Mesa Hira Berakhir di Top 3 Indonesian Idol 2025, Ternyata Pernah Ikut Tes Jadi Polwan

SATU Kontestan bernama Mesa Hira mungkin hanya finis di posisi tiga besar Indonesian Idol 2025, namun sosoknya meninggalkan kesan kuat di hati penonton. Genre musik rock yang diusung sesuai warna vokal khasnya, tampil beda dan jadi sorotan sejak awal kompetisi.

Nama asli Mesa adalah Meisya Syahirah, lahir pada 18 Mei 2006 di Medan. Meisa memiliki darah campuran Indonesia dan Pakistan, yang membuat penampilannya tampak unik dan mencuri perhatian.

Namun, ada sisi lain dari Mesa yang jarang diketahui publik. Sebelum dikenal sebagai penyanyi, ia sempat mencoba seleksi calon anggota polisi wanita atau Polwan Polri. Setelah lulus SMA di Medan, Meisa mengikuti seleksi Bintara, tapi gagal lolos. 

Alih-alih menyerah, ia memilih jalur lain: bekerja sebagai barista dan terus mengejar mimpi di dunia musik. 

Meisa menjadikan Gerard Way, vokalis My Chemical Romance, sebagai panutannya. Ia juga mengidolakan Ahmad Dhani karena keberaniannya dalam berekspresi.

Baca juga: Shabrina Leanor Tembus Grand Final Indonesian Idol, Duet Bareng Judika Bikin Panggung Meledak

Penampilan Mesa di Indonesian Idol kerap menuai pujian, termasuk saat tampil di Road to Grand Final pada 5 Mei. Ia tampil duet bersama Rossa membawakan lagu “Hey Ladies” dalam aransemen rock-EDM yang menggelegar.

Juri Anang Hermansyah bahkan menyebut duet mereka sebagai “penampilan dua generasi yang paling menyatu malam itu”. Anang juga memuji gaya menyanyi Meisa yang berani dan berbeda.

“Mesa tahu harus menyanyi seperti apa dan memberikan aksen yang beda. Itu bikin kamu keren banget,” ujarnya.

Sayangnya, langkah Meisa terhenti di babak ini. Ia harus puas di posisi juara tiga setelah mendapat perolehan suara terendah, sementara Shabrina Leanor dan Fajar Noor melaju ke Grand Final.

Meski tak berhasil masuk dua besar, Meisa Hira telah membuktikan bahwa perjuangan dan keaslian bisa menciptakan panggungnya sendiri.

Dari barista biasa menjadi bintang rock di layar kaca—itulah Meisa, sosok yang kini makin dikenal meski dulu jarang disorot.(Wahyu Saptio Afrima, Mahasiswa Sastra Minangkabau, FIB Unand)