Sinetron Indonesia
Tajwid Cinta Episode 10, Jebakan Nadia Salah Sasaran, Alina Kecelakaan hingga Pendarahan di Otak
Rangkuman Tajwid Cinta episode 10, jebakan Nadia salah sasaran, Alina kecelakaan hingga pendarahan di kepala.
Penulis: Nika Afrilia | Editor: Nika Afrilia
Mereka lalu istirahat. Baju Alina longgar dan ia meminta bantuan Syifa di tengah set untuk membantunya memperbaiki. Namun, Alina melihat ke atas dan menyadari lampu sorot jatuh.
Ia mendorong Syifa agar tidak terkena namun Alina tertimpa lampu sorot dan berdarah hingga tak sadarkan diri. Dafri dan yang lain langsung panik dan Syifa langsung menelpon ambulans.
Dafri mengatakan bahwa tanpa Alina, dia tidak tahu harus bagaimana dan Syifa langsung tertegun mendengarnya.
Kemudian, ambulans sampai dan Alina segera dibawa ke rumah sakit. Syifa langsung menelpon Rahmad untuk mengabari kabar Alina.
Nadia dan Rahmad pun bergegas datang ke rumah sakit. Rahmad menenangkan Nadia.
Di perjalanan, Nadia mengutuk orang suruhannya karena sudah salah sasaran.
Mbok Siti melihat mobil Nadia dan Rahmad pergi lalu ia menghampiri Cici di depan rumah yang juga ikutan nangis. Ia menanyakan apa yang terjadi.
Mbok Siti pun akhirnya tahu kabar mengenai Alina dan segera melaporkannya ke majikannya, Indri.
Indri langsung menelpon Dafri untuk mengabari bahwa ia akan menyusul ke rumah sakit. Dafri pun sedih dan berkata apa yang harus ia lakukan karena hanya Alina untuknya di dunia ini.
Mendengarnya, Syifa langsung pergi.
Indri pun mengingatkan Dafri untuk mengecek keadaan Syifa juga karena kondisi Syifa yang belum sepenuhnya pulih dari kejadian terkunci di mesin pendingin lalu.
Ketika Indri berkata itu, Dafri langsung mencari Syifa yang ternyata sudah tidak ada. Dafri kemudian panik dan menyampaikan bahwa Syifa juga sudah tidak ada.
Indri menenangkan Dafri dan menyuruhnya mencari Syifa dulu. Telepon lalu ditutup.
Namun, seusai itu, dokter langsung keluar dari ruangan dan mengabarkan bahwa Alina harus segera dioperasi karena mengalami pendarahan di kepala.
Syifa malah berpapasan dengan Nadia dan Rahmad. Nadia langsung menyalahkan Syifa atas segalanya dan mengatakan Syifa sebagai pembawa sial.
Ketika hendak memukul Syifa, Rahmad langsung menahan dan menenangkan Nadia.
Nadia langsung pergi lalu Rahmad menenangkan Syifa yang terus-terusan meminta maaf.
Nadia dan Rahmad pun sampai ke ruangan Alina namun belum diperbolehkan masuk.
Dokter kemudian keluar dan mengabari keluarga Alina bahwa Alina mengalami pendarahan di otak dan harus menjalani operasi besar. Selain itu, Alina juga memerlukan donor darah.
Karena darahnya O-, hanya bisa menerima sesama pendonor dengan darah O. Sedangkan, Dafri tidak bisa karena darahnya A.
Nadia, Rahmad, dan Syifa pun melakukan pengecekan darah.
(*)