Arti Ninik Mamak dalam Budaya Minangkabau, Jabatan Pemimpin dalam Suku dan Nagari

TRIBUNPADANG.COM - Simak arti ninik mamak dalam budaya Minangkabau, yang merupakan jabatan adat dalam suatu kaum dan nagari.

Istilah ninik mamak berasal dari budaya Minangkabau, suku yang mendiami wilayah Sumatera Barat (Sumbar).

Dalam bahasa Minangkabau, "ninik" berarti leluhur atau nenek moyang, sementara "mamak" mengacu pada paman dari pihak ibu.

Istilah ninik mamak dalam budaya Minangkabau merujuk kepada figur paman yang dihormati dan dianggap memiliki otoritas dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Minangkabau.

Ninik mamak adalah tokoh yang dihormati dalam struktur kekeluargaan Minangkabau yang matrilineal.

Baca juga: Gunakan Pakaian Adat Minang, Kepala Departemen Komunikasi Semen Padang Dikira Datuk oleh Ketua DPRD

Mereka memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan keluarga, termasuk dalam urusan adat, pemerintahan, dan penyelesaian konflik.

Menurut Perda Provinsi Sumbar Nomor 7 Tahun 2018, ninik mamak adalah orang yang diangkat sebagai penghulu adat oleh suku atau kaum dalam suatu nagari.

Lebih lanjut, melansir laman sumbarprov.go.id, ninik mamak adalah pemimpin adat (fungsional adat) di Minangkabau.

Kepemimpinan ninik mamak merupakan kepemimpinan tradisional, sesuai pola yang telah digariskan adat secara berkesinambungan,dengan arti kata “ patah tumbuah hilang baganti” kaum masing- masing, dalam suku dan nagari.

Seorang ninik mamak dalam masyarakat tidak akan berfungsi jika dalam kaum keluarga sendiri tidak mempunyai gelar kebesaran kaum yang diwarisinya. Penghulu terpilih karena tinggi tampak jauh gadang tampak dakek (jolong basuo) tinggi karena di sertakan (ruas) gadang dilintang pungkam.

Baca juga: Kata: nasi, dan Konteksnya dalam Bahasa Minangkabau

Jabatan ninik mamak sebagai pemegang sako datuk (datuak) secara turun temurun menurut garis keturunan ibu dalam sistem mitrilinel. Ninik mamak mengawasi,mengurusi dan menjalankan seluk beluk adat.

Ninik mamak adalah pemimpin dan pelindung kaumnya atau anak kemenakannya menurut sepanjang adat. 

Selain itu, dalam prakteknya sehari-hari, kewajiban ninik mamak terhadap anak kemenakan, korong kampuang dan nagari dalam mengantisipasi berbagai tantangan dan kendala kehidupan sejak dini.

Ninik mamak menjalankan tugasnya memimpin kaumnya dan tetap menjadi tokoh panutan yang sangat berperan di tengah-tengah lingkungan anak kemenakan, terutama dalam menyelesaikan berbagai masalah, seperti sengketa, baik yang timbul dalam kaum sendiri, antar kaum dalam suku atau antara nagari pada kecamatan yang berbeda, dalam kaidah” adaik salingka nagari, pusako salingkakaum”.