Gunung Marapi Erupsi

Penyelidikan Kasus Erupsi Marapi, Kapolda Sumbar: Kami Belum Tetapkan Pihak Tertentu jadi Tersangka

Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono sampaikan penyelidikan erupsi Gunung Marapi yang menyebabkan 24 orang meninggal dunia, Minggu (31/12/2023).

Penulis: Rezi Azwar | Editor: Mona Triana
TribunPadang.com/Rezi Azwar
Kapolda Sumbar, Irjen Pol Suharyono, saat diwawancarai di RSUD dr Achmar Mochtar Bukittinggi, Selasa (5/12/2023). 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono sampaikan penyelidikan erupsi Gunung Marapi yang menyebabkan 24 orang meninggal dunia, Minggu (31/12/2023).

Sebelumnya, Kepolisian Daerah (Polda) Sumbar telah melakukan pemanggilan terhadap BKSDA Sumbar dan PVMBG terkait kejadian erupsi Gunung Marapi.

"Sejak terjadinya erupsi, ada 23 yang meninggal dunia dan ditambah satu orang meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan. Sampai saat ini kami belum menetapkan pihak-pihak tertentu yang menjadi tersangka," kata Irjen Pol Suharyono.

Hal itu dipertimbangkan pada saat dilakukan diskusi, pihaknya menemukan adanya pemahaman tertentu terkait dengan perbedaan gunung erupsi dengan gunung meletus.

Ia mengatakan, BNPB sudah menyatakan Gunung Api yang aktif di Indonesia dalam kondisi siaga pada tahun 2011, termasuk Gunung Marapi.

Baca juga: POPULER SUMBAR: BIM Ditutup Dampak Erupsi Marapi dan Cerita Korban Selamat dari Sambaran Petir

Dikatakannya erupsi yang terjadi adalah hal yang biasa membawa material pasir, batu kerikil, dan tanah.

Sedangkan gunung meletus memiliki tanda-tanda yang terdiri dari suhu sekitar menjadi naik, banyak sumber mata air yang kering, banyak binatang yang turun ke kaki gunung akibat panas dan tidak ada air, sering terdengar suara gemuruh, dan sering terjadi gempa vulkanik.

"Sedangkan erupsi tidak ada ditandai dengan tanda-tanda gunung meletus. Hanya tiba-tiba saja seperti orang batuk saja, sehingga tidak terdeteksi apakah ada erupsi atau tidak," kata Irjen Pol Suharyono.

Irjen Pol Suharyono yang melihat video erupsi Gunung Marapi menyangka tidak akan ada korban jiwa, dan tidak ada yang mendaki gunung.

Ia menilai hujan abu yang sudah sampai ke pemukiman warga sudah tidak panas, sedangkan hujan abu, pasir, batu kerikil yang terjadi di sekitar kawah masih sangat panas.

Baca juga: Kapolda Sumbar Launching Gedung Sarja Arya Racana dan Inovasi Jago Solok Selatan.

"Saat kami melakukan pemeriksaan awal beserta penyelidikan, kami tidak meningkatkan itu menjadi penyidikan. Karena tidak ada yang terlibat, kecuali mereka akan tetap mengoptimalkan bahwa semua gunung yang masih aktif dinyatakan siaga II," katanya.

Irjen Pol Suharyono mengatakan untuk Gunung Talang akan dilakukan pengkajian mendalam terkait belum ditutupnya jalur pendakian.

"Jika ada indikasi gunung itu masih aktif, jangan sampai ada pendaki di sana. Jika empat ditutup dan satu belum, kita khawatirkan masyarakat berlarian kesana," kata Irjen Pol Suharyono.

Sebelumnya, sebanyak empat gunung yang ada di Provinsi Sumatera Barat ditutup untuk kegiatan pendakian.

Namun, Gunung Talang menjadi satu-satunya tidak ditutup jelang pergantian tahun baru 2024.

Baca juga: Kasasi Ditolak MA, Mantan Kapolda Sumbar Teddy Minahasa Tetap Dipenjara Seumur Hidup

Sumber: Tribun Padang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved