Citizen Journalism
Tinggi Ruok Sebagai Sinonim dari Pembual: Jangan Jadi Pelupa-Anonim
KALAU hendak menjadi pembohong janganlah jadi pelupa-Anonim. Kebohongan akan terus dibuat untuk menutupi kebohongan lainnya hingga tidak ada satu pun
Oleh Ike Revita, Penulis adalah Dosen Prodi Magister Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas (Unand)
KALAU hendak menjadi pembohong janganlah jadi pelupa-Anonim. Kebohongan akan terus dibuat untuk menutupi kebohongan lainnya hingga tidak ada satu pun orang yang percaya dengan ucapan pembohong itu-Anonim
Artikel yang bercerita tentang sifat tinggi ruok ini pernah saya tulis beberapa tahun yang lalu. Akan tetapi, berbicara mengenai tinggi ruok seakan tidak pernah habis dan selalu menarik untuk didiskusikan.
Ada banyak pembelajaran yang dapat diambil dari sifat dan sikap tinggi ruok serta si Tinggi Ruok ini.
Tinggi Ruok memiliki makna yang sama dengan pembual. Dalam KBBI (2022), pembual diartikan sebagai orang yang suka berbicara omong kosong atau bersikap sombong. Tinggi ruok dapat dikatakan sebagai sinonim dari pembual.
Pembual adalah orang yang suka bercerita dengan cara, yang berlebihan atau melebih-lebihkan sesuatu yang sebenarnya tidak terlalu penting atau menarik.
Biasanya, pembual menganggap dirinya lebih hebat dari orang lain dan ingin dilihat sebagai sosok yang sangat penting atau berprestasi.
Sikap pembual seringkali membuat orang lain merasa tidak nyaman, terutama jika pembual tersebut terus-menerus membanggakan dirinya dan merendahkan orang lain.
Tidak hanya itu, sikap pembual juga dapat membuat orang lain kehilangan rasa percaya diri dan merasa minder.
Sebenarnya sikap pembual dapat berasal dari banyak hal, seperti kurangnya kepercayaan diri atau keinginan untuk mendapat perhatian.
Namun, hal tersebut tidak boleh dijadikan alasan untuk terus menerus bercerita dengan cara yang berlebihan dan merendahkan orang lain.
Jika ada yang merasa memiliki sikap pembual, beberapa hal dapat dilakukan untuk mengubah sikap tersebut.
Pertama, cobalah untuk menghargai orang lain dan tidak merendahkan mereka.
Kedua, berusahalah untuk berbicara dengan cara yang jujur dan tidak melebih-lebihkan sesuatu.
Ketiga, coba untuk membangun kepercayaan diri dengan cara yang positif, seperti dengan meningkatkan kemampuan atau keahlian yang Anda miliki.
Namun, jika kitaa memiliki teman atau kolega yang pembual, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghadapinya.
Pertama, cobalah untuk tidak merespon dengan emosi yang negatif seperti marah atau jengkel, karena hal tersebut hanya akan membuat situasi semakin buruk.
Kedua, berusaha untuk mengalihkan perhatian pembual dari dirinya sendiri dan mengarahkannya pada topik yang lebih luas atau menarik.
Ketiga, jika situasinya tidak membaik, kita bisa mencoba untuk berbicara dengan pembual secara pribadi dan mengungkapkan perasaan dengan cara yang sopan dan jelas.
Mengapa orang suka membual dan bagaimana menghadapinya?
Pertama, rasa percaya diri yang tinggi. Beberapa orang merasa bahwa dengan membual, mereka dapat menunjukkan bahwa dirinya memiliki kemampuan yang baik dan diakui oleh orang lain.
Hal ini bisa memberikan rasa percaya diri yang tinggi pada diri mereka sendiri.
Kedua, ingin diterima oleh orang lain. Membual juga bisa menjadi cara untuk mendapatkan pengakuan atau penerimaan dari orang lain.
Orang yang merasa tidak diakui atau merasa rendah diri, cenderung akan membual sebagai upaya untuk meraih perhatian
Orang yang suka meninggi atau tinggi ruok ini sering dilabeli sebagai orang yang sombong. Perilaku tinggi ruok sering merasa lebih baik daripada orang lain dan seringkali berusaha untuk menunjukkan keunggulan mereka dengan cara yang sombong atau merendahkan orang lain.
Orang yang tinggi ruok cenderung memiliki rasa percaya diri yang tinggi tetapi juga menderita kekurangan empati dan kepekaan terhadap perasaan orang lain.
Ada banyak alasan mengapa seseorang bisa tinggi ruok. Di antaranya adalah ingin memperbaiki harga diri, merasa tidak aman, atau ingin menarik perhatian.
Namun, perilaku ini seringkali dilihat sebagai tanda ketidakmatangan dan kurangnya kualitas kepribadian yang diinginkan seperti kerendahan hati dan rasa empati.
Sifat dan sikap tinggo ruok biasanya dianggap tidak menyenangkan dan mungkin sulit berkaitan dengan orang lain.
Mereka sering terlihat mengesampingkan orang lain dan mencari perhatian dengan merendahkan orang lain atau menunjukkan keunggulan mereka.
Hal yang jelas, apa pun namanya, apakah tinggi ruok, pembual, atau menyombong juga bisa menjadi hambatan dalam mencapai kesuksesan.
Mereka yang terlalu terobsesi dengan diri mereka sendiri dan tidak memperhatikan perasaan atau pendapat orang lain mungkin akan kehilangan dukungan dari teman, rekan kerja, atau orang lain yang bisa membantu mereka mencapai tujuan mereka.
Jika ada orang yang suka tinggi ruok atau menyombong, penting untuk menyadari perilaku tersebut dan mencoba untuk memperbaiki diri.
Ada baiknya untuk mendengarkan pendapat dan perasaan orang lain, mengakui kekurangan, dan berbicara dengan rendah hati tentang kelebihan yang dimiliki.
Dengan demikian, hubungan yang lebih positif dapat dibangun dengan orang lain sehingga kesuksesan yang lebih besar dapat dicapai.
Yang jelas, bersifat tinggi ruok dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenali sikap tinggi ruok dan mencari cara untuk mengubahnya menjadi sikap yang lebih positif, sehingga memberi kenyamanan tidak hanya untuk si Tinggi Ruok tetapi juga lingkungannya.(*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.