Kunci Jawaban
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 Halaman 7 Kurikulum Merdeka, Tabel 1.2 Menemukan Ide Pokok
Kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 9 halaman 7 Kurikulum Merdeka membahas Tabel 1.2 Menemukan Ide Pokok dan Ide Pendukung.
TRIBUNPADANG.COM - Berikut kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 9 halaman 7 Kurikulum Merdeka.
Kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 9 halaman 7 Kurikulum Merdeka membahas Tabel 1.2 Menemukan Ide Pokok dan Ide Pendukung.
Sebelum melihat kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 9 halaman 7 Kurikulum Merdeka, siswa diharapkan dapat mengerjakan soal secara mandiri.
Kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 9 halaman 7 Kurikulum Merdeka diperuntukkan bagi orang tua untuk memandu proses belajar anak.
TribunPadang.com tidak bertanggung jawab jika terjadi perbedaan jawaban Bahasa Indonesia kelas 9 halaman 7 Kurikulum Merdeka.
Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 Halaman 14 sampai 16 Kurikulum Merdeka
Kegiatan 1: Mengidentifikasi Ide Pokok dan Ide Pendukung pada Teks Deskripsi.
Membaca
Bacalah dengan saksama.
Yang Lebih Penting dari Aku
“Diam saja dari tadi. Baca terus, seperti yang paling pintar saja.”
“Iya. Kita ini dianggap patung?”
“Bukan patung, tapi angin.”
Mataku ke arah buku yang kubaca, tetapi telingaku mendengar semuanya. Walau mereka berbicara dengan suara rendah, suasana sunyi mengantarkan setiap bunyi dengan setia.
Aku benar-benar tidak ingin di sini. Terlihat orang dengan berbagai penampilan mondar-mandir lantas duduk, lalu berdiri dalam diam. Wajah-wajah gundah dan lelah membuatku tambah lemas. Kapan ini semua berakhir? Tengah malam begini, seharusnya aku bisa duduk santai di rumah, baca, atau main game. Sejak sore, aku ingin minta izin pulang. It’s impossible. Mustahil. Mana mungkin aku bisa pulang saat seluruh keluarga berkumpul.
Aku kembali membaca bukuku, tetapi tak satu pun kalimat kupahami. Suara-suara yang menyindirku itu masih terdengar, kadang diselingi tawa. Aku cukup yakin, jika aku mengangkat wajah, salah satu atau beberapa orang dari mereka sedang melirikku. Aku tidak suka, tetapi mau bagaimana lagi? Walau tak kukenal dengan baik, mereka semua terikat darah denganku.
This is it. Cukup sudah. Aku tidak tahan lagi. Aku harus bicara. Akan kutegur mereka. Seenaknya saja menggunjingkan orang yang ada di depannya. Kemarahan tiba-tiba memenuhi dadaku. Aku berdiri sambil mengentakkan kaki. Derit nyaring kursi besi tua membuat beberapa orang menoleh.
Kudekati sumber suara gaduh itu.
“Maaf. Apa aku mengganggu kalian?” Aku sendiri terkejut mendengar nada suaraku.
Aku benar-benar sedang kesal.
“Eh, ada apa?” tanya Edo. Dia anak Om Samsudin, kakak ayahku. Aku dan Edo seumur, tetapi kami tidak pernah cocok.
Bahar berdiri, “Iya. Ada apa? Mengganggu bagaimana?”
Kukepalkan tangan, aku berbicara di antara gigi yang terkatup.
“Aku tahu, tadi kalian membicarakan aku. Maaf kalau aku tidak bisa ikut mengobrol. Aku memilih membaca karena aku ingin tenang.”
“Siapa yang membicarakanmu? Kami bicara sendiri dari tadi,” sahut Marlina yang disambut anggukan oleh yang lain. Mereka bersahutan cukup ramai sehingga beberapa pasang mata mengamati kami.
Kukepalkan tangan, aku berbicara di antara gigi yang terkatup.
“Aku tahu, tadi kalian membicarakan aku. Maaf kalau aku tidak bisa ikut mengobrol. Aku memilih membaca karena aku ingin tenang.”
“Siapa yang membicarakanmu? Kami bicara sendiri dari tadi,” sahut Marlina yang disambut anggukan oleh yang lain. Mereka bersahutan cukup ramai sehingga beberapa pasang mata mengamati kami.
Amarah mencengkeramku. Aku benar-benar siap meledak. Aku merasa deru jantungku kian kencang. Kepalanku kian kuat. Aku bisa merasakan ujung kuku menekan telapak tanganku. Kemarahan menguasaiku.
Tepat pada saat itu, pintu geser kehijauan itu terbuka.
“Keluarga Bapak Pattarani!”
Seperti disemprot air dengan selang, kami berhamburan mendekat.
“Operasi berhasil, pasien ada di ruang pemulihan.”
Ayahku bangkit dan mengusap matanya berkali-kali. Para om dan tante tersenyum lega dan segera sibuk mengabarkan kebahagiaan itu. Sepupu-sepupu yang sudah tertidur jadi terbangun, sebagian menangis karena terkejut sekaligus gembira. Kakek kesayangan kami terlepas dari bahaya. Seruan syukur berdengung memenuhi ruangan.
Marlina melompat kemudian menyalamiku dan Edo sekaligus. Kami semua bahagia, walau beberapa detik sebelumnya kami nyaris baku hantam.
Kini tugas kalian adalah menentukan ide pokok dan ide pendukung paragraf-paragraf dalam teks “Yang Lebih Penting dari Aku”.
Ide pokok adalah topik yang menjadi pokok pengembangan sebuah paragraf. Dengan kata lain, ide pokok adalah intisari dari sebuah paragraf. Ide pokok diperkuat oleh ide pendukung. Artinya, ide pendukung memperkuat dan melengkapi ide pokok.
Untuk menemukan ide pokok, kalian perlu membaca sebuah paragraf dengan saksama. Temukan kalimat yang mewakili isi paragraf tersebut. Posisi kalimat yang menjadi ide pokok tersebut dapat di awal, di akhir, di awal dan akhir, dan di tengah paragraf. Kadang, kalian harus menyimpulkan ide pokok tersebut dengan kalimat kalian sendiri. Karena itu, kalian harus mencermati bacaan dengan sebaik-baiknya.
Siap? Temukan letak ide pokok paragraf yang ditentukan, kemudian sebutkan ide pokok dan ide pendukungnya.
Tabel 1.2 Menemukan Ide Pokok dan Ide Pendukung
Kunci jawaban:
Paragraf 2
Letak Ide Pokok: di awal paragraf
Ide Pokok: "Aku benar-benar tidak ingin di sini."
Ide Pendukung: "Wajah-wajah gundah dan lelah membuatku tambah lemas."
Paragraf 4
Letak Ide Pokok: di tengah paragraf
Ide Pokok: "Kemarahan tiba-tiba memenuhi dadaku."
Ide Pendukung: "Seenaknya saja menggunjingkan orang yang ada di depannya."
Paragraf 10
Letak Ide Pokok: di tengah paragraf.
Ide Pokok: " Kakek kesayangan kami terlepas dari bahaya."
Ide Pendukung: " Seruan syukur berdengung memenuhi ruangan."
Sumber: Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas IX Kurikulum Merdeka, Pusat Perbukuan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kompleks Kemdikbudristek Jalan RS. Fatmawati, Cipete, Jakarta Selatan.
Disclaimer:
Jawaban di atas hanya digunakan oleh orang tua untuk memandu proses belajar anak.
Soal ini berupa pertanyaan terbuka yang artinya ada beberapa jawaban tidak terpaku seperti di atas.
(Tribun Banten)
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Kegiatan 2.4 Halaman 37-38 Tentang Penyampaian Iklan |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 14–15: Kegiatan 1.6 Struktur dan Kaidah Teks Berita |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 Halaman 104 Kurikulum Merdeka: Teks Tukang Ojek Payung |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 11: Tanggapan terhadap Isi Berita |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 8: Cara Menentukan Topik dan Sumber Berita |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.