WNA Tertusuk Ikan Todak

Seberapa Berbahaya Paruh Ikan Todak hingga Sebabkan WNA Italia Tewas di Mentawai Sumbar?

Seberapa berbahaya paruh atau moncong ikan todak hingga sebabkan WNA Italia Giulia Manfrini tewas tertusuk saat surfing di Mentawai Sumbar?

Penulis: Rizka Desri | Editor: Rizka Desri Yusfita
https://www.americanoceans.org/
Gambar ikan todak 

TRIBUNPADANG.COM - Ikan todak adalah ikan buruan populer yang dapat tumbuh hingga 1.200 pon dan panjang lebih dari 14 kaki.

Mereka dikenal karena paruhnya yang panjang seperti pedang dan kemampuannya berenang dengan kecepatan tinggi, menjadikannya tangkapan yang menantang bagi para pemancing.

Namun banyak orang yang bertanya-tanya apakah ikan todak berbahaya bagi manusia.

Paruhnya tajam dan dapat menyebabkan cedera serius jika tidak ditangani dengan hati-hati. 

Selain itu, ikan todak dapat membawa merkuri dalam jumlah tinggi, yang dapat menjadi racun bagi manusia jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.

Terlepas dari risiko ini, ikan todak masih menjadi sumber makanan populer bagi banyak orang di seluruh dunia.

Namun, penting untuk mewaspadai potensi bahaya yang terkait dengan konsumsi ikan todak dan mengambil tindakan pencegahan saat menanganinya.

Baca juga: Fakta Menarik tentang Ikan Todak, Kecepatan, dan Habitatnya di Lautan Dunia

Pada bagian berikut, kita akan mengeksplorasi karakteristik fisik, habitat, pola makan, dan aspek lain dari ikan todak untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang perilaku dan potensi risikonya.

Ciri-ciri Fisik

Ikan todak adalah ikan buruan populer yang dapat ditemukan di Samudera Atlantik, Hindia, dan Pasifik.

Mereka dikenal karena paruhnya yang panjang seperti pedang, yang mereka gunakan untuk membuat mangsanya tak sadarkan diri. 

Berikut beberapa ciri fisik utama ikan todak:

  • Ukuran dan Berat

Ikan todak adalah salah satu spesies ikan terbesar di lautan. 

Panjangnya bisa mencapai 14 kaki dan beratnya mencapai 1.400 pon.

Namun, sebagian besar ikan todak yang ditangkap oleh pemancing memiliki berat antara 100 dan 300 pon.

  • Paruh Seperti Pedang

Paruh ikan todak yang seperti pedang adalah salah satu cirinya yang paling khas. 

Bentuknya panjang dan rata, dan panjangnya bisa mencapai sepertiga panjang tubuh ikan.

Paruhnya digunakan untuk menebas dan menyetrum mangsanya, sehingga memudahkan ikan todak menangkap dan memakannya.

  • Kulit dan Warna

Kulit ikan todak halus dan tidak bersisik. Biasanya berwarna biru tua abu-abu di punggung dan sisi atas, dan warna perak terang di bagian perut.

Kulitnya juga dilapisi lapisan lendir, yang membantu mengurangi hambatan saat ikan berenang di air.

  • Mata dan Gigi

Ikan todak memiliki mata bulat besar yang disesuaikan untuk melihat dalam kondisi cahaya redup. 

Mereka juga memiliki gigi tajam dan runcing yang digunakan untuk mencengkeram mangsanya.

Habitat dan Migrasi

Ikan todak adalah ikan pelagis yang menghuni lautan beriklim sedang dan tropis di dunia. Mereka ditemukan di Samudera Atlantik, Pasifik, dan Hindia.

Ikan todak diketahui bermigrasi dan dapat melakukan perjalanan jarak jauh untuk mencari makanan dan tempat bertelur.

Mereka paling sering ditemukan di perairan terbuka, jauh dari pantai, dan dapat ditemukan di kedalaman hingga 2.000 kaki.

Ikan todak diketahui menghuni daerah dengan konsentrasi mangsa yang tinggi, seperti cumi-cumi dan ikan pelagis kecil.

Dampak Perubahan Iklim

Perubahan iklim mempengaruhi distribusi ikan todak dan mangsanya. 

Perubahan suhu dan arus laut menyebabkan pergeseran distribusi spesies mangsa, yang pada gilirannya mempengaruhi distribusi ikan todak.

Di beberapa daerah, ikan todak bergerak lebih jauh ke utara atau selatan untuk mencari suhu air yang lebih dingin.

Perubahan iklim juga mempengaruhi waktu pemijahan, yang dapat berdampak signifikan terhadap populasi ikan todak.

Diet dan Predasi

Ikan todak adalah predator oportunistik yang memakan berbagai mangsa, termasuk cumi-cumi, sarden, dan krustasea.

Mereka dikenal sebagai pemburu yang aktif, menggunakan paruhnya yang panjang seperti pedang untuk menyetrum atau menusuk mangsanya.

Ikan todak juga mampu menyelam hingga kedalaman 2.000 kaki untuk mencari makanan.

Predator

Meski berukuran besar dan berpenampilan tangguh, ikan todak dimangsa oleh berbagai predator.

Hiu Mako dan hiu biru diketahui memakan ikan todak, begitu pula ikan predator besar seperti tuna dan marlin.

Orca, juga dikenal sebagai paus pembunuh, diamati menyerang dan membunuh ikan todak.

Hewan yang sangat cerdas dan sosial ini merupakan predator puncak dan diketahui berburu berbagai mamalia laut dan ikan.

Diet dan Metilmerkuri

Penting untuk dicatat bahwa ikan todak dan ikan predator besar lainnya mengandung metilmerkuri tingkat tinggi, senyawa beracun yang dapat menyebabkan kerusakan saraf pada manusia.

Konsumsi ikan todak dan ikan predator besar lainnya sebaiknya dibatasi, terutama bagi ibu hamil dan anak kecil.

Reproduksi dan Umur

Ikan todak adalah ikan besar yang bermigrasi jauh dan ditemukan di Samudera Atlantik, Hindia, dan Pasifik.

Mereka memiliki strategi reproduksi monosiklik, artinya mereka hanya bertelur setahun sekali.

Ikan todak mencapai kematangan seksual pada usia sekitar 4 hingga 5 tahun, dan betina umumnya lebih besar daripada jantan.

Ikan todak betina dapat melepaskan hingga 4 juta telur per tahun, yang dibuahi secara eksternal oleh sperma jantan.

Telur ikan todak bersifat pelagis, artinya mengapung di laut terbuka. 

Setelah menetas, larva hanyut mengikuti arus laut selama beberapa bulan sebelum menetap di kawasan pesisir.

Ikan todak memiliki umur yang relatif pendek, biasanya hidup hingga 9 tahun. Namun, beberapa individu diketahui dapat hidup hingga 15 tahun.

Ikan todak adalah predator puncak di lingkungannya, dan umurnya dipengaruhi oleh posisinya dalam rantai makanan.

Ikan todak tidak berbahaya bagi manusia, namun rentan terhadap penangkapan ikan yang berlebihan.

Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) mencantumkan ikan todak sebagai spesies “Sedikit Kekhawatiran”, namun beberapa populasi dianggap mengalami penangkapan ikan berlebihan.

Langkah-langkah pengelolaan perikanan, seperti ukuran dan batasan kantong, dapat membantu menjamin keberlanjutan populasi ikan todak.

Ikan Todak dan Manusia

Ikan todak adalah ikan besar dan kuat yang dapat ditemukan di perairan hangat dan beriklim sedang di seluruh dunia.

Mereka dikenal karena paruhnya yang panjang dan runcing, yang mereka gunakan untuk berburu mangsa seperti cumi-cumi dan ikan-ikan kecil.

Meskipun ikan todak biasanya tidak agresif terhadap manusia, ada beberapa risiko yang terkait dengan interaksi dengan hewan ini.

Serangan Ikan Todak

Terdapat beberapa kasus ikan todak yang menyerang manusia, namun insiden ini jarang terjadi.

Dalam kebanyakan kasus, serangan ikan todak terjadi ketika ikan terpancing atau merasa terancam.

Kasus terbaru, seorang WNA asal Italia Giulia Manfrini (36) meninggal dunia setelah diduga tertusuk mulut ikan todak saat bermain surfing di perairan Ombak Bengbeng, Pulau Masokut, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. 

Peristiwa tersebut terjadi saat korban sedang bermain surfing di perairan Ombak Bengbeng, Pulau Masokut, Desa Pasakiat Taileleu, Kecamatan Siberut Barat Daya, Kepulauan Mentawai, Sumbar.

Kapolres Mentawai, AKBP Rory Ratno menyampaikan korban diduga tertusuk oleh mulut ikan todak pada Jumat (18/10/2024) sekitar pukul 09.00 WIB. 

Pihaknya mendapatkan informasi dari saksi bernama Alex pada pukul 09.30 WIB. 

"Saksi ini pada pukul 08.00 WIB sedang bersama dengan saksi lainnya bernama Massimo beserta korban," kata Rory Ratno, Sabtu (19/10/2024).

Saksi bersama korban menuju perairan Ombak Bengbeng di Pulau Masokut, Mentawai

Mereka berangkat dari salah satu resort yang berada di Pulau Patotogat, Desa Katurai, Kecamatan Siberut Barat Daya, Mentawai.

"Mereka pergi ke perairan Ombak Bengbeng untuk bermain surfing. Namun, pada pukul 09.00 WIB, kedua saksi melihat korban meminta tolong dengan cara melambaikan tangannya," ujarnya.

Melihat hal tersebut, kedua saksi langsung berusaha mengevakuasi korban dan memberikan pertolongan pertama. 

Namun, kondisi korban sudah tidak sadarkan diri.

Kedua saksi berusaha membawa korban yang sudah tidak sadarkan diri untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan ke Puskesmas Peipei, Pasakiat Taileleu, Mentawai

"Pukul 09.30 WIB, Dokter Puskesmas Peipei menyatakan korban telah meninggal dunia," pungkas AKBP Rory Ratno.

Lalu jenazah korban dibawa ke Kota Padang untuk diserahkan kepada perwakilan keluarga.

Di sisi lain, nelayan yang mencoba menangkap ikan todak mungkin berisiko lebih tinggi mengalami cedera, karena ikan ini sulit ditangani dan mungkin gelisah saat ditarik keluar dari air.

Perikanan dan Konservasi

Ikan todak merupakan spesies perikanan komersial yang penting, dan mereka ditangkap menggunakan berbagai metode termasuk rawai, tombak, dan jaring apung.

Namun, penangkapan ikan yang berlebihan telah menyebabkan penurunan populasi ikan todak di beberapa daerah, dan terdapat kekhawatiran mengenai keberlanjutan praktik penangkapan ikan saat ini.

Untuk mengatasi masalah ini, pengelola perikanan telah menerapkan peraturan yang bertujuan mengurangi penangkapan ikan berlebihan dan melindungi populasi ikan todak.

Peraturan tersebut mencakup batasan ukuran, kuota tangkapan, dan pembatasan metode penangkapan ikan.

Ikan todak sebagai Makanan

Ikan todak merupakan ikan makanan populer yang sering dipanggang atau dipanggang dan disajikan dengan berbagai macam saus dan bumbu.

Meskipun ikan todak bisa menjadi tambahan makanan yang sehat dan lezat untuk diet seimbang, ada beberapa kekhawatiran tentang keamanan mengonsumsi ikan ini.

Seperti banyak ikan predator besar lainnya, ikan todak dapat mengakumulasi merkuri dalam jumlah tinggi di dalam dagingnya.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) merekomendasikan agar wanita hamil, anak kecil, dan wanita yang mungkin hamil menghindari makan ikan todak dan ikan dengan merkuri tinggi lainnya seperti tuna dan hiu.

Untuk masyarakat umum, FDA merekomendasikan untuk membatasi konsumsi ikan todak tidak lebih dari satu porsi per minggu. (www.americanoceans.org/)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved