Peredaran Narkoba di Sumbar

Audy Joinaldy: Narkoba Merambah ke Masyarakat Menengah ke bawah, Bisa Gagalkan Indonesia Emas 2045

Plt. Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy, menyebut masyarakat menengah ke bawah juga mulai terpengaruh narkoba di Provinsi Sumatera Barat ...

Penulis: Rezi Azwar | Editor: Fuadi Zikri
Foto: Rezi Azwar/tribunpadang.com
Plt. Gubernur Sumatera Barat, Audy Joinaldy, saat hadir dalam pemusnahan barang bukti narkoba jenis ganja kering di Krematorium HBT Bukit Sentiong, Bukit Gado-gado, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, Kamis (31/10/2024). 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Plt. Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy, menyebut masyarakat menengah ke bawah juga mulai terpengaruh narkoba di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Kamis (31/10/2024).

Saat ini, Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumatera Barat berhasil mengamankan barang bukti narkoba jenis ganja kering sebanyak 624 kilogram dari tujuh orang tersangka berinisial  K, R, P, Z, E, H, dan RK.

Untuk barang bukti ini telah dimusnahkan dengan cara dibakar di tungku pembakaran jenazah, Krematorium HBT Bukit Sentiong, Bukit Gado-gado, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang.

"Narkoba ini memang sudah parah, kalau Bapak Brigjen Pol Riki Yanuarfi mengatakan bahwa Indonesia Emas 2045, sedangkan generasi muda kita dihantam narkoba. Hal itu, bukan Indonesia Emas lagi melainkan Indonesia cemas 2045," kata Audy Joinaldy, dalam sambutannya.

Ia melihat, saat ini pengguna narkoba bukan hanya orang kaya, melainkan orang-orang yang penghasilannya rendah juga terlibat. Dan, bahkan ada yang berpendapatan rendah, terlibat judi online, dan juga menggunakan narkoba.

Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menjalin komunikasi dengan BNNP Sumatera Barat untuk memberantas narkoba yang ada di Provinsi Sumatera Barat.

Ia menilai, untuk pemusnahan barang bukti narkoba jenis ganja sebanyak 624 kilogram yang dipilih oleh BNNP Sumbar sudah sangat tepat di Krematorium HBT Bukit Sentiong, Kota Padang, Sumbar. Karena sudah tepat dan tidak membuat polusi.

Baca juga: BNNP Sumbar Musnahkan 624 Kg Ganja di Krematorium HBT, Sempat Bingung karena Jumlahnya yang Banyak

"Narkotika di Indonesia motifnya bukan hanya sekedar ekonomi. Pelakunya tobat sementara, tetapi godaannya besar. Tidak ada bisnis di muka bumi ini, untuk persentase untungnya lebih besar dari bisnis narkoba, yaitu bisa mencapai 400 persen," ujarnya.

Ia menilai, bisnis narkoba untungnya bisa mencapai 400 persen dari modalnya. Namun, taruhannya adalah nyawa dan keamanan diri sendiri. Bisnis ini dianggap salah satu jalan pintas untuk mencari kekayaan, sehingga para pelakunya akan kembali tergoda.

"Bukan hanya pelaku, untuk oknum pun juga begitu. Karena narkoba memang sudah parah. Para penyalahgunaan narkoba kalau masuk rehab akan kembali bersih, akan tetapi menjadi seperti orang planga plongo dan tatapannya kosong," katanya.

Oleh karena itu, ia khawatir generasi muda yang menggunakan narkoba akan menjadi tidak bisa terpakai di dunia pekerjaan dan di tengah masyarakat luas, akibat otak yang sudah terpengaruh barang haram tersebut.hatin sekali dengan adanya generasi muda yang menggunakan narkoba, dikarenakan menjadi banyak bengong dan tidak bisa untuk bersaing di dunia kerja.

Oleh karena itu, ia membutuhkan peran penting BNN dalam memberantas narkoba, dikarenakan Sumatera Barat salah satu daerah perlintasan masuknya barang haram tersebut.

Ia tidak ingin pemberantasan narkoba ini terputus atau berhenti untuk memeranginya para pelaku pengedar barang haram tersebut.

"Ini memang tugas kita bersama, bukan hanya BNN saja. Melainkan seluruh stakeholder yang ada harus saling bahu-membahu, karena sudah merusak generasi," pungkasnya.

_____
Baca berita terbaru di Saluran TribunPadang.com dan Google News

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved