Citizen Journalism
Mengenal Joseph Furphy : Bapak Novel Australia, The Father of Australian Literature
LITERATUR merupakan sebuah karya sastra atau bahan bacaan yang yang di gunakan didalam berbagai macam aktifitas. Berdasarkan buku “What Is Literature?
Oleh Zahratul Ariija, Penulis adalah Mahasiswa Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas (FIB Unand)
LITERATUR merupakan sebuah karya sastra atau bahan bacaan yang yang di gunakan didalam berbagai macam aktifitas. Berdasarkan buku “What Is Literature?” oleh Jean-Paul Sartre yang menjelaskan bahwa literatur merupakan bentuk ekspresi manusia, yang mencerminkan pengalaman dan kondisi sosial.
Secara ringkas, literatur bisa di katakana sebagai sebuah karya yang berisi berbagai informasi serta kajian yang berkaitan tentang penulisan, karya ilmiah, serta sastra. Literature itu sendiri terbagi menjadi banyak macam, ada literatur primer, sekunder, dan tersier.
Pada artikel kali ini, penulis membahas seorang Sastrawan yang berasal dari Australia Bernama Joseph Furphy. Ia lahir di kota Yering, Australia, pada 26 September 1843 silam.
Furphy merupakan seorang sastrawan dan penyair ulung yang mendapati julukan “Bapak novel Australia”. Joseph memiliki beberapa karya berupa novel yang berjudul Rigby’s Romance, The Buln-Buln and the Borlga, The great marketing turnaround, and Such is life.

Ia mulai di kenal masyarakat Ketika novel yang ia publikasikan yang berjudul Such is Life, lumayan diminati oleh masyarakat, dan novel tersebut dinobatkan sebagai karya klasik Australia.
Pada masa mudanya, Furphy telah menulis banyak puisi serta syair dan akhirnya, pada Desember 1867 silam, ia mendapatkan penghargaan berupa peringkat pertama sebesar 3 euro di Kyneton Literary Society untuk rangkaian syair tentang “Kematian Presiden Lincoln”.
Saat tinggal di Shepparton, ia didukung oleh seorang guru sekolah yang tinggal bersama ibunya yang Bernama Kate baker.
Ia rajin mengirimkan hasil karyanya ke beberapa media cetak dan karya pertama yang berhasil ia buat yang berjudul The Mythical Sundowner.
Sebelumnya, ia mengirimkan hasil karya tulisnya itu kepada The Bulletin bernama Warrigal Jack dan berhasil di terbitkan. Namun, pada karya selanjutnya, ia menerbitkan karya-karyanya dengan nama samara yaitu Tom Collins.
“Tom Collins merupakan seorang novelist legendaris dan luar biasa, Terutama pada novel beliau yang sangat terkenal yaitu such is life, sebuah novel fiksi yang menggambarkan kehidupan masyarakat pedesaan di New South Wales dan Victoria, Australia, pada akhir abad ke-19, dengan fokus pada pengalaman para pengemudi sapi, petani, dan pelancong” ucap Eva
“Ciri khas seorang furphy dalam menulis karya ialah gaya Bahasa yang ciri khas. Beliau menggunakan Bahasa yang kaya dan beragam yang membuat pembaca menjadi tertantang, terutama ia menggunakan dialeg local didalam karya tersebut,” kata Milly, seorang mahasiswi Sastra Inggris, FIB Unand yang penulis wawancarai baru-baru ini. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.