Usai Curhat Mengaku Tak Dihargai Jadi Food Vlogger, Youtuber Magdalena Dibully Oleh Warganet

"Apalagi temen-temen aku yang lebih kecil lagi secara media, aku sering banget dapat cerita kayak ditolak gitu," ujarnya.

"Terus pada datang review restoran, dibiarin aja, enggak dijamu. Pikir aku, kok enggak ada kelasnya banget ya food vlogger di sini," imbuh Magdalenaf.

Curhatan Magdalena merasa dipandang sebelah mata meski memiliki jutaan followers pun jadi sorotan.

Video Magdalena itu lantas menuai pro kontra di sejumlah media sosial, termasuk di Twitter dan Instagram.

Bahkan kini akun Instagram pribadinya, @mgdalenaf ikut 'diserang' warganet.

Unggahan terakhir Magdalena pada 31 Maret 2023, turut dikomentari warganet yang membahas soal curhatan sang food vlogger itu.

Magdalena memiliki nama asli Magdalena Fridawati."Espected you before, gua kira lu bener2 tulus bantu review UMKM tanpa dibayar tp lu bayar mereka dengan membeli makanan, tapi ternyata lu minta gratisan sebagai timbal balik dengan mengandalkan followers? Just wow," tulis akun @fergo.sl.

"Lu datang ke warung, dapat konten, dapat adsense, masa bayar makanan yg gak seberapa itu gak mau hehe, ada beberapa warung yg perlu bertahan buat bayar karyawan, buat beli bahan makan, buat bayar listrik pake duit, bukan exposure lu aja," tulis akun @aldrs.13.

"Kirain mba magda ikhlas dan honest review:(," tulis akun @livin.ky.

"SI PALING FOOD VLOGGER GAMAU DIPANDANG SEBELAH MATA," tulis akun @tasyabachtiar.

"“Bisa bayar berapa” “nilainya tidak ternilai loh pak” jujur ga nyangka bakalan denger kata2 ini dr seorang magda.. kesan yg muncul lgs negatif sih pas denger.. merasa seterkenal, sehebat, dan seberpengaruh itu kah di dunia F&B marketing??," tulis akun @liaclaraa.

"Followers 2jt makan minta gratisan dih org jualan nyari duit kali," tulis akun @ccoffeepapi.

Baca juga: POPULER Seleb: Chord Gitar Lagu Cinta Monyet dan Hingga Ku Takkan Bisa Tuk Terbang Tinggi Lagi

Profil Magdalena

Ia populer dengan julukan Mgdalenaf di sosial media.

Magdalena lahir di Bekasi, Jawa Barat, 29 April 1994.