluruh turnamen Super 1000.
"Saya menargetkan juara setiap kompetisi yang saya ikuti," ujar An Se-young lantang.
"Saya telah memenangkan beberapa gelar tahun ini, dan saya ingin menjadi atlet yang tidak pernah kalah di masa depan. Saya juga ingin menjadi pemain yang menakutkan bagi lawan-lawan saya!" ucap An Se-young.
Sebelumnya, An Se-young pada babak pertama Japan Open 2025 melangkah mulus dengan durasi 38 menit lolos dari babak pertama.
Langkah mulus Ratu Bulu tangkis itu, ternyata tidak lepas dari latihan keras yang dijalaninya sejak dipimpin Park Joo-bong.
Japan Open 2025 menjadi tes sesungguhnya bagi kebugaran fisik An Se-young setelah ditempa latihan berat ala Park Joo-bong.
Selama Bulan Juni kemarin, setelah menjuarai Indonesia Open 2025, An berserta para pebulu tangkis Korea Selatan menjalani training camp di Kampung Atlet Nasional di Jincheon.
Baca juga: Ratu Bulu Tangkis An Se-young Belum Tertandingi Andalan China, Wang Zhi Yi Masih Temui Jalan Buntu

Baca juga: Japan Open 2025 - Saingan Ratu Bulu Tangkis An Se-young, Datang dari Tuan Rumah Tomoka Miyazaki
Dalam kamp pelatihan pertama yang dikepalai Park Joo-bong sejak dia meninggalkan pelatnas Jepang, program latihan yang diterapkan agak berbeda.
Khususnya bagi An Se-young yang menurut Park membutuhkan perhatian khusus.
Kendati sudah menjuarai gelar-gelar Super 1000 seperti Malaysia Open, All England Open, dan Indonesia Open tahun ini, An dinilai Park masih memiliki kelemahan yang makin terlihat.
Kelemahan An Se-young itu adalah terlalu defensif.
Karena sudah cukup lama selalu berlatih untuk pertahanan, peraih medali emas Olimpiade Paris 2024 itu dianggapnya kurang memiliki gaya agresif untuk menyerang.
Sehingga, salah satu dasar yang digalakkan Park dalam latihan adalah footwork.
Latihan footwork di sini adalah latihan yang mengulang-ulang langkah kaki dari area belakang ke area depan sembari mengayunkan raket untuk melakukan smes.
Porsi latihan ini bahkan dinaikkan jadi dua kali lipat.
Padahal, latihan tersebut kondang menjadi latihan yang paling 'dibenci' para pemain karena seperti 'hanya' melakukan pemanasan tanpa henti.
"Saya menjalani latihan yang sangat berat sebelum Olimpiade Paris, tetapi sekarang saya merasa lebih keras dari sebelumnya," ujar An Se-young dikutip BolaSport dari Seoul.co.kr.
"Saya tidak tahu apakah saya benar-benar bisa bertahan melakukan latihan seperti itu," ujarnya waktu itu.
Sementara itu Park, mengatakan alasan dia memperbanyak latihan footwork.
"Meskipun ini adalah latihan yang paling dibenci para pemain, latihan ini dapat meningkatkan kebugaran fisik dan daya ledak secara bersamaan," kata Park Joo-bong.
"Selain itu latihan ini juga memungkinkan pemain belajar memanfaatkan ruang lapangan secara maksimal," tuturnya.
Tujuan Park hanya satu, membuat An Se-young menjadi pemain komplet, seimbang dalam bertahan dan menyerang.
Baca juga: An Se-young Melangkah Mulus, Sukses Lewati Wakil Thailand Babak 32 Besar
Karena sempat diganggu cedera, oleh karena itu dia harus dapat memaksimalkan serangan ofensif daripada harus terus bertahan balik serang.
Park tidak ingin An kesulitan menghadapi sejumlah pemain ulet dan tahan banting seperti Chen Yu Fei (China) dan Akane Yamaguchi (Jepanhg) yang memang sejauh ini jadi dua tunggal putri paling mampu saling mengalahkan An.
"Sekarang, lawan-lawan yang menghadapi An Se-young tidak lagi menunggu tetapi mereka juga ingin menang cepat," kata Park.
"An juga harus meningkatkan kecepatannya sejak awal pertandingan."
"Pemain seperti Chen Yu Fei dan Yamaguchi bisa melomat dan memukul shuttlecock. Meski An Se-young bukan pemain yang mengandalkan power seperti mereka, akan sangat membantu jika dia juga bisa melompat untuk melakukan serangan," tuturnya.
Salah satu hal yang membuat An dijejali latihan footwork dengan mengayunkan raket juga tak lepas dari mash lemahnya kecepatan pergelangan tangannya.
"Saya bilang padanya, meski dia tidak menggunakan bahunya, dia harus menggunakan siku dan pergalangan tangan untuk langsung memukul bola," kata Park Joo-bong.
"Kuncinya bukan kekuatan serangan yang lebih kuat, tetapi kecepatan serangan yang lebih cepat," tandasnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.