Kematian Gadis Penjual Gorengan

Gadis Penjual Gorengan di Padang Pariaman Sempat Melawan IS Sebelum Disekap, Diperkosa, dan Dikubur

Nia Kurnia Sari (18), seorang gadis penjual gorengan di Padang Pariaman, menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan oleh tersangka berinisial IS.

|
Editor: Mona Triana
TribunPadang.com/Panji Rahmat
IS tersangka kasus kematian Nia Kurnia Sari gadis penjual gorengan saat jumpa pers di aula Mapolres Padang Pariaman, Jumat (20/9/2024). 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG PARIAMAN – Nia Kurnia Sari (18), seorang gadis penjual gorengan di Padang Pariaman, menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan oleh tersangka berinisial IS. 

Sebelum tewas, korban sempat melakukan perlawanan, namun pelaku berhasil menyekap Nia selama enam menit hingga ia tidak sadarkan diri.

Setelah korban tak sadarkan diri, pelaku memperkosanya dan segera menguburkan jasadnya. 

Proses penguburan ini terjadi pada Jumat (6/9/2024), sekitar pukul 19.30 WIB.

Peristiwa ini berawal saat Nia menjalankan rutinitasnya berjualan gorengan mulai pukul 16.00 WIB di Nagari Guguak, 2x11 Enam Lingkung, Padang Pariaman. 

Baca juga: Mengungkap Fakta Kasus Nia Kurnia Sari: dari Hilangnya hingga Penangkapan Tersangka

Sekitar pukul 17.00 WIB, empat pemuda yang sedang duduk di warung melihat Nia dari kejauhan. 

Tiga dari mereka mendekati Nia untuk membeli gorengannya. Salah satu dari keempat pemuda tersebut adalah IS, yang kini telah diamankan oleh pihak kepolisian.

Kapolda Sumbar, Irjen Pol Suharyono, menyampaikan bahwa proses pembelian gorengan oleh para pemuda itu berlangsung hingga pukul 17.10 WIB. 

Saat hujan lebat, setelah membeli gorengan, IS mulai merencanakan pemerkosaan terhadap Nia.

Sekitar pukul 18.25 WIB, tersangka melihat Nia di Pasar Gelombang saat ia berjalan menuju rumah. 

Baca juga: Aksi Sadis IS Pembunuh Nia di Padang Pariaman, Korban Diperkosa & Disekap hingga Tak Sadarkan Diri

IS kemudian berpisah dari rombongan dan mulai mengikuti korban. Pada pukul 18.30 WIB, IS menghadang Nia dan menyekapnya. 

Saat itu, IS sudah menyiapkan tali rafia merah untuk mengikat korban dan melancarkan aksinya.

"Awalnya, IS hanya berniat memperkosa korban, tidak untuk membunuhnya," ujar Kapolda Sumbar.

Setelah melakukan aksinya, IS kembali ke rumah sekitar pukul 20.00 WIB untuk mengganti pakaian yang basah kuyup akibat hujan. 

Setengah jam kemudian, ia kembali ke warung tempat terakhir ia melihat Nia.

Halaman
12
Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved