Kabupaten Sijunjung

Pemkab akan Ganti Nama RSUD Sijunjung menjadi RSUD Ahmad Syafii Maarif, Tunggu Proses di Kemenkes

Pemkab Sijunjung mengupayakan penggantian nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sijunjung menjadi RSUD Ahmad Syafii Maarif.

|
Penulis: Hafiz Ibnu Marsal | Editor: Rahmadi
Dok. Pemkab Sinjunjung
RSUD Sijunjung 

TRIBUNPADANG.COM, SIJUNJUNG - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sijunjung mengupayakan penggantian nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sijunjung menjadi RSUD Ahmad Syafii Maarif.

Kepala Dinas Sosial Perlindungan Perempuan dan Anak (Kadinsos PPA) Sijunjung Yofritas mengatakan nama Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2000-2005 itu direncanakan jadi nama dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sijunjung.

"Untuk pergantian nama RSUD Sijunjung saat ini masih dalam proses pengurusan ke Kemenkes RI," ujar Yofritas,  kepada TribunPadang.com, Selasa (7/3/2023).

Ia menjelaskan, Buya Ahmad Syafii Maarif juga termasuk kedalam tokoh yang berjasa dalam pendirian RSUD tersebut, dan Ahmad Syafii Maarif turut serta dalam peletakan batu pertama pembangunan rumah sakit itu.

Pemkab Sijunjung juga mengusulkan nama Buya Ahmad Syafii Maarif agar ditetapkan menjadi pahlawan nasional.

Baca juga: Pemkab Sijunjung Tetapkan Nama Jalan Ahmad Syafii Maarif, Upaya Jadikan Pahlawan Nasional

Ia berharap, dengan pemberian nama jalan tersebut, nantinya proses menjadikan Ahmad Syafii Maarif sebagai pahlawan nasional bisa segera terwujud.

Selain itu, nama tokoh Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif ditetapkan sebagai nama jalan di Nagari Muaro, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung,.

Yofritas menyebut, penamaan jalan tersebut merupakan upaya dalam menjadikan Buya Syafii Maarif sebagai pahlawan nasional.

"Persyaratan menjadikan Buya Ahmad Syafii Maarif sebagai pahlawan nasional adalah nama beliau sebagai nama di tempat-tempat yang monumental," ungkapnya kepada TribunPadang.com, Selasa (7/3/2023).

Dikatakannya, pihaknya memilih mengabadikan nama Ahmad Syafii Maarif di sana, karena pada jalan tersebut terdapat Gedung Dakwah Ahmad Syafii Maarif.

Baca juga: Sosialisasi Program Agrosolution, BUMNag se Kabupaten Sijunjung Diminta Tentukan Unit Usaha Baru

Lanjutnya, hal tersebut tertuang dalam Keputusan Bupati Sijunjung Nomor: 188/13/PUPR-2023 Tentang Penggantian nama jalan kabupaten pada ruas Jalan Lingkar Pasar Inpres menjadi Jalan Ahmad Syafii Maarif pada tanggal 21 Februari 2023.

Buya Ahmad Syafii Maarif saat kunjungannya ke Sumatera Barat (Sumbar).
Buya Ahmad Syafii Maarif saat kunjungannya ke Sumatera Barat (Sumbar). (TRIBUNPADANG.COM/RIZKA DESRI YUSFITA)

Profil Ahmad Syafii Maarif

Dikutip dari Tribun Wiki, Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif merupakan seorang ulama dan tokoh pemikir Islam di Indonesia.

Ahmad Syafii atau Buya Syafii lahir di Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, pada 31 Mei 1935. Ia lahir dari pasangan Ma'rifah Rauf Datuk Rajo Malayu dan Fathiyah.

Buya Syafii menempuh pendidikan dasar di tanah kelahirannya, Sumpur Kudus.

Ia kemudian melanjutkan pendidikan ke Madrasah Mualimin di Balai Tengah, Lintau, Sumatera Barat.

Baca juga: Musda Muhammadiyah dan Aisyah Kota Pariaman, Wako: Semoga Bisa Bahu Membahu di Bidang Pendidikan

Setelah itu, Buya Syafii yang berusia 18 tahun, merantau ke Jawa untuk melanjutkan pendidikan di Madrasah Mu'alimin Muhammadiyah di Yogyakarta.

Lulus dari Madrasah Mu'alimin, Buya mengabdi selama satu tahun di lembaga pendidikan yang dikelola organisasi Muhammadiyah, tepatnya di Lombok, Nusa Tenggara Timur.

 Selesai dengan pengabdian, Buya melanjutkan pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Cokroaminoto Surakarta.

Kala itu, terjadi pemberontakan PRRI/Permesta yang mengakibatkan hubungan Sumatera dan Jawa terputus.

Akibatnya, bungsu dari empat bersaudara seibu seayah ini tidak bisa lagi mendapat bantuan biaya kuliah dari saudaranya. Buya pun memutuskan untuk berhenti kuliah.

Baca juga: Irman Gusman Dukung Sumatera Barat jadi Tuan Rumah Muktamar Muhammadiyah 2027

Guna menyambung hidup, Buya Syafii menjadi guru desa di wilayah Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

Setelah uang terkumpul, Buya Syafii melanjutkan pendidikannya di Jurusan Sejarah Universitas Cokroaminoto dan berhasil meraih gelar Sarjana Muda pada 1964.

Empat tahun kemudian, tepatnya pada 1968, Buya berhasil meraih gelar sarjana dari Fakultas Keguruan Ilmu Sosial IKIP.

Menekuni ilmu sejarah, Buya mengikuti Program Master di Departemen Sejarah Universitas Ohio, Amerika Serikat (AS).

Dirinya juga meraih gelar doktor dari Program Studi Bahasa dan Peradaban Timur Dekat, Universitas Chicago, AS, dengan disertasi, Islam as the Basis of State: A Study of the Islamic Political Ideas as Reflected in the Constituent Assembly Debates in Indonesia.

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved