Kasus Rektor Unila
Mantan Rektor Unila Divonis 10 Tahun Penjara Terkait Kasus Suap Penerimaan Mahasiswa Baru
Majelis hakim menjatuhkan vonis penjara 10 tahun kepada Mantan Rektor Universitas Lampung (Unila) Karomani terkait kasus gratifikasi dan suap
TRIBUNPADANG.COM - Majelis hakim menjatuhkan vonis penjara 10 tahun kepada Mantan Rektor Universitas Lampung (Unila) Karomani terkait kasus gratifikasi dan suap Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) 2022.
Vonis dijatuhkan Majelis hakim PN Tanjungkarang, Bandar Lampung karena terdakwa Karomani terbukti melakukan tindak gratifikasi dan suap dalam penerimaan mahasiswa baru (PMB) Universitas Lampung 2022.
Putusan itu sendiri lebih rendah dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK terhadap Karomani dalam perkara gratifikasi dan suap PMB Unila yang menuntut penjara 12 tahun.
Tak hanya hukuman penjara, terdakwa Karomani juga diwajibkan membayar denda Rp 400 juta sebagai akibat perbuatannya.
Seperti diketahui, terdakwa Karomani menjalani sidang vonis terkait korupsi suap penerimaan mahasiswa baru (PMB) Universitas Lampung tahun 2022, Kamis (25/5/2023) sekira pukul 16.30 WIB.
Baca juga: Setelah Lampung, Kini Presiden Jokowi Sebut bakal Ambil Alih Perbaikan Jalan Rusak di Jambi
Adapun sidang yang dipimpin majelis Hakim Lingga Setiawan itu digelar seusai persidangan Heryandi dan M Basri yang merupakan terdakwa kasus yang sama.
Majelis hakim sendiri memvonis Karomani berdasarkan dakwaan JPU KPK menuntut terdakwa Karomani dengan Pasal 12 huruf a atau huruf b, atau Pasal 11, ataau Pasal 12 B Undang-undang nomor 31 tahun 1999, tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Tipikor, Juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP, Juncto Pasal 65 Ayat (1) KUHP unsur telah terpenuhi
"Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama sebagaimana dakwaan pertama dan kedua dari penuntut umum," ujar Ketua Majelis hakim, Lingga Setiawan membacakan putusan.
"Menjatuhkan hukuman pidana kepada terdakwa Karomani dengan pidana 10 tahun dan denda sebesar Rp 400 juta', katanya dikutip dari TribunLampung.com.
Hakim melanjutkan, apabila terdakwa tidak membayar denda yang dimaksud, maka akan diganti dengan pidana penjara masing-masing selama 4 bulan.
Baca juga: Tak Hanya Lampung, Jalan Provinsi Sumbar di Nagari Pagadih Juga Tak Layak, Berkerikil dan Berlumpur
Selain itu, majelis hakim juga menghukum terdakwa dengan pidana tambahan dengan membayar uang pengganti sebesar Rp 8 miliar 75 juta.
Hakim Lingga menjelaskan, uang denda itu sendiri wajib dibayarkan paling lama satu bulan setelah putusan hakim dibacakan.
"Jika tidak membayar denda tersebut, maka harta benda terdakwa akan disita untuk membayar uang pengganti tersebut,"
"Dan apabila hartanya tidak mencukupi maka diganti dengan penjara selama 2 tahun," pungkasnya.
Terdakwa Heryandi dan M Basri Divonis 4 Tahun 6 Bulan
Mantan Wakil Rektor 1 Universitas Lampung (Unila) Heryandi, dan eks Ketua Senat M Basri divonis penjara 4 tahun 6 bulan.
Baca juga: Presiden Jokowi Bagi-Bagi Kaos dan Sembako Seusai Salat Jumat di Lampung
Vonis hakim terhadap kedua terdakwa gratifikasi penerimaan mahasiswa baru (PMB) Universitas Lampung tahun 2022 lebih rendah 6 bulan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK yang menuntut Heryandi dan Basri 5 tahun penjara.
Menyikapi putusan tersebut, Heryandi mengatakan dirinya berserah menjalani takdir yang maha kuasa.
Dia pun mengatakan, akan berkomunikasi dengan tim penasihat hukum apakah akan melakukan banding atau tidak terhadap putusan hakim.
"Kita jalani saja lahya, sudah takdir dari yang maha kuasa," ujar Heryandi seusai persidangan.
"Untuk banding kami masih pikir-pikir, diskusi dulu sama PH (Penasihat Hukum)," imbuhnya.
Baca juga: Satu Jam Lebih Jokowi Kelilingi Jalanan Rusak Pakai Mobil RI 1 di Lampung Selatan
Hal senada juga disampaikan oleh terdakwa M Basri yang mengatakan masih akan berdiskusi dengan penasihat hukum terkait melakukan banding.
Ditanya terkait uang denda dan juga uang pengganti yang dibebankan kepadanya, Basri mengatakan bahwa dirinya akan membayar semua uang tersebut.
"Soal banding diserahkan ke PH, kita mau pikir-pikir dulu," kata Basri.
"Uang pengganti tentu akan kita bayar, imbuhnya.
Sementara itu, JPU KPK Agung Satrio Wibowo mengatakan, pihaknya mengapresiasi putusan hakim tersebut.
Pasalnya, pihaknya menilai putusan hakim tersebut masih sesuai dengan tuntutan yang diajukan oleh JPU.
"Pada dasarnya kami mengapresiasi putusan Majelis Hakim karena itu sama dengan tuntutan kami. Jadi kami juga menyatakan masih pikir-pikir akan putusan itu," ujar JPU KPK, Agung Satrio Wibowo.
Maigus Nasir Tantang Tim Jitupasna Padang Bisa Buat Dokumen Pengkajian Kebutuhan Pascabencana |
![]() |
---|
100 Tenaga Alih Daya Jadi 'Amunisi' Baru Dishub Padang, Resmi Aktif 1 September 2025 |
![]() |
---|
Pasaman Barat Jadi Penyumbang Inflasi Tertinggi di Sumbar, Cabai Merah Jadi Pemicu |
![]() |
---|
Inilah Jadwal Acara TV Rabu 3 September 2025 di NET TV, SCTV, RCTI, Trans TV, Trans 7 dan Indosiar |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 Halaman 116: Artikel Penciptaan Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.